Sedang Membaca
Ulama Banjar (134): Drs. H. Syarbaini Mastur
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (134): Drs. H. Syarbaini Mastur

Drs. H. Syarbaini Mastur

(L. 8 Juli 1940)

Nama lengkapnya adalah Drs. H. Syarbaini Mastur, sebutan di belakang namanya adalah nama orang tuanya, H. Mastur. Pak Syarbaini, demikian panggilan akrabnya di kalangan masyarakat kampus IAIN Antasari ini, lahir di Sungai Durian Kelua, Kabupaten Tabalong pada tanggal 8 Juli 1940. Tempat tinggalnya di Jalan Veteran Km. 5, 5 Gg. Mujahiddin Rt.02 No.52 Kelurahan Sungai Lulut Banjarmasin.

H. Syarbaini adalah anak ke 11 dari 13 bersaudara lahir dari pasangan H. Mastur dan Hj.Asmah. Tiga belas bersaudara itu masing-masing Hj. Jafnah, HA. Kurnain, Hj. Barian, Hj. Zainab, Hj. Imas, Masran, H.Rani, Hj. Mujenah, Zainah, A. Yani, H.Syarbaini Mastur, Alfiannor dan Hj.Rujiah. Selain itu masih ada lagi saudara sebapak masing-masing Dufran dan Jumasiah.

H. Syarbaini yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi Umum Akademik dan Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Antasari ini berlatar-belakang pendidikan formal Madrasah Ibtidaiyah Sungai Durian Kelua (1954), Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Kelua (1960), melanjutkan ke IAIN Malang dan berhasil meraih gelar Sarjana Muda (BA) (1970), lalu Sarjana Lengkap pada IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1975).

Sejak kecil H. Syarbaini rajin belajar membaca Alquran dengan kakak kandungnya (1952). Bidang tajwid dipelajarinya dengan H. Bajuri Kelua (1954) dan Arjan di Birayang (1961). Bidang lagu (tilawah) berguru dengan Muksi Rawan (1956) dan Syamsuri Arsyad (1956) di Banjarmasin.

Baca juga:  Pemikiran Dakwah Syekh Muhammad Nasher (Mbah Singomodo): Akulturasi Islam dan Budaya Jawa di Jenar, Sragen

Dari perkawinannya dengan Hj. Kartaniyah beliau dikaruniai 6 orang anak yang diantaranya satu orang doktor (S3) dan 2 orang dokter. Mereka adalah Prof. Dr. H. Ahmad Khairuddin, Khairunnisa S.Ag, dr. Nurul Hasanah, M.Kes, dr. Siti Khairiyah, Nurhamidah, S.AB, dan Zulfahmi Rahman.

H. Syarbaini sebelumnya pernah bertugas di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ketika masih berdinas di IAIN Antasari, ia terkenal konsisten dengan ketentuan kepegawaian dan istiqamah dalam pendirian. Dalam karir kepegawaiannya pernah meraih Satya Lencana Karya Satya 30 (1995) di samping beberapa piagam lainnya. Ia memiliki suara khas yang terang dan jelas ketika menyampaikan ungkapan dan pernyataan. Ulama yang satu ini mempunyai bakat di bidang seni baca Alquran.

Bakat seni baca Alquran sudah terlihat sejak kecil, terbukti dengan giatnya ia belajar tajwid, fashahah, dan lagu. Berkat keuletannya berlatih di bidang ini menghantarkannya, antara lain juara I MTQ sekotamadya Banjarmasin (1965), Juara II MTQ se-Kabupaten Malang Jawa Timur (1968), dan Juara II MTQ se-Provinsi Yogyakarta (1971).

