Sedang Membaca
Syabakah dari Bashrah
Muhammad Iqbal
Penulis Kolom

Muhammad Iqbal. Sejarawan. Dosen Prodi Sejarah Peradaban Islam IAIN Palangka Raya. Editor Penerbit Marjin Kiri. Menulis dua buku: Tahun-tahun yang Menentukan Wajah Timur (Yogyakarta: EA Books, 2019), dan Menyulut Api di Padang Ilalang: Pidato Politik Sukarno di Amuntai, 27 Januari 1953 (Yogyakarta: Tanda Baca, 2021).

Syabakah dari Bashrah

Syabakah adalah seorang perempuan yang spesialis dalam hal kehati-hatian (wara’). Ia dari Bashrah -kini wilayah Irak- seperi Maryam dan Rabiah.

Di rumah sang sufi, terdapat sel-sel bawah tanah (sara dib) bagi murid-murid perempuannya, di mana mereka belajar seluk-beluk mujahadah dan pelbagai praktik spiritual.

Syabakah pernah mengatakan:

“Jiwa manusia disucikan oleh tindak-tindak ibadah (riyadlah). Dan manakala ia telah disucikan, ia menemukan kedamaian dalam ibadah, sebagaimana sebelumnya ia terbebani olehnya.”

Abu Sa’id ibnu al-Arabi juga menyebutkan pernyataan serupa dalam Kitab ath-Thabaqat.

Secuil Catatan:

Ahli Keislaman asal Swedia, Tor Andrae (1885-1947)dalam bukunya In the Garden of Myrtles: Studies in Early Islamic Mysticism, “Selama masa paling awal Islam, zahid-zahid tertentu membuat sebuah sel atau kamar bawah tanah di dalam atau di bawah rumah-rumah mereka, di mana secara periodik mereka mempraktikkan kehidupan kepertapaan semu.”

Meskipun Louis Massignon, ahli Islam dari Prancis (1883-1962) tak menyebutkan istilah Persia dengan Sardab (ruang bawah tanah, gudang) dalam Essay, dia mewicarakan mathmurah (Persia, shikaft, gudang bawah tanah).

Mula-mula digunakan oleh zahid-zahid Kristen Nestorian, gudang-gudang bawah tanah juga digunakan oleh sufi-sufi awal di Khurasan.

Baca juga:  Tentang Tasawuf
Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top