Sedang Membaca
Diaspora Santri (6): Strategi Diplomasi Islam Nusantara (Pengalaman Tribakti PCINU Belanda)
Fachrizal Afandi
Penulis Kolom

Fazhrizal Afandi adalah santri yang saat ini berkhidmat di PCI Nahdlatul Ulama Belanda sambil nyambi kuliah di Fakultas Hukum Universitas Leiden Belanda

Diaspora Santri (6): Strategi Diplomasi Islam Nusantara (Pengalaman Tribakti PCINU Belanda)

Img 20201022 Wa0026

Bangsa Indonesia perlu menjadikan ‘Islam Nusantara’ sebagai bagian penting dari diplomasi budaya Indonesia dalam rangka mewujudkan politik luar negeri yang bebas dan aktif sesuai amanat konstitusi.

Pernyataan di atas merupakan salah satu dari enam butir seruan “Piagam Den Haag” yang secara lantang dideklarasikan oleh beberapa Duta Besar Indonesia, yaitu Duta Besar Aljazair, Libanon, Arab Saudi dan Azerbaijan,  perwakilan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) dari berbagai negara, perwakilan diaspora muslim Indonesia di Belanda, serta aktivis dialog agama dan perdamaian di Belanda pada 29 Maret 2017 lalu.[1]

Piagam Den Haag ini dapat disebut sebagai salah satu rekomendasi pamungkas dari Konferensi Internasional PCI NU Belanda tentang Rethinking Indonesia’s Islam Nusantara: from local relevance to global significance yang diselenggarakan bekerja sama dengan Vrije Universiteit Amsterdam.[2]

Dua tahun kemudian, pada Juni 2019, PCI NU Belanda kembali menyelenggarakan rangkaian konferensi dengan tema “Seeking the middle path (al-Wasatiyya): Articulations of Moderate Islam” yang salah satunya disponsori oleh Radboud Universiteit Nijmegen Belanda. Kegiatan yang dibuka oleh Menteri Agama RI[3] dan dihadiri juga oleh Pemerintah Belanda melalui Ministry of Foreign Affairs dan Ministry of Justice and Security[4] ini dimaksudkan untuk lebih mengkonkretkan rekomendasi Piagam Den Haag.

Jika dirunut lebih jauh, berbagai seminar ini sebenarnya hanyalah sedikit dari  beberapa ikhtiar yang telah dilakukan PCINU Belanda untuk melaksanakan mandat institusional Muktamar NU ke-33 di Jombang Jawa Timur pada 2015 lalu untuk melakukan syiar Islam Nusantara ke dunia. Sejak dibentuk dan disahkan pada tahun 2014 lalu, selain melakukan penataan organisasi (jam’iyah), PCINU Belanda telah berusaha dalam skala yang lebih kecil untuk memperkenalkan gagasan Islam Nusantara untuk publik di Belanda. Program pertama yang diluncurkan oleh PCINU Belanda adalah penyelenggaraan sarasehan dan Workshop dengan tema Globalising ‘Islam Nusantara’: envisioning Indonesian Muslim diaspora’s role[5] serta Rapat Koordinasi PCINU Eropa dan Mediterania pada bulan Januari 2015. Kegiatan yang dihadiri oleh Pj. Pejabat Rais Aam KH Ahmad Mustofa Bisri ini menjadi pijakan awal bagi PCINU Belanda untuk merumuskan strategi dan langkah lanjutan untuk syiar Islam Nusantara khususnya di Eropa. [6]

Setelah melalui beberapa rapat dan diskusi intensif, akhirnya muncul gagasan untuk memfokuskan langkah gerak NU Belanda dalam rangka syiar Islam Nusantara pada tiga ranah. Ini kemudian dikenal sebagai Tribakti PCINU Belanda.

Pertama, pengembangan dan reaktualisasi Ahlussunnah Wal Jama’ah an-Nahdliyyah di kalangan diaspora Indonesia. Kedua, pemberian kontribusi ke tanah air menyangkut berbagai isu aktual, sesuai kompetensi para aktivis PCINU Belanda yang sedang menempuh studi. Ketiga, membangun wacana publik di Belanda dalam rangka “dialog peradaban” menyangkut beberapa isu sosial politik dan keagamaan.

