Sedang Membaca
Sebuah Koran Islam Pernah Menuduh Gus Dur Syukuran di Diskotik
Hamzah Sahal
Penulis Kolom

Founder Alif.ID. Menulis dua buku humor; Humor Ngaji Kaum Santri (2004) dan Ulama Bercanda Santri Tertawa (2020), dan buku lainnya

Sebuah Koran Islam Pernah Menuduh Gus Dur Syukuran di Diskotik

Tri Agus Susanto pernah mencatat peristiwa biasa. Ya biasa, syukuran itu kan biasa. Namun, karena rasa syukur itu ditujukan kepada Gus Dur, karena telah berhasil “berjihad” di Muktamar NU 1994, syukuran ini menjadi istimewa. 

Tamu-tamu dalam syukuran itu pun biasa, aktivis 80an, para kolega Gus Dur, seperti Marsilam Simanjuntak, Rahman Tolleng, dan lain-lain. Jika ada yang istimewa mungkin karena putrinya Bung Karno hadir di sana. Siapa lagi kalau bukan Megawati. Kecuali menjadi orang yang dizalimi, waktu itu Megawati adalah politisi biasa.

Dalam catatan pendeknya, Tri Agus Susanto bertindak menjadi salah satu panitia acara itu. Tri Agus Susanto ini bukan orang sembarangan, dialah yang membuat humor-humor Gus Dur semacam punya “bobot politik”. Pada tahun 1992, dia bikin acara di TIM, tajuknya “Suksesi dan Humor”. Pembicara utamanya saat itu Gus Dur. Dalam jagat perhumoran di Indonesia, dia punya tempat istimewa. Dia pernah mengatakan kurang lebih begini, saya lupa baca di mana, “Di dunia ini, ada beberapa hal yang saya sangat serius, antara lain humor.”

Entah kenapa dia mengatakan seperti itu, mungkin karena humornya mengakibatkan dirinya dipenjara oleh Orde Baru, dengan tuduhan menghina presiden. Karena pertanyaan Agus inilah, Gus Dur pernah mengeluarkan jawaban yang cerdas tentang NU. “Gus, apa bedanya Timor Timur dengan Jawa Timur?” tanya Agus. Gus menjawab dengan hebat: “Di Timor Timur banyak orang UN, di Jawa Timur banyak orang NU.”

Baca juga:  Menimbang Eksekusi Mati TKI di Arab Saudi

Eh, kita kembali ke syukuran. Saya ulangi, syukuran itu biasa saja, seperti anak-anak mahasiswa syukuran setelah diwisuda. Tapi memang ada provokatornya, yakni kehadiran musisi yang waktu itu banyak dicekal. Siapa lagi kalau bukan Iwan Fals.

“Saya menjadi salah satu panitia. Hadir dalam acara itu Gus Dur, Megawati, Marsilam Simanjuntak, Rachman Tolleng dan tokoh lainnya. Serta dihibur sekaligus diprovokasi oleh penampilan Iwan Fals,” tulis Agus.

Yang ndak enak adalah kesaksian Agus atas berita yang ditulis sebuah koran Islam, “Harian Republika memberitakan acara itu diadakan di diskotik.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
1
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top