Sejumlah masyarakat percaya bahwa angka 13 merupakan angka sial sehingga harus dijauhi. Fobia terhadap angka 13 disebut dengan triskaidekaphobia. Saking khawatirnya dengan angka 13, orang-orang ini enggan memilih nomor 13 dalam kehidupannya.
Misalnya, sebuah perusahaan enggan menggunakan angka 13 pada lantai gedung karena diyakini dapat membawa petaka. Meski begitu, tak semua orang menganggap angka 13 adalah angka sial dan harus dijauhi. Ada sejumlah pemain bola yang memilih angka 13 sebagai nomor punggungnya, seperti Gerd Muller, Michael Ballack, hingga Alessandro Nesta.
Apakah angka 13 justru membawa sial bagi mereka? Ternyata tidak. Contoh Gerd Muller yang telah memenangkan Piala Dunia 1974 bersama timnas Jerman, Liga Champions 3 kali bersama Bayern Munich, dan meraih 1 kali trofi Ballon D'Or. Lantas, apa yang membuat orang percaya kalau angka 13 membawa sial?.
Asal-usul Angka 13 Membawa Petaka
Penulis mencoba menganalisa dari sejarah, mitos tentang angka 13 dianggap sial diawali oleh dokumen hukum tertua di dunia, yakni kode Hammurabi. Hal itu disebabkan karena Hammurabi dilaporkan telah menghilangkan hukum ke-13 dari daftar aturan hukumannya. Tetapi, penghilangan hukum tersebut merupakan kesalahan administratif yang dibuat oleh salah satu penerjemah awal dokumen tersebut yang gagal menyatukan satu baris teks.
Padahal, kode-kode itu tidak secara numerik menuliskan hukumnya. Selain itu, dalam Mitologi Nordik menceritakan kisah 12 dewa yang sedang berkumpul untuk pesta makan malam. Lalu datanglah tamu ke-13 tanpa diundang yang ternyata adalah Loki, sosok dewa penipu yang nakal. Malam itu, dia mengambil busur dan anak panahnya untuk membunuh Dewa Baldur.
Dalam kepercayaan agama Kristen, sejumlah orang percaya bahwa Judas, salah satu dari 12 rasul Yesus, datang sebagai tamu ke-13 dalam Perjamuan Terakhir. Keesokan paginya, Judas ternyata mengkhianati Yesus sehingga menyebabkan Yesus ditangkap dan disalib.
Mengkaji dari Live Science, ada juga yang mengatakan angka 13 dianggap sial karena posisinya setelah angka 12. Sebagai informasi, dalam numerologi atau studi tentang simbolisme angka 12, nomor tersebut dikaitkan dengan kelengkapan, utuh, sempurna, dan harmonis. Hal ini digambarkan dengan 12 rasul dalam agama Kristen, 12 dewa olimpiade, 12 hewan dalam horoskop China, dan 12 bulan dalam kalender Gregorian. Sedangkan angka 13 dianggap janggal, canggung, dan aneh.
Melihat tanpa prasangka dari situs University of California, para peneliti memprediksi sekitar 10 persen warga Amerika Serikat memiliki ketakutan terhadap angka 13. Rasa takut yang berlebih tersebut semakin meningkat saat memasuki hari Jumat dan bertepatan tanggal 13. Maka fobia ini biasa disebut dengan paraskevidekatriaphobia.
Ketakutan terhadap angka 13 ternyata juga membawa dampak buruk dalam sektor ekonomi. Menurut data di Amerika Serikat, fobia terhadap angka 13 memberikan kerugian sekitar USD 800 juta per tahun. Kerugian itu disebabkan oleh orang-orang yang berusaha menghindari angka 13 karena dianggap membawa petaka. Mereka enggan bepergian ke luar kota, mengadakan pesta pernikahan, hingga berusaha menghindari masuk kerja di tanggal 13.
Kepercayaan tentang angka 13 membawa sial ternyata hanya berlaku di wilayah Barat, terutama Amerika Serikat. Mengutip situs Stress Management Center and Phobia Institute di Asheville, North Carolina, lebih dari 80 persen gedung bertingkat di AS tidak memiliki lantai 13. Lalu, sebagian besar rumah sakit, hotel, dan bandara di AS menghindari penggunaan kamar bernomor 13 termasuk kursi penumpang dalam pesawat terbang.
Menariknya, budaya Mesir kuno malah meyakini kalau nomor 13 justru merupakan angka baik dan membawa keberuntungan. Hal tersebut juga berlaku dalam kebudayaan China, karena angka 13 dalam memiliki arti 'tumbuh ke arah lebih positif' atau 'selalu bersemangat' dalam kehidupan.
Hotel sering melewatkan angka 13 karena takhayul di budaya Barat bahwa angka 13 adalah angka sial, yang disebut triskaidekaphobia. Dengan menghilangkan lantai 13 dan langsung ke lantai 14, hotel bertujuan untuk menghindari potensi ketidaknyamanan, kecemasan, atau ketakutan tamu yang percaya pada mitos ini, demi menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang. Dalam industri perhotelan sangat bergantung pada kenyamanan tamu. Menghilangkan lantai 13 membantu mencegah potensi ketidaknyamanan bagi tamu yang merasa takhayul.
Dengan menghindari lantai 13, hotel dapat menciptakan pengalaman yang lebih tenang dan positif bagi para tamunya. Meskipun bukan aturan resmi, banyak hotel memilih untuk mengadopsi kebiasaan ini sebagai bagian dari standar internasional mereka untuk menarik tamu dari berbagai latar belakang budaya. Untuk menghindari lantai 13, lalu biasanya lift akan langsung menuju lantai 14. Ruang fisik untuk lantai 13 terkadang tetap ada, namun mungkin digunakan untuk keperluan internal seperti ruang mesin, gudang, atau area pemeliharaan yang tidak bisa diakses untuk tamu.
Angka 13 Menurut Islam
Dalam ajaran Islam, angka 13 tidak memiliki makna khusus sebagai angka sial atau pembawa keberuntungan. Islam tidak mengenal takhayul terhadap angka apa pun, dan menganggapnya sebagai sebuah kesyirikan jika kepercayaan seperti itu diterapkan.
Beberapa pandangan justru melihat angka 13 sebagai simbol kekuatan dan keesaan, dengan menyatukan Rukun Iman (6), Rukun Islam (5), dan Rukun Ihsan (2) menjadi total 13 unsur utama kehidupan. Islam sangat menolak segala bentuk takhayul, termasuk kepercayaan bahwa angka 13 membawa sial atau keberuntungan buruk, karena keberuntungan dan kesialan itu semua bergantung pada perilaku manusia dalam beriman pada Allah.
Angka 13 juga dapat menjadi penanda waktu atau bilangan yang tidak istimewa. Contohnya adalah hari ke-13 bulan Rajab yang dalam tradisi Syiah diperingati sebagai hari kelahiran Imam Ali. Beberapa orang mencari makna positif angka 13 dengan menelaah Al-Qur'an, seperti melihat Surah Ar-Ra'd yang memiliki nomor 13.
Secara umum, angka 13 dalam Islam tidak memiliki arti khusus, dan kepercayaan akan kesialannya adalah bentuk takhayul yang harus ditolak. Fokus utama dalam Islam adalah pada keimanan kepada Allah dan meninggalkan segala bentuk kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid. Mungkin dari sini bisa dipahami tak ada pengaruh dan hubungan apa-apa antara angka 13 dengan kehidupan. Semua akhirnya bergantung pada pemikiran dan persepsi masing-masing.