Penulis Nurdiyansah Dalidjo merilis buku perjalanan (travelogue) keduanya yang diberi judul Rumah di Tanah Rempah. Pada 29 Juni 2020, buku yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU) tersebut resmi beredar di berbagai toko buku.
Nurdiyansah mengungkapkan bahwa kumpulan kisah perjalanannya berkeliling dari Aceh hingga Papua Barat itu hendak mengajak pembaca untuk mengenal Indonesia melampaui lintasan zaman melalui tradisi rempah.
Cerita-cerita tak hanya disusun dari bermacam sumber literatur, melainkan pula obrolan dengan orang-orang yang ditemuinya dalam penjelajahan sambil mencicip kesedapan rasa serta aroma di kebun rempah, kedai, warung kopi, pasar, dan dapur.
Melalui buku setebal 466 halaman itu, Nurdiyansah menelusuri jauh lebih dalam mengenai sejarah dan tradisi kuliner kita yang kaya akan rempah.
“Bagi anak muda seperti saya, – yang lahir dan besar di Jakarta pada era Orde Baru – kenangan tentang rempah mewakili sesuatu yang absurd dan seringkali sulit dipahami. Mungkin juga kontradiktif untuk menghubungkannya dengan sejarah dan identitas kebudayaan Indonesia yang hibrid dan kompleks sejak berabad-abad lampau,” ungkapnya dalam siaran pers.
Rumah di Tanah Rempah membawa pembaca pada banyak perenungan. Siapa itu “orang Indonesia”? Apa makna Indonesia sebagai “rumah besar” bagi segala macam warna masyarakat yang hidup di dalamnya? Lantas, apa hubungan antara rempah dan Indonesia untuk kemudian kita membawanya pada konteks berbagai persoalan yang dihadapi saat ini?
Testimoni
“Buku ini adalah Indonesia yang hidup dari kacamata pengelana kuliner. Demikianlah Indonesia, yang dibentuk oleh ragam interaksi sosial manusia dan alam. Sepatutnya buku ini dibaca kaum muda, agar lebih luwe memandang Indonesia masa lalu dan masa depan.” (Hilmar Farid, Ph.D., Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI)
“Buku ini memberikan kontribusi yang penting dan bermakna bagi pengetahuan kita tentang rempah-rempah Indonesia. Tulisan Nurdiyansah kaya dengan aroma dan rasa.” (Janet DeNeefe, Penulis serta Pendiri dan Direktur Ubud Food Festival)
“Buku ini dapat menginspirasi banyak orang yang ingin mengenal kembali wajah Indonesia sejujur-jujurnya.” (Kumoratih Kushardjanto, Yayasan Negeri Rempah)
“Buku ini mengantar saya menjelajah Nusantara. Membuka kembali lembaran banyak kenangan tentang Masyarakat Adat, kampung halaman, dan masa kecil.” (Rukka Sombolinggi, Sekjen AMAN)