Dalam ayat berikutnya disebutkan bahwa mereka benar-benar mendapatkan siksa di neraka dengan siksa yang berat.
اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ
فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ
“Sesungguhnya neraka itu, atas mereka akan dikunci erat. Dengan palang-palang yang panjang melintang.” (ayat 8-9).
Amad artinya palang atau tiang. Mumaddadah artinya terbentang. Dua ayat ini menjelaskan bahwa mereka berada di tengah-tengah api yang berada di dalam lokasi tertutup dan memiliki tiang-tiang tinggi. Seolah-olah mereka dihempaskan di dalam penjara yang tiangnya tinggi sehingga tidak dimungkinkan bisa keluar dari tempat tersebut.
Ancaman sekejam ini adalah wajar dan setimpal bagi manusia-manusia yang bersifat seperti digambarkan di dalam ayat itu; pengumpat pencela, mengumpul harta dan menghitung-hitung dengan mata yang jeli melihat ke kiri dan ke kanan, kalau-kalau ada orang yang mendekat akan meminta.
Mereka bersikap penuh rasa benci. Apabila memiliki harta benda, dia memasukkannya ke dalam simpanannya dan tidak dikeluarkan untuk berbagi dengan orang lain. Bahkan dia hanya mengeluarkan hanya untuk membeli kain kafannya. Setelah harta itu masuk jauh di dalam simpanan yang tersembunyi sehingga taka da seorang pun tahu. Demikian yang disampaikan oleh Buya Hamka di dalam tafsir Al-Azhar.
Maka hukuman yang akan diterimanya kelak adalah dimasukkan dalam neraka yang bernama Huthamah, yang apinya bernyala terus. Nyala api itu akan membakar hingga ke jantung hati orang-orang yang hatinya busuk, hal yang penuh purbasangka. Semua itu adalah ancaman yang sepadan.
Dalam Tafsir Al-Azhar disebutkan juga bahwa pintu neraka Huthamah itu ditutup rapat-rapat. Mereka berada di dalamnya, dikunci pula mati-mati, bahkan diberi palang yang melintang sehingga tidak dapat dibuka lagi, seimbang pulalah sikap mereka tatkala di dunia dahulu, mengunci rapat-rapat pundi-mundi atau peti uangnya, yang tidak boleh didekati oleh siapa saja.
Kadang-kadang orang yang seperti ini tidak keberatan mengorbankan Agamanya, tanah aimya, atau perikesopanannya kaumnya asal dia mendapat uang yang akan dikumpulkan itu. Kadang-kadang anak kandungnya atau saudara kandungnya kalau masih akan dapat memberi keuntungan harta baginya, tidaklah dia keberatan mengurbankan. Hati itu sudah sangat membatu, sehingga tidak ada perasaan halus lagi. Jika disalahi, disangai atau disula dengan api laksana mengelabu, tidak jugalah lebih dari patut. Kita berdoa semoga janganlah kita ditímpa penyakit seperti: membatu hati dalam dunia karena harta dan disangai, dinyalai api di neraka Huthamnah karena telah membatu.
Khasiat Surah Al-Humazah
Dalam kitab Mujarrabat ad-Dairabi al-Kabir karya Syekh Ahmad ad-Dairabi dijelaskan bahwa salah satu keutaman mengamalkan surah al-Humazah adalah mendapatkan karunia bisa bermimpi bertemu Rasulullah dalam tidur. Adapun caranya sebagai berikut:
- Baca surah al-Humazah sebanyak 1.000 kali pada malam Jumat.
- Dilanjutkan membaca shalawat sebanyak 1.000 kali.
- Kemudian pergilah tidur tanpa berucap suatu kata apa pun. Insya Allah dengan cara demikian akan bisa bertemu dengan Rasulullah dalam mimpi.
Khasiat kedua agar makanan yang dikonsumsi tidak menimbulkan bahaya salah satu keutamaan mengamalkan surah al-Humazah adalah untuk mendapatkan keberkahan pada makanan yang dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan bahaya.
Dalam kitab Mujarrabat ad-Dairabi al-Kabir karya Syekh Muhammad Zaairul Haq Ahmad ad-Dairabi dijelaskan caranya, yaitu dengan membaca surah al-Humazah pada makanan yang hendak dimakan. Insya Allah mustajab.
Ketiga, untuk mengobati orang yang sakit mata. Salah satu keutamaan mengamalkan surah al-Humazah adalah untuk mengobati orang yang sakit mata. Dalam kitab Mujarrabat ad-Dairabi al-Kabir karya Syekh Ahmad ad-Dairabi dijelaskan caranya yaitu dengan membaca surah al-Humazah pada mata orang yang sakit mata. Insya Allah penyakitnya akan sembuh.
Sumber:
Tafsir Al-Misbah Karya Quraish Shihab
Tafsir Al-Manar karya Muhamad Abduh
Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka
Mujarrabat ad-Dairabi al-Kabir karya Syekh Ahmad ad-Dairabi