Dengan segala keterbatasan sumber daya PCINU Belanda yang mayoritas pengurusnya adalah mahasiswa yang disibukkan dengan tugas perkuliahan, tidak mudah untuk menerjemahkan ketiga strategi ini secara simultan dalam pergerakan jam’iyah. Model keorganisasian NU yang cair memang memberikan keleluasaan bagi diaspora NU di luar negeri untuk berijtihad mengembangkan strategi dan program mereka. Namun demikian tetap dibutuhkan peran PBNU dalam melakukan penataan misi dan kelembagaan PCI NU untuk menambal lobang yang ada dalam pergerakan syiar Islam Nusantara di level internasional.

Baca juga:  Kita Belajar Kembali Tentang Arti Mengapresiasi

Transformasi Nahdliyin di Belanda

“Jika para pengurus NU bisa merapikan aspek jam’iyah, maka harapan dunia atas peran penting Islam Nusantara dapat diwujudkan. Kalau masalah ini bisa dijawab, maka NU akan bisa menjawab masalah dunia’ (KH. A Musthofa Bisri, Pj Rois Aam PBNU 2014-2015)[7]

Meskipun saya lahir dan besar di keluarga Nahdliyin,[8] namun baru 2014 saya tercatat secara formal sebagai anggota dan mulai mengenal NU secara kelembagaan. Pesan Gus Mus yang disampaikan pada malam saat pertemuan fungsionaris PCI NU Eropa dan Mediterania ini selalu terngiang di telinga saya selama menahkodai PCINU Belanda periode pertama pada tahun 2014 hingga 2017 lalu. Jika ditanya apa yang menjadi motivasi para santri yang sedang di luar negeri, khususnya di Belanda mau repot mengurusi NU, jawaban yang didapat tidak lain karena keinginan untuk mendapat berkah dari Jam’iyah dan percikan syafaat Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari.[9]

Harus diakui, PBNU tampak tidak memiliki strategi, desain atau bahkan roadmap untuk memaksimalkan peran diaspora NU termasuk fungsionaris PCINU di luar negeri.[10] Ini misalnya dapat terlihat dari tidak adanya pembekalan bagi Nahdliyin yang akan melakukan studi dan bekerja ke negara-negara non Timur Tengah.[11]

Selain itu, ketiadan program dan divisi khusus yang fokus menangani strategi syiar Islam Nusantara di luar negeri juga membuat orkrestrasi dakwah PCI NU menjadi tidak seragam.[12] Ini yang kemudian membuat saya bersama pengurus lain terpaksa harus menata kelembagaan PCINU Belanda dari nol agar lebih dapat berkiprah di ranah internasional.[13]

Meski secara kelembagaan NU Belanda masih cukup muda, namun secara kultural  NU telah ada di Belanda bahkan sejak puluhan tahun lalu. Generasi awal Nahdliyin di Belanda memang memilih tidak mendirikan cabang NU dan mendirikan organisasi yang lebih merangkul berbagai macam golongan diaspora muslim.

Pada tahun 1971, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersama para mahasiswa lulusan Timur Tengah lain seperti KH Ahmad Hambali Maksum, KH Naf’an Sulhan dan beberapa tokoh lain sepakat untuk membentuk Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa (PPME) di Den Haag. PPME ini kemudian berkembang luas, dan memiliki cabang di beberapa kota di negara lain di Eropa. [14]

Kesadaran warga Nahdliyin untuk membentuk Pengurus Cabang Istimewa NU baru terjadi pada tahun 2014 an pasca penetrasi massif dari kelompok Islamis mulai mengganggu ritme dakwah ala NU.[15] Untuk membendung gerakan Islamis ini, para sesepuh memandang perlu untuk memformalkan hubungan antara jamaah Nahdliyin di Belanda dengan PBNU. Salah satu harapan dari para mukimin yang mengemuka pada waktu itu adalah PBNU dapat memfasilitisi kebutuhan para dai yang dapat dikirim ke Belanda untuk memberikan pemahaman masalah-masalah keagamaan kepada para diaspora NU. Gayung kemudian bersambut dengan pembentukan dan pengesahan PCINU Belanda untuk pertama kalinya pada tahun 2014.[16] Kepengurusan PCINU Belanda periode pertama ini mengakomodir tidak hanya mahasiswa, namun juga mukimin berkewarganegaraan Indonesia maupun Belanda yang memiliki semangat untuk mensyiarkan Islam Nusantara.

