Setelah membaca riwayat hidup Rasulullah saw akan terasa betapa mumpuninya beliau dalam menjalani kehidupan di tengah-tengah orang-orang Quraisy. Welas asih, bijaksana, sabar, pemaaf, berjiwa pemimpin, bermasyarakat dan sifat-sifat baik lainnya akan kita jumpai dalam dirinya.
Sungguh, hati beliau adalah sebaik-baik hat; paling lebar, paling kuat, paling bertakwa, paling bersih, paling lunak dan paling halus. Satu-satunya hati yang penuh dengan nur iman dan Alquran.
Hati Nabi Saw adalah hati terbaik. Terdapat sebuah hadis yang diceritakan oleh Ibnu Mas’ud ra, Ia berkata:
“Sesungguhnya Allah Swt memandang dalam hati seluruh hamba-Nya. Lalu Dia menemukan hati Muhammad Saw sebagai hati terbaik. Allah memilih hati tersebut untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai rasul. Kemudian kembali Dia melihat hati seluruh hamba. Ditemukan-Nya hati para sahabat sebagai hati terbaik. Maka Dia memilih mereka sebagai wazir atau menteri Nabi Saw yang berkenan berperang untuk agamanya. Perkara yang disaksikan oleh orang Islam sebagai perkara baik maka menurut Allah baik dan perkara yang disaksikan oleh orang Islam buruk maka menurut Allah buruk. HR. Ahmad dan lainnya.
Bersih dan sucinya hati Rasulullah salah satu penyebabnya adalah melalui proses pembedahan dan pencucian yang dilakukan oleh malaikat Jibril. Dalam usia yang berbeda-beda, empat kali hati beliau dibedah.
Baca juga:
Setiap pembedahan memiliki hikmah agung untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi di usia berikutnya. Berikut penjelasan empat pembedahan yang dialami Junjungan kita.
Pertama, pembedahan dioperasikan saat beliau masih kecil saat masih dalam pangkuan Halimah. Saat itu, dikeluarkan dari hati beliau suatu wadah bagian dari setan. Bagian ini merupakan tempat setan memulai aksinya untuk menjerumuskan manusia. Diriwayatkan dari Anas ra:
Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah Saw yang sedang bermain dengan anak-anak lainnya. Jibril membawa dan membuat beliau tidak sadarkan diri. Setelah itu, dia membelah dada beliau, mengeluarkan hatinya, lalu mengeluarkan segumpal darah darinya. Jibril berkata, “Ini adalah bagian setan darimu.” Kemudian dia meletakkannya di nampan dari emas, lalu membasuhnya dengan air zamzam. HR. Muslim
Kedua, Pembedahan dioperasikan saat beliau berumur 10 tahun. Hikmah pembedahan kedua ini adalah, bahwa umur 10 mendekati usia taklif (menjadi mukallaf). Hati beliau dibelah dan dibersihkan, sehingga tidak tercampur dengan hal yang membuat seorang pemuda cacat.
Ketiga, pembedahan dilakukan saat beliau didatangi malaikat Jibril dengan membawa wahyu dan risalah kenabian. Sebagaimana dituturkan oleh ulama, hikmah pembedahan ini agar menambah kemuliaan, pertolongan, kekuatan, dan persiapan beliau menjadi seorang nabi. Dengan begitu, Sang Pembawa syariat ini bisa menerima wahyu dengan hati yang kuat dalam kondisi yang sempurna, bersih dan diridhai.
Keempat, pembedahan dilakukan saat malam isra’ mi’raj sebagaimana tersebut dalam hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Hikmah pembedahan ini untuk menambah kemuliaan, keagungan, pertolongan dan persiapan beliau menghadap Allah, bermunajat, menyaksikan nur (cahaya), sirr (rahasia), jamal (keindahan) dan jalal (keagungan) nya.
Keempat peristiwa ini disampaikan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani dalam kitabnya yang berjudul Muhammad shalallahu ‘alai wa sallam al-Insan Al-Kamil.