Mediamadura.com menulis laporan kunjungan Presiden Joko Widodo dengan fokus pembicaraan Kiai Haji Abd. A’la, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Annuqoyah, Guluk-guluk Sumenep.
“Saya mendapatkan titipan, Pak Presiden, petani garam di Sumenep Resah, Pak, dengan harga yang kurang memihak. Agar mendapatkan perhatian dari Bapak Presiden,” demikian kutipan laporan berjudul “Ungkapan Menohok Kiai Abd A’la di Depan Presiden Joko Widodo Tentang Sumenep”, yang ditulis Rosy, 8 Oktober.
Isu lahan atau tanah tidak luput dari sorotan kiai yang juga sedang menjabat rektor UIN Sunan Ampel Surabaya ini. Dia mengatakan bahwa sudah banyak tanah atau lahan yang dikuasai oleh para investor, terutama lahan di pesisir pantai utara.
“Sekalian melaporakan, Pak Presiden, di Sumenep lahan-lahan sudah dikuasai investor, ada alumni kami yang tidak bisa mengerjakan lahannya karena tanahnya sudah berstatus milik investor. Sekali lagi mohon untuk diperhatikan, Pak Presiden,” tulis mediamadura.com.
Materi yang disampaikan oleh kiai yang juga profesor ini tidak banyak disampaikan oleh para ulama dan kiai saat pesantrennya dikunjungi. Di pesantren ini, Presiden Joko Widodo tidak hanya mendapatkan sambutan hangat dari ribuan santri, tapi juga kritikan yang berharga.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini datang ke Pesantren Annuqoyah untuk menghadiri peringatan Hari Perdamaian Internasional yang diadakan oleh The Wahid Foundation Jakarta.
Jadi sudah serasilah apa yang disampaikan Kiai A’la dengan acara, dengan apa yang dikatakan oleh Gus Dur, “Perdamaian tanpa keadilan adalah ilus.” Menjadi tepat juga karena pesan tersebut dialamatkan kepada orang yang paling berkuasa di Indonesia saat ini. (*hs)