Baca juga:  Mengenal Tradisi Bahtsul Masail di Lingkungan NU

Terkait dengan strategi Tribakti yang disinggung di awal tulisan, telah banyak program yang dilakukan PCI NU Belanda. Beberapa contoh, misalnya dengan mempersiapkan konten dakwah melalui penyampaian khutbah dan booklet amaliyah ala NU di masjid-masjid Indonesia di Belanda. Pengurus juga cukup aktif turut membantu penyelenggaraan peringatan hari-hari besar Islam, seperti peringatan Maulid Nabi, peringatan hari santri dan peringatan hari besar lainnya.[17] Selain itu PCINU juga membantu menghadirkan beberapa dai NU baik dari Indonesia maupun dari Maroko untuk memberikan pengajian kepada ummat muslim di Belanda.[18] Bahkan NU Belanda dengan berkerja sama dengan UIN Sunan Ampel Surabaya  memfasilitasi beberapa mahasiswa melakukan KKN internasional di Belanda yang mengambil fokus terkait Islam Nusantara.[19] Untuk membantu menjawab permasalahan terkait ubudiyah dan muammalah diaspora muslim Indonesia, PCINU Belanda menyelenggarakan kegiatan bahtsul masail bekerja sama beberapa PCINU dari negara lain.[20]

Terkait strategi Tribakti kedua, PCINU Belanda mendorong Nahdliyin yang sedang menempuh kuliah untuk memberikan kontribusi terhadap isu-isu yang sedang hangat di tanah air. Mulai dari penyelenggaraan sarasehan terkait gerakan anti korupsi,[21] isu pertanian, hak minoritas, sengketa lahan,[22] kebakaran hutan,[23] dan beberapa isu lain yang menjadi kompetensi diaspora Nahdliyin di Belanda. PCINU Belanda juga menyalurkan bantuan baik berupa  zakat, infak, shodaqoh kepada masyarakat di Indonesia yang terkena musibah atau yang sedang membutuhkan.[24]

Selain kegiatan-kegiatan yang dikemukakan di awal tulisan ini, strategi Tribakti ketiga dalam membangun dialog peradaban di Belanda dilakukan dengan keikutsertaan NU Belanda dalam Netherlands-Indonesia Consortium for Muslim-Christian Relations.[25] Permasalahan produk halal juga menjadi bahan dialog yang serius saat NU Belanda menyelenggarakan seminar tentang Halal Certification: Promoting Sustainability and Fairness in Halal Concept” di Wageningen University & Research.[26]

Dari gambaran umum di atas nampak bahwa transformasi Nahdliyin di Belanda dari pergerakan kultural menjadi lebih struktrural memiliki dampak yang signifikan dalam usaha mensyiarkan dakwah Islam Nusantara. Meski masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan seperti kaderisasi pengurus dari mahasiswa ke mukimin yang terkendala persoalan kewarganegaraan,[27] ketiaadaan strategi pemandu dari PBNU untuk PCI sebagai duta NU di luar negeri, tidak menjadikan ikhtiar untuk melaksanakan mandat membawa diskursus Islam Nusantara di level internasional menjadi terhenti.

