Sajian Khusus: Haul ke-321 Syekh Yusuf al-Makassari

Terus terang, mengerjakannya edisi Sajian Khusus kali ini terasa berat sekali: di tengah keputusan pemerintah yang tak menentu soal wabah ini dan Hari Raya sudah di depan mata. Dua hal itu cukup membuat redaksi tidak khusyuk. Namun, semangat, tenaga, dan fokus kami tiba-tiba berkumpul karena tema yang disajikan luar biasa, orang besar, bukan saja pada zamannya, tapi besar hingga kini: Syekh Yusuf al-Makassari. 

Pada tanggal 22 Mei adalah haulnya yang ke-321. Kita memuat tidak pas bertepatan dengan tanggal 22, karena sajian khusus memang hadir tiap Rabu. Namun, agar tanggal 22 Mei juga tetap kita peringati, maka esai-esai Syekh Yusuf akan dikeluarkan bertahap: 20, 21, dan 22 Mei.

Sajian Khusus ini akan mengetengahkan karya-karya Syekh Yusuf. Kita mengenang beliau sebagai seorang ulama yang memiliki karya tulis penting sebagai panduan dalam mengarungi dunia tasawuf. Tak hanya itu, kajian filologi atau manuskrip dalam esai-esai ini juga terasa kuat, karena penulisnya seornag pengajar yang bergelut dengan dunia pernaskahan: Nur Ahmad.

Nur Ahmad adalah penulis buku Wajah Islam Nusantara. Dia juga pengajar pada Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang untuk bidang kajian tasawuf dan beragam ekspresinya di Nusantara. Ketertarikan kajiannya mencakup Filsafat Islam, Sejarah Islam Nusantara, dan Indigenous Islam. Saat ini dia tercatat sebagai mahasiswa Ph.D di Institut Kajian Asia pada Universitas Leiden, Belanda. Sebelumnya, dia menamatkan studi masters dari Vrije Universiteit Amsterdam. Dia juga alumni Pondok Pesantren Al-Itqan, Bugen, Semarang.

Kami menyampaikan terima kasih pada Nur Ahmad dan para pembaca setia. Semoga sajian ini bisa dinikmati dan menginspirasi

Selamat Idul Fitri 1441 H