Shiraz adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Fars, Republik Islam Iran. Kota ini menjadi salah satu destinasi wisata baik bagi warga Iran maupun mancanegara. Kekayaan peninggalan sejarahnya menjadi daya tarik utama orang-orang untuk mengunjungi Shiraz. Di Shiraz terekam dengan apik peninggalan bangsa Persia dari masa ke masa.
Ada beberapa tokoh era keemasan Islam yang lahir di kota ini. Diantaranya adalah Qutbuddin Shirazi dan Abu Ishaq al-Shirazi. Qutbuddin adalah seorang ahli matematika, astronomi, pengobatan, dan filsafat. Sedangkan, Abu Ishaq adalah seorang ahli fiqih bermazhab Syafi’i. Karena kepakarannya, ia diangkat menjadi guru di Nizamiyah Baghdad.
Shiraz menjadi pintu gerbang menuju Persepolis, reruntuhan ibukota Persia di zaman kekaisaran Achaemenid. Bangunan tersebut runtuh pada abad ke-6 SM. Dari kota Shiraz, situs ini berjarak sekitar 60 km ke arah timur laut. Situs ini sangat penting bagi bangsa Persia hingga UNESCO menetapkannya sebagai warisan dunia sejak tahun 1979.
Selain peninggalan Persia kuno, Shiraz juga kaya dengan warisan zaman Islam. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya masjid yang sudah berumur ratusan tahun. Masjid-masjid yang biasanya menjadi destinasi sejarah di kota ini adalah masjid Pink, masjid Jami Atiq, dan masjid Vakil.
Ketiganya mempunyai keunikan yang membedakan dengan masjid lainnya. Masjid Jami Atiq adalah masjid tertua yang ada di kota Shiraz. Masjid ini didirikan pada abad ke 9 M, sesaat setelah kota ini takluk oleh pasukan muslim. Oleh karena itu, masjid ini bisa dikatakan sebagai tonggak sejarah awal Islam di Shiraz.
Sementara, masjid Nashirul Muluk atau yang lebih dikenal dengan masjid Pink menjadi masjid yang paling populer di kalangan wisatawan. Masjid ini dibangun di era dinasti Qajar. Keunikannya, masjid ini menggunakan ubin berwarna merah muda untuk bagian interiornya. Selain itu, jendela masjid ini juga berwarna warni, sehingga ketika cahaya matahari masuk, akan ada bayangan seperti pelangi di dalam masjid.
Masjid bersejarah lainnya dengan arsitektur khas Persia adalah masjid Vakil. Masjid ini bersebelahan dengan bazar yang sama tuanya. Masjid ini dibangun pada masa dinasti Zand pada abad ke 18 Masehi. Di dalam masjid ini terdapat 48 pilar dan mimbarnya yang terbuat dari marmer hijau mempunyai anak tangga sebanyak 14. Di samping menikmati keindahan masjid, pengunjung juga bisa berbelanja di bazar tradisional yang masih beroperasi hingga saat ini.
Nuansa seni kota ini semakin terasa jika kita mengunjungi makam penyair yang sangat melegenda. Dia adalah Hafez Shirazi, pengarang Divan-e Hafez. Karyanya tersebut memuat puisi-puisi yang berbicara tentang cinta, keyakinan, ketuhanan dan ajaran-ajaran moral kehidupan.
Hafez sangat terkenal di Iran. Seperti halnya pahlawan, makamnya tak pernah sepi dari pengunjung. Syair-syairnya telah menginspirasi masyarakat agar hidup dipenuhi dengan cinta dan kebijaksanaan. Petuahnya menjadi oase bagi mereka yang sedang tersesat dalam hidup.
Selain Hafez, di Shiraz juga terdapat penyair legendaris yang bernama Sa’di Shirazi. Karyanya yang terkenal adalah Golestan (taman bunga) dan Bustan (kebun). Seperti judul bukunya, makamnya berada di tengah-tengah taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga. Pengunjung juga dapat menikmati sentuhan seni pada bangunan makamnya.
Kehadiran dua penyair legendaris di kota Shiraz menjadikan kota ini sebagai kota seni dan budaya. Masyarakat Persia yang akrab dengan syair menemukan muaranya di kota ini. Keduanya mempunyai tempat di hati masyarakat dan menganggap mereka sebagai pahlawan. Bagi mereka, pahlawan bukan saja orang yang telah mengorbankan raganya, tetapi juga yang telah berkontribusi dalam menata moral masyarakat melalui syair-syair yang menggugah jiwa.