Sedang Membaca
Humor Gus Dur: Khatib Amatir dan Juragan Perahu
Rizal Mubit
Penulis Kolom

Guru Ngaji di Kampung. Pengajar di Universitas Kiai Abdullah Faqih Manyar Gresik, Jawa Timur. Alumni Pusat Studi Qur'an Ciputat dan Pascasarjana IAIN Tulungagung prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Menulis sejumlah buku bertema keislaman. Peneliti Farabi Institute.

Humor Gus Dur: Khatib Amatir dan Juragan Perahu

Fb Img 1587975783823

Humor ini disampaikan Gus Dur pada tahun 1992 di Taman Ismail Marzuki. Menurut penulis ini merupakan kritik terhadap pelajar yang kurang maksimal dalam belajar.

Berikut ceritanya:

Di daerah Sarang ada juragan perahu. Anaknya dipondokkan ke Mekkah. Setiap tahun, juragan perahu menjual satu perahu untuk biaya anaknya. Karena mondoknya lima tahun, maka perahu yang dijual sejumlah lima.

Sepulang dari Mekkah, juragan perahu ini ingin menguji ilmu anaknya dengan menyuruh si anak Khutbah Jumat. Karena tak bisa menolak, alumni Mekkah ini pun akhirnya mengiyakan permintaan orang tuanya. Si Bapak tak tahu kalau anaknya di Mekkah kebanyakan tidur dan kurang ngaji sehingga ketika khutbah, ada yang janggal.

Berdirilah anak ini di mimbar khutbah. Biasanya sebelum khutbah, khatib membaca alhamdulillah. Umumnya dibaca dua kali.

Barangkali khatib baru lulusan Mekkah ini grogi dan deg-degan karena baru pertama kali naik mimbar. Namun dia harus tetap khutbah sebagai tanggung jawab terhadap bapaknya.

“Alhamdulillah…”

Sang bapak hatinya senang sekali anaknya bisa khutbah. Orang tua mana pun pasti bangga jika punya anak bisa khutbah. Apalagi anaknya alumni Mekkah.

“Alhamdulillah…”

Juragan perahu ini masih tenang.

Namun khatib amatiran ini membuat bapaknya heran karena dia masih mengucap hamdalah sampai tiga kali.

Baca juga:  Humor: Ketika Gus Mus Menggoda 2 Cucunya yang Sedang Kuliah di Mesir

“Alhamdulillah…” kata khatib.

Bapak sudah mulai khawatir. Kok bisa hamdalah sampai tiga ya?

“Alhamdulillah…”

Bapak mulai kebingungan. Mungkin juga malu.

“Alhamdulillah…” khatib masih mengucap hamdalah sampai yang kelima.

Mendengar anaknya hanya mengucap hamdalah lima kali di mimbar Jumat, Juragan Perahu ini berdiri dan berteriak, “Kurang ajar kowe, Le (Kurang ajar kamu, Nak). Lima perahu yang sudah kujual ternyata hanya kamu balas dengan hamdalah lima kali. Kurang ajar.” kata bapaknya yang kecewa.

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
2
Ingin Tahu
3
Senang
1
Terhibur
8
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top