Sedang Membaca
Strategi Dakwah Rasulullah Saw Ketika Berada Di Mekkah
Nur Hasan
Penulis Kolom

Mahasiswa Islamic Studies International University of Africa, Republic Sudan, 2017. Sekarang tinggal di Pati, Jawa Tengah.

Strategi Dakwah Rasulullah Saw Ketika Berada Di Mekkah

Kaligrafi dengan media pinus

Nabi Muhammad saw yang lahir di Mekkah dengan membawa misi mendakwahkan ajaran Islam mendapat tantangan yang berat dan menyakitkan. Kultur masyarakat yang ada pada waktu itu menganut keyakinan Paganisme (suatu kepercayaan spiritual, atau praktek penyembahan terhadap patung dan berhala).

Mereka menganut Paganisme dari kakek buyutnya, alias turun temurun di zaman Arab Jahiliyah.

Keyakinan yang sudah kuat dan mengakar di kalangan masyarakat Mekkah tersebut, mengakibatkan dakwah Rasulullah saw dalam menyampaikan ajaran Islam, selalu mendapat tantangan serta rintangan dari orang-orang kafir dan ahli kitab. Bahkan tidak sedikit hinaan, dan perlakuan buruk serta pengusiran terhadap dakwah Rasulullah saw.

Faktor yang menyebabkan kaum kafir dan ahli kitab enggan menerima dakwah yang dibawa oleh Rasulullah saw, diantaranya adalah; adanya kepentingan agama.

Baca juga: 

Agama menjadi bagian yang sensitif bagi setiap umat manusia. Karena agama tidak bisa digantikan oleh sebuah agama baru, kecuali dengan sebuah kesadaran. Bahwa agama lama, atau kepercayaan yang sudah ada tidak mampu memberikan kepuasan rohani.

Karena agama merupakan hal yang sulit digantikan dalam kehidupan manusia, maka muncullah penolakan terhadap siapapun yang berusaha menggantikan agama tersebut, baik itu individu maupun kelompok.

Baca juga:  Abu Dzar al-Ghifari: Orang Pertama yang Mengucapkan Salam dalam Islam

Bagi masyarakat Mekkah pada waktu itu yang sangat tertutup, dan sudah mempunyai kepercayaan warisan nenek moyang.

Kehadiran ajaran baru yaitu agama Islam, yang dibawa oleh Rasulullah saw adalah ancaman bagi keberadaan agama atau kepercayaan yang sudah dianutnya.

Faktor lain yang menyebabkan dan mempengaruhi adanya penolakan terhadap dakwah Rasulullah saw di periode awal Islam, adalah kepentingan politik. Politik adalah salah satu sarana bagi seseorang, untuk menjadi sosok yang berpengaruh dihadapan masyarakat, baik itu di bidang ekonomi, social maupun budaya.

Hadirnya Rasulullah saw yang mengajak orang-orang untuk memeluk Islam, dianggap sebagai sebuah ancaman bagi orang-orang yang telah menjadi tokoh besar waktu itu, dan mempunyai massa banyak. Sehingga munculnya Rasulullah saw, dianggap sebagai ancaman bagi mereka yang mempunyai pengaruh dan jabatan strategis di tengah masyarakat.

Faktor ekonomi juga menjadi salah satu faktor, kenapa dakwah Rasulullah saw mendapat banyak penolakan di kalangan masyarakat Mekkah pada waktu. Hal ini tidak lain karena kepentingan ekonomi menjadi sangat erat kaitannya dengan hajat kehidupan masyarakat Mekkah, dimana pekerjaan umum masyarakat Mekkah sebagai penganut paganisme adalah membuat patung. Kemunculan dakwah Rasulullah saw dianggap telah mengancam lahan bisnis mereka, karena ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw melarang penyembahan terhadap patung.

Baca juga:  Berguru Pada Ibrahim Bin Adham

Ketiga faktor itulah, yang menjadi hambatan Rasulullah saw dalam mendakwahkan Islam di Mekkah. Dalam dakwahnya, Rasulullah saw sering mendapatkan perlawanan dari masyarakat Mekkah, baik secara individu maupun kelompok.

Untuk menghadapi itu semua, Rasulullah saw mempunyai sebuah strategi supaya dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam bisa terus berlanjut. Pada waktu itu Rasulullah saw melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, fokus pada perbaikan akidah atau keyakinan dan penyampaian ajaran dengan hikmah dan mauidzotul hasanah.

Dakwah sembunyi-sembunyi yang dilakukan oleh Rasulullah saw yang pertama, adalah dengan menguatkan apa ajaran yang dibawa Rasulullah saw terhadap orang-orang terdekat, yaitu keluarga Rasulullah saw dan para sahabat beliau, misalnya kepada Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Siti Khadijah, Ummu Aiman, Zaid bin Haritsah. Mereka kemudian orang-orang tersebut dikenal dengan istilah Assabiqunal Awwalun.

Beberapa sahabat yang sudah menerima ajaran Rasulullah saw, kemudian mengembangkan dakwahnya kepada para sahabat yang lainnya, sehingga para pengikut Rasulullah saw semakin hari semakin banyak. Fase dakwah yang sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah saw juga menjadikan Baitul Arkam (kediaman arkam) sebagai tempat untuk berdakwah, ditengah penentangan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka dengan dakwah Rasulullah saw.

Strategi lain yang dilakukan oleh Rasulullah saw, pada saat awal-awal dakwahnya di Mekkah adalah menggunakan metode dakwah dengan hikmah dan uswah hasanah. Metode yang lebih mengedepankan pada nasihat yang baik dan uswah hasanah ini, menjadi strategi yang sangat efektif dalam melancarkan dakwah Rasulullah saw pada waktu itu.

Memberikan nasihat dan contoh yang baik, dengan sasaran dakwah orang-orang terdekat beliau telah memunculkan sebuah ketertarikan tersendiri. Mengapa?

Baca juga:  "Becoming Leader" ala Kanjeng Nabi

Karena sosok Nabi Muhammad saw yang mempunyai kredibilitas baik, yaitu sosok yang tidak pernah berbohong dan dapat dipercaya. Sehingga dengan metode dakwah seperti ini, banyak para sahabat yang masuk Islam dan ikut menyebarkan ajaran Islam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
47
Ingin Tahu
70
Senang
47
Terhibur
37
Terinspirasi
86
Terkejut
42
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top