(L. 1920)
KH. Dja’far Saberan Sebagian usianya dihabiskannya di Samarinda. Kiprahnya sebagai ulama telah mengantarkannya menjadi orang yang berpengaruh di Kalimantan Timur.
Ia dilahirkan di Amuntai pada tahun 1920, putera kedua dari H. Saberan bin H. Sanu, ibunya Hj. Rahmah binti H. Sa’dullah. Beliau mempunyai tujuh orang saudara yakni; H. Anwar Saberan, H. Ali Saberan, Hj. Aliyah Saberan, Hj. Siti Sarah Saberan, Abubakar Saberan, Umar Saberan dan H. Muhdar Saberan.
Dimasa kecilnya Dja’far tinggal di Amuntai bersama kedua orang tuanya. Mula-mula ia belajar di Vervolkschool (1927), kemudian melanjutkan ke Arabische School (1931). Karena ingin terus memperdalam ilmunya, beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo mulai tahun 1939 hingga tahun 1942.
Sepulangnya dari Gontor KH. Dja’far saberan mulai melakoni perannya sebagai ulama dan pendidik. Beliau sempat mengajar pada Sekolah Normal Islam Amuntai sekitar tahun 1942 hingga 1952. Dan setelah sepuluh tahun menjadi guru di daerah kelahirannya, beliau hijrah ke Samarinda. Di Samarinda beliau mendirikan Madrasah Tachassus Diniyah dan mendirikan Sekolah Dasar Islam Darul Falah (1968).
KH. Dja’far Saberan mula-mula menjadi Kepala Sekolah Normal Islam di samarinda (1953-1961), kemudian menjadi Pegawai kantor Jawatan Pendidikan Agama Kaltim (1961). Beberapa tahun kemudian beliau diberi kepercayaan memangku jabatan Kepala Inspeksi Pendidikan Agama (1968-1971). Beliau sempat menjadi Dosen Luar Biasa pada Fakultas Tarbiyah IAIN Samarinda (1966-1970). Terakhir beliau terpilih menjadi Anggota DPRD Propinsi Kalimantan Timur selama dua periode (1971) dan (1982).
Dalam rangka menjalankan misinya sebagai mubaligh, beliau banyak menulis dan mengarang buku-buku agama Islam seperti Risalah Do’a, Risalah Tauhid, Miftah Ma’rifah (Muqaddimah Tasawwuf), Sabilul Ma’rifah (Tasawwuf), Nurul Ma’rifah (Tasawwuf), Risalah Tuntunan Shalat Fardhu, Risalah Fardhu Kifayah, Khutbah Jum’at dan 99 Permata Hadits. Beliau juga menulis Tahlil dan talqin, Shalawat Kamilah & Beberapa Do’a, Sembahyang Tarawih dan Fadhilatnya, terjemahan Maulid Diba’, Terjemah Qasidah Burdah dan Risalah Do’a II. Kiai yang satu ini sempat menghasilkan karya sastra Islami berjudul Isra’ dan Mi’raj, Nabi yusuf dan Zulaikha serta Ma’rifatullah.
KH. Dja’far Saberan telah banyak meninggalkan jasa dan pengabdiannya. Ilmu yang telah beliau tinggalkan merupakan pusaka yang tak ternilai harganya. Kita patut meneladaninya dan melanjutkan cita-citanya yang luhur.
Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.