Oleh karenanya, mengingat peran penting PCI dalam pentas internasional, momentum Muktamar NU mendatang seyogyanya juga dapat digunakan untuk merumuskan kembali peran PCINU, termasuk kemungkinan melakukan penetrasi dakwah Islam Nusantara di level global. Selain itu dalam jangka pendek, pendataan alumni PCINU juga penting dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan memahami keanekaragaman masalah dan tantangan syiar Islam Nusantara di tiap negara. Ini pada gilirannya akan bermanfaat untuk keberlanjutan pergerakan syiar Islam Nusantara melalui kader-kader yang akan dikirim untuk membantu dan melanjutkan estafet kepengurusan NU di luar negeri.

Baca juga:  Fasilitas Seminar: Snack, Sertifikat, Ilmu

[1] Ini Enam Butir Pernyataan dan Seruan Bersama Piagam Den Haag, https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/onpqq6396/ini-enam-butir-pernyataan-dan-seruan-bersama-piagam-den-haag, Piagam Den Haag: Indonesia Harus Tetap Rawat Islam Nusantara, https://www.gatra.com/detail/news/253698-piagam-den-haag-indonesia-harus-tetap-rawat-islam-nusantara, diakses 17 September 2019

[2] Corrie van der Ven, Rethinking Indonesia’s ‘Islam Nusantara’, http://nicmcr.org/rethinking-indonesias-islam-nusantara/, Stefan Franz, Islam? Kijk eens naar Indonesië, https://www.nd.nl/nieuws/opinie/islam-kijk-eens-naar-indonesie.2633407.lynkx, Nahdlatul Ulama Belanda Promosikan Islam Nusantara di Amsterdam, https://nasional.tempo.co/read/859542/nahdlatul-ulama-belanda-promosikan-islam-nusantara-di-amsterdam, diakses 17 September 2019

[3] Menag Apresiasi NU Belanda Kenalkan Islam Nusantara di Kancah Internasional https://www.nu.or.id/post/read/76516/menag-apresiasi-nu-belanda-kenalkan-islam-nusantara-di-kancah-internasional, Konferensi di Belanda, Menag Jelaskan Moderasi Beragama di RI https://mediaindonesia.com/read/detail/242120-konferensi-di-belanda-menag-jelaskan-moderasi-beragama-di-ri, diakses 23 September 2019

[4] Hoe Indonesië zijn ‘gematigde islam’ promoot, https://dekanttekening.nl/wereld/hoe-indonesie-zijn-gematigde-islam-promoot/?fbclid=IwAR3xyzom3G4JTQf0oTwPKgxeNweUdA-mASBNx8cglNyogS5e8sfObR68kac, Universiteit gastheer van groot moslimcongres, https://www.voxweb.nl/nieuws/universiteit-gastheer-groot-moslimcongres, diakses 23 September 2019

[5] http://www.nu.or.id/post/read/57165/pcinu-diharap-promosikan-ldquoislam-nusantarardquo-ke-dunia

[6] http://www.nubelanda.nl/warta/pci-nu/203-milestones-of-the-special-branch-of-nahdlatul-ulama-for-the-netherlands

[7] http://www.nu.or.id/post/read/57167/gus-mus-jangan-sampai-islam-ldquomahjubun-bil-musliminrdquo

[8] Ayah Alm. H Abdul Syukur sempat menjadi pengurus di salah satu Ranting NU di Kota Malang, sedangkan kakek Alm, KH Mahmudi Nurhasyim pernah menjabat sebagai Rois Syuriah PCNU Malang sekitar tahun 1980 an.

[9] Ngobrol Sore di Leiden Bareng PCI NU Belanda, Alif.ID https://www.facebook.com/watch/?v=325959151621412, diakses 23 September 2019

[10] Komunikasi Personal dengan Katib Aam PBNU KH Yahya Cholis Staquf, Leiden, Juni 2019

[11] Pembekalan selama ini terbatas pada mahasiswa yang diberangkatkan ke negara-negara di Timur Tengah dengan Beasiswa yang dikelola PBNU. Lihat misalnya  https://bangkitmedia.com/pbnu-selenggarakan-dauroh-untuk-calon-mahasiswa-al-azhar/

[12] NU Belanda mengusulkan adanya Ketua Khusus di PBNU yang membidangi urusan NU di luar negeri. Lihat  https://news.detik.com/berita/d-2985651/pci-nu-belanda-harap-pbnu-perhatikan-muslim-di-dunia. Meski saat ini terdapat Ketua Khusus urusan Luar Negeri, belum nampak adanya program dan usaha untuk PBNU menyamakan visi dan membangun roadmap NU di luar negeri.

