PIAGAM SUKOREJO
Bismillahirrahmanirrahim
Bahwa sesungguhnya muktamar sastra digelar sebagai ikhtiar luhur untuk menggali kenusantaraan demi membangun kebangsaan di tengah tata kelola dunia baru yang penuh keterbukaan serta persaingan hampir di semua lini kehidupan.
Bahwa sesungguhnya muktamar sastra adalah ikhtiar luhur anak bangsa untuk menjadikan manusia Indonesia tetap memiliki kepribadian di bidang kebudayaan, di samping senantiasa menggenggam kedaulatan politik dan kemandirian ekonomi di kancah persaingan global.
Maka kami meneguhkan:
1. Dengan nilai, kekuatan sejarah, jaringan dan jumlahnya, pesantren harus mampu membangun peradaban sastra yang tangguh di era baru, serta bisa mewarnai dunia sastra berikut konten media di Indonesia
2. Sastra pesantren harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan ranah baru, yakni: kelas menengah kota, generasi milenial, dan industri digital, dengan menyuguhkan konten inspiratif yang bersumber pada Islam inklusif dengan memanfaatkan kekuatan lintas media
3. Sastra pesantren merupakan karya sastra yang mengangkat nilai-nilai keislaman, kebangsaaan, dan lokalitas yang berorientasi kepada Islam rahmatan lil alamin
4. Sastra pesantren tidak hanya sebagai karya individual, tetapi juga merupakan ekpresi yang merepresentasikan kebudayaan kolektif.
5. Sastra pesantren harus berkontribusi pada kesusastraan dan kebudayaan Indonesia, serta peradaban dunia.
6. Sastra pesantren harus menjadi mata rantai tradisi sastra religi yang ada di nusantara.
7. Sastra pesantren harus tampil secara estetik dengan menggali konvensi-konvensi sastrawi yang capaiannya memperkuat sastra Indonesia.
8. Formulasi dan karakteristik sastra pesantren masih terbuka lebar, sehingga strategi penggalian dan pengembangannya harus lebih intens dan berkelanjutan.
9. Sastra pesantren mengacu pada asas indah, berfaedah, dan kamal.
10. Sastra di Indonesia terbukti mampu mensintesakan problem kehidupan bangsa, sehingga sastra tidak patut diperalat untuk kepentingan politik dan kekuasaan.
11. Sastra adalah ruang refleksi, ekspresi, dan cermin bening bagi semua elemen bangsa.
12. Sastra dan budaya di Indonesia sudah waktunya menjadi panglima dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
13. Sastra di Indonesia sebagai penanda keberadaban, harus berada di garda depan laju kebudayaan bangsa
14. Sastra punya potensi besar sebagai perekat kebangsaan, sebab memiliki piranti paling mumpuni, membumi, dan mampu menembus sekat-sekat di masyarakat
15. Gerakan budaya dengan berbasis sastra pesantren merupakan langkah strategis dan efektif.
16. Sastra di Indonesia adalah wahana pendidikan dan penyampai nilai-nilai yang mampu melintasi berbagai zaman.
17. Sastra di Indonesia memiliki sejarah panjang serta menyimpan warisan lokal yang melimpah, sehingga harus tetap dipertahankan dalam tradisi sastra di Nusantara
18. Sastra di Indonesia adalah produk budaya sekaligus estetika, apapun warna lokal dan basis etniknya harus diapresiasi sebagai basis dan pendukung bagi dinamika kesusastraan dan kebudayaan Indonesia.
19. Muktamar Sastra 2018 juga melahirkan butir-butir rekomendasi yang akan disampaikan kepada pihak-pihak terkait, berwenang, dan kompeten.
Demikian, Piagam Sukorejo ini disusun berdasarkan kesepakatan dan kesepahaman seluruh peserta Muktamar Sastra 2018.
Sukorejo, 20 Desember 2018
Atas nama seluruh peserta Muktamar Sastra 2018
*K.H.R. Achmad Azaim Ibrahimy*