Sedang Membaca
Ulama Banjar (202): H. Muhammad Arifin Ilham
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (202): H. Muhammad Arifin Ilham

Arifin Ilham

H. Muhammad Arifin ilham lahir tanggal 8 Juni 1969 di Banjarmasin. Nama panggilannya Ipin. Sejak umur 16 tahun sudah giat berdakwah.

Ipin anak kedua dari Ilham Marzuki kelahiran Dalam Pagar Martapura dan Ibunya Hj. Norhayati berasal dari Barabai. Urang Barabai ini mempunyai seorang kakak yaitu Mursidah dan tiga orang adik Siti Hadjar, Komariah, dan Firiani.

Arifin Ilham menikah denganWahyuniawai Al Wali orang Aceh dan dikaruniai tiga orang anak yaitu Muhammad Alfin Faiz, Muhammad Amar Al Zikro, dan Muhammad Aqsa Najhan.

Zikir dan berdakwah Arifin Ilham dimulai pada tahun 1996 dan hanya diikuti oleh tiga orang, kemudian bertambah menjadi tujuh orang. Setelah bertahun-tahun meningkat menjadi ribuan orang, mereka beratangan ke Masjid Al Amru Bittaqwa di Komplek Perumahan Mampang Indah Dua Depok. Setiap rabu malam, masjid ini dipenui oleh jamaah untuk mendengarkan ceramah dari para Kiai, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Arifin sendiri hanya sebagai jamaah yang ikut mendengarkan fatwa dari Kiai-Kiai tersebut.

Dalam berzikir arifin menganjurkan jamaahnya berpakaian putih. Pakaian serba putih menjadi telah menjadi lambing pengajian Arifi Ilham.

Pendidikan bermula dari Taman Kanak-Kanak Rajawali Banjarmasin (1974), lalu masuk Sekolah Dasar Muhammadiyah di Cempaka dan Sekolah Dasar Rajawali (1978-1981) sampai tamat.

Baca juga:  Mbah Shodiq Kiai Sat-set (8): Kiai Tanpa Beban

Ia sempat pula belajar di SMP Negeri I Banjarmasin, tapi hanya berlangsung satu tahun, kemudian ia pindah ke Jakarta dan belajar di Pesantren Darunnajah Ulu Jami, Kebayoran Lama, kemudian pindah lagi ke Asy-Syafiyah dan Alwiyah sampai 1989. Tamat di Alwiyah ikut kuliah di Universitas Nasional, Fakultas Hubungan Internasional (1994).

Pada tahun 1996 ia digigit seekor ular yang sedang dipegang oleh temannya. Arifin pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Selama 21 hari ia dirawat dan sempat koma, Arifin terus berzikir dan atas kehendak Allah SWT Arifin selamat dari kematian. Semenjak itulah ia terus berzikir.

Arifin terus berfikir bagaimana dakwah bisa mengubah prilaku orang yang mendengarnya. Ia terus mempelajari penyebabnya apakah kemungkinan pembawa dakwah tidak ikhlas dan hanya mengutamakan retorika sehingga tidak sesuai dengan dakwah Nabi Muhammad SAW. Melalui evaluasi dan koreksi dalam dirinya serta lingkungan maka muncullah ide dakwah diikuti dengan zikir.

Tantangan yang dihadapinya begitu hebat, diantaranya ada yang mengatakan sesat dan bid’ah. Arifin menjelaskan pengertian Zikir Berjamaah berdasarkan kitab yang dikarang oleh KH. Drs. Ahmad Dimyati Badruzzaman, MA., Pof. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA., Drs. Salim Al Jufri, Debby Nasution, dan Muhammad Arifin Ilham sendiri.

Baca juga:  Haji dan Seputar Gelar Tuan Guru

Arifin sempat berjualan mie goreng di Pasar Minggu dan menjadi kenek mobil jurusan Cililitan-Cibubur. Hal itu dilakukannya untuk mencukupi uang belanja dan biaya kuliah.

Suatu rencana besar yang ingin direalisasikan oleh arifin adalah membangun Komplek Ulama Zikir di daerah Sentul. Di lokasi ini akan di bangun sebuah masjid yang akan menampung 10. 000 jamaah.

Pada tahun 2007, anggota Dewan Pakar ICMI ini mengunjungi Amerika Serikat dalam rangka program ICMI. Jamaah muslim di Negara super power itu meminta waktu satu bulan agar ia bisa mengunjungi beberapa tempat. Ia juga telah mengunjunngi Taiwan, Hongkong dan Malaysia.

Tokoh yang diteladani Arifin adalah Rasulullah SAW, para sahabat dan para ulama. Hidup bukan untuk mati, tapi justru mati itulah untuk hidup. Karena itu jangan takut mati, jangan lupa mati, jangan cari mati, tetapi rindukanlah mati. Karena mati adalah pintu untuk berjumpa dengan Allah SWT. Dunia tempat kita berjuang dan akhirat tempat kita beristirahat.

Itulah pesan Arifin kepada umat Islam. Dan kepada Jamaahnya Arifin selalu berpesan agar memperbanyak shalat malam, tadarus Al-Qur’an, menggiatkan shalat berjamaah di masjid, shalat Dhuha, bersadaqah, menjaga wudhu setiap waktu, serta istigfar dan zikir setiap saat.

Dalam kesibukannya yang luar biasa Arifin masih sempat embuat beberapa karya tulis diantaranya yang sudah dinbukukan adalah ‘Renungan Zikir’ (Best seller), ’Hakikat Zikir, Jalan Taat Menuju Allah’ (best seller), ’Indonesia Berzikir, Menzikirkan Mata Hati’ (Pesan-pesan Spiritual Penjernih Hati.

Baca juga:  Kiai Moensif Nachrowi, Perawat Memorabilia Nahdlatul Ulama

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top