Quraish Shihab pada video Shihab & Shihab yang bertajuk “Hukum Mengucapkan Selamat Natal” di kanal youtube Najwa Shihab, mengatakan seorang muslim diperbolehkan mengucapkan selamat natal, bahkan patut mendapat apresiasi karena hal tersebut merupakan hal terpuji. Video yang ditayangkan pada 24 Desember 2018 ini banyak dijadikan sebagai sumber rujukan oleh beberapa media online untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang hadir di tengah masyarakat jelang perayaan natal.
Ayah dari Najwa Shihab itu menuturkan problem seperti ini hanya terjadi di Indonesia dan Malaysia saja, sementara di wilayah Timur Tengah, polemik seperti ini sudah mulai tidak ada. Karena menurutnya, prinsip dalam beragama pada dasarnya setiap orang itu bersaudara, pertama saudara satu agama dengan kita, kedua saudara dalam kemanusiaan dengan kita. Dan sudah sepatutnya bila ada yang bergembira kita ikut bahagia, dan ketika ada yang mendapat kesedihan kita turut berbelasungkawa.
“Karena itu, semua kita muslim atau kristen, semua mengagungkan Nabi Isa kehadirannya membawa ajaran dari sumber yang sama di mana Nabi Muhammad SAW menerimanya ; membawa ajaran kasih, membawa ajaran perdamaian, sehingga kita sambut kehadirannya dengan mengucapkan selamat hari kelahiran” Terangnya
Quraish pun menyebutkan hal yang demikian itu tertuang dalam Al Quran, dan orang yang pertama mengucapkannya yaitu, Nabi Isa As., sebab bila ditinjau dari sisi kemanusiaan sebetulnya dengan kita mengucapkan selamat natal itu boleh dan tidak ada masalah, karena kita yakin bahwa ketika ada yang mengucapkan selamat hari raya pada umat agama lain itu semata-mata basa-basi dalam konteks kehidupan dan kerukunan.
Lebih lanjut beliau menerangkan, “Hidup ini baru menjadi indah, kalau kita hidup berharmoni bergembira pada saat kegembiraan teman kita, dan bersedih pada saat teman kita susah”. kata Quraish Shihab
Mufasir lulusan Al Azhar, Kairo, itu pun mengatakan bahwa islam mendukung setiap yang beragama itu harus memiliki sifat-sifat Tuhan, dengan meneladaninya sesuai kapasitas sebagai makhluk. Dirinya menambahkan, adanya persamaan dalam perjanjian lama dan yang diucapkan Nabi bahwa, Adam diciptakan Tuhan sesuai dengan peta nya, itu artinya kita berpotensi meneladani sifat-sifat Tuhan sesuai kedudukan kita. Sebab “Beragama itu defenisinya adalah kemampuan meneladani sifat Tuhan, salah satu sifat Tuhan yang paling dominan itu Maha Kasih”. tuturnya
Selanjutnya beliau menerangkan, bukti bahwa kita beragama itu bukan hanya mengasihi sesama manusia, tapi, seluruh makhluk yang ada di alam semesta, hatta, kepada orang durhaka sekalipun, sebab, dalam kedudukan sebagai manusia yang patut kita benci hanya perilaku buruknya, bukan terhadap orangnya. “tegas Quraish.