Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (152): KH. M. Syukeri Unus

Kh. M. Syukeri Unus

(L. 5 Oktober 1948)

KH. M. Syukeri Unus urang Amuntai ikut mewarnai Negeri Serambi Makkah (Martapura) di bidang ilmu pengetahuan. Majelis Ta’limnya terletak di sebelah jembatan Martapura selalu dipadati oleh para santri batapih khas Martapura.

Kiai kelahiran Desa Harus Amuntai Tengah tanggal 5 Oktober 1948 ini, biasa disapa akrab dengan Guru Syukeri. Beliau menamatkan Sekolah Dasar pada tahun 1960 kemudian meneruskan pendidikannya ke Pesantren Normal Islam di Amuntai, namun hanya sebentar. Beliau masuk SMP dan menyelesaikan pendidikannya di sekolah tersebut pada tahun 1963. Untuk memperdalam ilmu agama, Syukeri muda masuk ke Pesantren Darussalam di Martapura. Di sana beliau mondok kurang lebih tujuh tahun (1963-1970).

Bagi Syukeri Unus pribadi, belajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura ternyata belumlah cukup. Karena itu untuk memperluas wawasan keilmuan yang telah didapatnya, ia mengaji lagi pada para ulama ternama seperti KH. M. Imansyah, KH. M. Rafi’i Ahmad, KH. M. Husin Dahlan, KH. A. Sya’rani Arief, KH. M. Ramli, KH. M. Husin Qadri, KH. Abd. Syukur, KH. Abd. Qadir, KH. M. Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul), KH. M. Badruddin, KH. Anang Sya’rani dan lain-lain.

Dalam kiprahnya mengembangkan Islam, ulama yang biasa dipanggil Guru Syukeri ini giat menggelar pengajian agama di Martapura, Banjarmasin dan di Banua Lima. Beliau memimpin Majlis Ta’lim Sabilal Anwar di Martapura serta memberi ceramah di beberapa Majelis Ta’lim yang berada di Banjarmasin dan Amuntai.

Baca juga:  Romo B. Herry Priyono, Jembatan Filsafat dan Ilmu Sosial

Salah satu pengalaman yang patut diteladani dari beliau adalah ketekunan dalam melaksanakan rutinitas ibadah dan wirid sehari-hari. Ditambah lagi sifat kesederhanaan beliau, keikhlasan dan keuletan yang tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan agama. KH. M. Syukeri Unus masih sempat membuat beberapa karya tulis seperti Is’afuttalibin Fi Ilmin Nahwi, Is’afulhaidi Fi ilmi Faraidi, Miftahul Ilmil Mantiq, Is’afumurid Fi Fahmi Balagah, Manakib Sayyidatina Khadijah, dan Nabzah Manakib Syeikh Abdul Qadir Jailani.

Guru yang mempunyai prinsip hidup “Cintai Ilmu Agama dan Cintai Ulama” ini juga pernah aktif di pengurusan NU, yakni menjabat sebagai Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan. Disebabkan intensitasnya yang tinggi dalam mengisi pengajian di beberapa Majelis Ta’lim, kini beliau tidak aktif lagi di NU. Beliau tinggal di Antasan Senor, Martapura. Sedangkan di Amuntai, alamat tempat tinggalnya adalah di Jalan Abdul Azis Amuntai, Kalimantan Selatan.

Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
1
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top