[13] Lihat Keputusan Konferensi Cabang Istimewa II Nahdlatul Ulama Belanda Nomor:003a/KPCINUB-2/III/2017 Tentang Organisasi Dan Pembentukan Lembaga Tingkat Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Belanda

[14] Syafiq Hasyim (2014). Challenging a home country: A preliminary account of Indonesian student activism in Berlin, Germany. ASEAS – Austrian Journal of South-East Asian Studies, 7(2), 183-198.

[15] Tentang penetrasi ini dapat dibaca lebih lanjut di Disertasi Sujadi Persatuan Pemuda Muslim Se-Eropa : identity, encouragement for giving, and network, 1971-2009, https://openaccess.leidenuniv.nl/handle/1887/50645

[16] Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor 395/A.II.04.d/09/2014, tanggal 26 September 2014 tentang pengangkatan PCINU Belanda.

[17] https://www.harisantri.id/berita/nu-cabang-istimewa-antusias-sukseskan-1-miliar-nariyah.html, https://www.nubelanda.nl/warta/pci-nu/268-maulid-nabi-zaman-now-di-belanda, https://www.nu.or.id/post/read/100686/nu-belanda-peringati-maulid-nabi-sekaligus-haul-ke-9-gus-dur

[18] http://majalahlangitan.com/kaum-nahdliyin-wujudkan-islam-santun-di-eropa/, http://www.nu.or.id/post/read/68897/dai-ldnu-mulai-bertugas-di-berbagai-negara, http://www.republika.co.id/berita/ramadhan/kabar-ramadhan/16/06/11/o8lpgt301-ldnu-kirim-dai-muda-ke-belanda-malaysia-dan-hongkong

[19] https://www.nu.or.id/post/read/92765/kkn-dua-bulan-mahasiswa-uinsa-promosikan-islam-nusantara-di-belanda

[20]http://beritabelanda.com/warga-nahdlatul-ulama-menggelar-bahtsul-masail-di-belanda/,  http://beritabelanda.com/bahstul-masail-ii-belanda-membahas-berpuasa-di-musim-panas/, http://www.nu.or.id/post/read/60605/bahtsul-masail-perdana-di-belanda-bahas-talfiq, http://www.nu.or.id/post/read/60961/bahtsul-masail-enam-pcinu-telekonferensi-via-skype

[21] https://www.nu.or.id/post/read/79912/lakpesdam-pcinu-belanda-dukung-penguatan-legislasi-antikorupsi

[22] https://www.nu.or.id/post/read/76352/pernyataan-sikap-pcinu-belanda-atas-perjuangan-rakyat-kendeng-

[23] https://khazanah.republika.co.id/berita/pynqfi320/pcinu-belanda-gelar-diskusi-restorasi-gambut-indonesia

[24] https://www.nu.or.id/post/read/94356/nu-belanda-salurkan-bantuan-1703-euro-untuk-lombok-lewat-lazisnu

[25] http://nicmcr.org/6th-interfaith-dialogue/

[26] https://www.nu.or.id/post/read/80703/rais-aam-harap-pcinu-belanda-kembangkan-sertifikasi-halal-di-eropa

[27] AD ART NU 2015 tidak memungkinkan Warga Negara Asing menjadi Pengurus Cabang Istimewa. Mengingat pengalaman NU Belanda, dimana beberapa pengurusnya merupakan keturunan Indonesia berkewarganegaraan Belanda, saya mengusulkan klausula tambahan pada saat pembahasan AD ART NU di Muktamar NU ke 33 di Jombang Jawa Timur. Namun sayang usulan ini ditolak oleh Ketua Sidang dengan alasan desain kelembagaan NU mewajibkan pengurus NU memiliki kesetiaan pada asas dasar NKRI.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top