Nabi Muhammad saw yang disucikan nasabnya oleh Allah Swt sampai bapak umat manusia, Nabi Adam. Dengan mata rantai kemuliaan di antara leluhurnya yang dijauhkan dari perbuatan jahiliyah. Sebelum menciptakan alam raya dengan segala isinya, Allah Swt terlebih dahulu menciptakan nur Muhammad”. Sehingga para nabi mendapat kemuliaan karena membawa amanah nur Muhammad tersebut.
Ketika nur Muhammad sampai kepada kakeknya cahaya tersebut kian makin jelas. Di dahi seorang laki-laki bernama Abdullah cahaya tersebut semakin benderang tanda Nabi akhir zaman akan segera lahir.
Pada bulan Rajab nur Muhammad tersebut berpindah dari sulbi ayahnya (Abdullah) kepada rahim ibundanya Sayidah Aminah. Pada malam hari menjelang kelahiran al-musthofa seluruh dunia dipenuhi cahaya yang terang benderang sebagai kabar gembira bagi seluruh alam.
Allah Swt pun memerintahkan Malaikat Jibril untuk memberikan kabar gembira kelahiran ini kepada semua makhluk, “Wahai Jibril, serukan kepada seluruh makhluk penghuni bumi dan langit agar menyambutnya dengan riang dan gembira”. Seluruh alam raya menyambutnya dengan riang gembira, bahkan burung-burung berkicau atas kegembiraan tersebut.
Nabi Muhammad saw lahir dengan meletakkan kedua tangannya di atas tanah dengan mengangkat kepalanya ke atas langit yang tinggi. Dengan mengangkatnya itu beliau mengisyaratkan kepemimpinannya (atas makhluk) dan ketinggian akhlaknya. Beliau juga mengisyaratkan ketinggian derajat atas seluruh manusia.
Ibundanya memanggil Abdul Muthalib yang ketiika itu sedang thawaf pada bangunan Ka’bah. Abdul Muthalib lalu memasukkannya ke Ka’bah yang cemerlang dan mulai berdoa dengan niat yang tulus dan ikhlas. Beliau bersyukur kepada Allah Swt atas apa yang telah dianugerahkan dan diberikan kepadanya.
Ketika Nabi lahir, tampaklah beberapa hal yang luar biasa dan hal-hal ghaib yang asing sebagai irhash (hal-hal luar biasa yang Allah Swt berikan kepada seorang nabi dan rasul sebelum diangkat. Bagi kenabiannya dan pemberitahuan bahwa beliau adalah orang yang dipilih oleh Allah Swt. Lembah dan bukit di Mekkah tersinari dengan cahayanya. Bersama beliau keluarlah cahaya yang menerangi istana-istana kaisar di Syam.
Menjadi retak kaisar di Madain yang bangunannya ditinggikan dan dibangun oleh Anusyarwan, empat belas menara yang tinggi roboh. Kerajaan Kisra binasa karena terkejut dengan apa yang menimpanya dan sampai kepadanya. Padam pula api yang disembah di Kerajaan Persi karena munculnya cahaya yang menerangi dan sinar wajahnya. Dan segala kejadian-kejadian serupa terjadi di seluruh dunia.
Begitulah kenikmatan terbesar yang diperoleh makhluk seluruh alam atas kelahiran manusia pilihan penerus risalah para nabi. Kita sebagai manusia hari ini pun mendapatkan kenikmatan lahirnya Nabi Muhammad saw tersebut. Di negeri yang jauh dari Mekkah dan Madinah, masih mendapatkan keberkahan untuk mengimani kerasulannya.
Bagaimana mungkin kita tidak mensyukurinya? Tanpanya, kita tidak dapat mengenal keEsaan Tuhan yang memberikan segala kenikmatan. Apakah kita akan menutupi karunia Allah Swt tersebut hanya dengan kenikmatan yang berupa materi (harta, jabatan, perhiasan, dan segala hal)?
Betapa bersyukurnya orang-orang Indonesia ketika memasuki bulan kelahiran Nabi Muhammad saw terutama pada tanggal 12 Rabiulawal. Mengadakan pengajian, maulid Nabi saw, grebeg maulid, pawai gunungan, dan segala ungkapan syukur lainnya. Rasa syukur yang tak terhingga dengan mencurahkan segalanya mulai dari waktu, tenaga, harta benda untuk mengadakan acara-acara tersebut.
Masihkah kita menganggap acara-acara yang berkaitan dengan maulid Nabi saw sebagai acara yang sia-sia? Di manakah rasa syukurmu? Bagaimana kecintaanmu terhadap kelahiran junjungan umat Islam? Marilah kita curahkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad saw dengan cara-cara kita.