Pengganti pimpinan Pondok Dalam Pagar sesudah Tuan Guru Sapat (Syekh Abdurrahman Siddiq) adalah Tuan Guru H. Zainal Ilmi (terkenal sebagai H. Anang Ilmi). Dialog penyerahan sangat menarik untuk diketengahkan.
Menjelang Abdurrahman Siddiq pergi ke Tambilahan, Riau meninggalkan kampung Dalam Pagar, Martapura, di antara keluarga ada yang mengajukan pertanyaan;”Siapakah garang nang manggantikan sampian di Pondok Dalam Pagar?“. “Anang Ilmi manggantiakan diaku“, jawab beliau sambil menepukkan tangannya ke bahu Zainal Ilmi. Zainal Ilmi sangat terkejut hingga tertunduk karena tak menyangka sama sekali, jika beliau diserahi kepemimpinan Pondok Dalam Pagar. Sejak kejadian itu, beliau menjadi selalu menundukkan kepala ke bawah sampai akhir hayatnya.
Tuan Guru H. Zainal Ilmi bin Syekh Abdussamad bin Syekh Syihabuddin bin Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari lahir pada Jum’at malam atau Sabtu pagi jam 04.30 WITA, 17 Rabi’ul Awwal 1304H/1886M, di Kampung Dalam Pagar, Martapura. Beliau adalah ulama yang sangat wara’, tawadlu’ dan pemurah (dermawan). Selama hidupnya banyak familinya yang kurang mampu mendapat santunan setiap bulannya tanpa sepengetahuan banyak orang dan beliau sendiri yang memberikannya. Beliau pada zamannya sangat berpengaruh baik di kalangan masyarakat maupun pejabat pemerintah karena kealiman dan kesalehannya.
Beliau belajar berbagai cabang ilmu agama dan ilmu alat kepada ayahnya sendiri Tuan Guru H. Abdus Shamad selama 6 tahun. Kemudian beliau memperkaya dan memperdalam ilmunya kepada Tuan Guru Muhammad Amin bin Qadi H. Mahmud, Tuan Guru Abdurrahman Muda, Tuan Guru Abbas bin Mufti Abdul Jalil, Tuan Guru Abdullah bin H. Muhammad Saleh, Tuan Guru Muhammad Ali, Tuan Guru Khalid, Tuan Guru Nawawi, Tuan Guru Ismail dan sudah barang tentu dengan Syekh Abdurrahman Siddiq. Guru Sekumpul waktu kecil sering menyambangi Tuan Guru H. Zainal Ilmi hanya untuk mencium tangan orang yang mulia ini setiap hari.
Beliau meninggal dunia 13 Dzulqaidah 1375H/21 Juni 1956M jam 12.00 WITA, siang di Kampung Karang Intan, Martapura dan dimakamkan di Kalampayan, Martapura.
Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.