Kemahirannya ini disosialisasikannya dengan melakukan pembinaan generasi ke depan agar agar menjadi qari-qariah yang handal. Pembinaan ini dilakukannya di rumah sendiri, dan berhasil sesuai yang diharapkan. Di antara muridnya ada yang berhasil menjadi qari-qariah berprestasi tingkat provinsi dan nasional. Hal ini sebagaimana pengakuan sejumlah qari qariah Kalimantan Selatan, ketika ditanya menyangkut guru-guru yang pernah berjasa membinanya, menyebutkan bahwa salah satunya adalah Drs. H.Syarbaini Mastur. Mereka adalah H.M.Yuseri, S.Pd.I, Hj.Alfisyahr Arsyad, Drs.H.Artoni Jurna, M.Ag.

Baca juga:  Mengenal Sastrawan Feminis dari Jazirah Arab

Terkait dengan kepiawaiannya dengan spesifikasi keahlian di bidang fashahah dan tilawah, H.Syarbaini pun sering diminta memberikan materi pelatihan /TC terhadap kontingen MTQ Kalimantan Selatan (1985-2000). Ia termasuk salah seorang Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kalimantan Selatan, yaitu sebagai Ketua Pembinaan Pendidikan dan Latihan (Diklat), salah seorang Pengurus Ikatan Persaudaraan Qari dan Qariah (IPQAH) dan Pengurus IPQIR sejak 1955, kemudian dilibatkan sebagai anggota Dewan Hakim MTQ Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.

Ketika masih bermukim di Yogyakarta pernah menjadi dewan hakim MTQ tingkat provinsi tersebut dan Dewan Hakim keresidenan Magelang (1972-1977). Pernah pula memberikan pelajaran membaca al-Qur’an di RRI Nusantara II Yogyakarta. H. Syarbaini pernah diundang untuk melantunkan kalam Ilahi di RRI Samarinda (1960), RRI Malang (1968-1969), dan RRI Yogyakarta.

Menjelang pelaksanaan tugas Dewan Hakim ia mengikuti pelatihan Dewan Hakim (1974-1975) dan setiap even MTQ tingkat provinsi memberikan materi latihan berkenaan dengan pembinaan tilawah. Begitu menyatunya seni baca Alquran dalam kehidupannya, ia bersama tim lainnya; Drs. Syamsuri Jingga dan Drs.H.M. Aini Hagan membuat Diktat Pelajaran Membaca Alquran. H. Syarbaini juga salah seorang pendiri Sekolah Tinggi Ilmu Alquran (STIQ) Benua Anyar Banjarmasin.

H. Syarbaini juga adalah seorang dai yang sering diundang menyampaikan dakwah baik ketika masih bertugas di Malang dan Yogyakarta, maupun ketika sudah berada di Banjarmasin. Beliau biasa tampil sebagai khatib dan mengisi pengajian di Majelis Taklim.

Baca juga:  Dinamika dan Empat Tokoh Utama Ushul Fikih (4): Thahir bin Asyur; Juru Bicara Maqashid al-Syariah Era Modern

Ketika di sekolah menengah, Syarbaini banyak melibatkan diri dalam berbagai organisasi, antara lain menjadi Anggota Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) (1955-1959), Pelajar Islam Indonesia (PII) (1959-1965). Ketika menjadi mahasiswa di Malang dan Yogyakarta aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) (1966-1975). Tahun 1975 aktif di Pemuda Muslimin, selanjutnya di Pemuda Muhammadiyah (1965-1969). Anggota Pengurus al-Washliyah Kalimantan Selatan (1961-sekarang), Ketua bidang pendidikan Yayasan al-Muddakir Benua Anyar Banjarmasin (1988-sekarang).

Di bidang kemasyarakatan diamanahi sebagai Ketua LKMD Kelurahan Sungai Lulut (1990-2005), Ketua Dewan Kelurahan Sungai Lulut (2003-2008), Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Sungai Lulut (2005-sekarang), dan Pengasuh TK Alquran al-Mujahiddin. Hal ini menunjukan bahwa disamping sebagai qari dan guru seni baca Alquran, ia juga adalah aktivis berbagai organisasi kemasyarakatan. Dalam memanfaatkan hari tuanya Syarbaini banyak melakukan kegiatan dan pengabdian kepada masyarakat.

Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
9
Ingin Tahu
3
Senang
2
Terhibur
1
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top