Sedang Membaca
Inilah Nama Asli Kakek Nabi Muhammad Saw
Avatar
Penulis Kolom

Bergiat di dunia pendidikan. Menulis sastra berupa cerpen. Tinggal di Jawa Timur. IG @elakhmad dan @akhmadmedia.

Inilah Nama Asli Kakek Nabi Muhammad Saw

A Abdul Mutholib

Masyhur di kalangan umat Islam bahwa nama kakek Nabi Muhammad adalah Abdul Muthalib, padahal nama ‘Abdul Muthalib’ bukan nama asli dari kakek nabi Muhammad. ‘Abdul Muthalib’ adalah julukan yang diberikan kepada putra Hasyim (kakek nabi Muhammad) oleh penduduk kota Mekkah. Lalu mengapa putra Hasyim mendapat julukan Abdul Muthalib bukan Ibnu Hasyim

Untuk mengungkap tabir ini, akan dijelaskan hubungan antara Hasyim, putranya, istrinya, dan Muthalib. 

Hasyim merupakan pimpinan dari suku Quraisy yang memiliki tiga putra dari beberapa istri. Dari tiga orang putra, hanya putra dari istrinya (yang bernama Salma) yang menunjukkan bakat kepemimpinan. Putra Hasyim tersebut bernama Syaibah. Namun Salma meminta kepada Hasyim untuk mengasuh Syaibah di Yatsrib (tanah kelahiran Salma). 

Kepemimpinan Hasyim tidak berlangsung lama. Hasyim meninggal dunia sebab jatuh sakit dalam suatu perjalanan ke Gaza, Palestina. Kekosongan pucuk pimpinan harus segera diatasi. Putra Hasyim masih terlalu muda, sehingga saudara Hasyim yang harus menggantikannya. Hasyim memiliki dua saudara kandung (Abdul Syams dan Muthalib) dan satu saudara tiri (Nawfal). Abdul Syams sibuk dengan kegiatan perdagangan di Yaman, sedangkan Nawfal sibuk dengan perdagangannya di Irak. Oleh sebab itu, Muthalib yang ditunjuk untuk menggantikan posisi Hasyim. 

Seiring perjalanan waktu, Muthalib perlu memikirkan penggantinya kelak. Desas-desus tentang kepandaian Syaibah telah sampai di kota Mekkah yang disebarkan oleh para musafir yang telah melewati kota Yatsrib. Akhirnya, Muthalib memutuskan untuk berangkat ke kota Yatsrib dan melihatnya sendiri. 

Baca juga:  Tentang Buraq dalam Peristiwa Isra Mikraj

Setelah mengamati kemampuan Syaibah, Muthalib meminta kepada Salma untuk memercayakan pengasuhan Syaibah (kemenakannya) kepadanya. Salma tidak ingin melepas putranya dan Syaibah juga tidak ingin jauh dari ibunya. 

Muthalib tidak berputus asa. Ia terus meyakinkan Syaibah dan Salma tentang derajat tinggi yang dimiliki oleh suku Quraisy dan kemungkinan Syaibah menduduki jabatan almarhum Ayahnya. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah bergaul dan bergabung dengan kaum yang akan dipimpin. 

Salma mulai tertarik dengan argumentasi Muthalib, sebab jika Salma rindu dengan putranya, ia hanya perlu berkunjung ke Mekkah dan begitu pula sebaliknya. Salma memutuskan mengizinkan Syaibah diasuh oleh pamannya (Muthalib). 

Muthalib membawa Syaibah dari Yatsrib ke Mekkah menggunakan unta. Ia meletakkan kemenakannya di punggung untanya. Ketika memasuki wilayah kota Mekkah, Muthalib mendengar orang-orang yang ditemui di jalan memanggil kemenakannya dengan sebutan ‘Abdul Muthalib’ yang bermakna ‘budak Muthalib’. 

Beberapa penduduk Mekkah tidak pernah tahu wajah putra Hasyim, sehingga mereka mengira bahwa Muthalib baru saja membeli seorang budak. Muthalib berseru kepada penduduk Mekkah, “bergembiralah kalian semua. Ini adalah putra dari saudaraku, Hasyim”. 

Mendengar seruan dari Muthalib, penduduk Mekkah menyambutnya dengan hati berbunga-bunga. Berita itu mudah saja tersebar ke seluruh penjuru kota Mekkah, seperti udara yang melesat ke seluruh penjuru bumi. Sejak saat itu, putra Hasyim lebih dikenal dengan sebutan ‘Abdul Muthalib’ daripada nama aslinya sendiri, yakni Syaibah (Sumber bacaan: “Muhammad” karya Abu Bakr Sirajuddin). Wallahu a’lam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
37
Ingin Tahu
62
Senang
42
Terhibur
30
Terinspirasi
32
Terkejut
24
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top