Sajian Khusus edisi ke-12 hadir di tengah kita menjalankan ibadah Ramadan. Kami sempat berpikir ingin meliburkan sajian khas ini, karena terasa berat, terutama secara psikis. Ujian kita bulan ini dan Mei sungguh adl’afan mudla’afa, berlipat-lipat, terutama sekali karena Corona yang belum menunjukkan tanda-tanda kapan berakhir. Namun, pikiran meliburkan segera kami singkirkan. Kenapa?
Karena usulan dan proposal menulis Sajian Khusus meningkat, mungkin karena para penulis kita, para intelektual kita, para peneliti kita, punya waktu luang. Mereka tidak melakukan penelitian ke lapangan, tidak mengajar sebagaimana biasanya, atau tidak mengisi diskusi atau seminar. Dus, imbauan “di rumah saja”. Bagi yang penulis yang disiplin dan punya kemauan kuat, wabah Corona ini memang mengandung hikmah berlimpah: menulis dan membaca.
Pada kesempatan ini, Supriansyah, penulis muda dari Banjarmasih-Kalimantan Selatan berkesempatan menyajikan esai-esai antropologis bertema “Islam di Tengah-Tengah Urang Banjar”. Kita tahu, masyarakat Banjar adalah salah satu “tradisi besar” dalam konteks keislaman di Nusantara. Di sana ada ulama besar, di sana ada perjalanan dakwah yang punya sejarah, di sana memilki ritual yang khas, di sana ada pertemuan Arab dan Banjar, di sana ada dua entitas yang tidak bisa dipisahkan: agama dan budaya.
Supriansyah dengan jeli mengamati perkembangan-perkembangan Islam di tengah urang Banjar, dari mulai kesejarahan, dakwah, ulama, ritual, pakaian hingga fenomena generasi milenial sekarang ini. Rasanya tepat membaca esai-esai dia di bulan suci ini; refleksi, kritisisme, informasi baru, dan ide-ide keislam yang ingklusif sekaligus juga melestarikan lokalitas.
AlifID senang sekali menyajikan esai-esai ini. Terima kasih dan hormat buat penulisnya. Buat para pembaca yang budiman, selamat menikmat. Semoga berfaedah…
Selamat menjalankan Ibadah Ramadan dan Salam takzim dari redaksi..