JOMBANG– Memaknai Hari Santri, Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan Nasional, penting untuk memahami konteks perjuangan para kiai. Bahwa, para santri punya saham besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Demikian ungkap M. Hasan Chabibie, dalam diskusi refleksi Hari Santri, Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan Nasional di Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
“Peringatan Hari Santri, Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan Nasional itu sebuah rangkaian yang tidak bisa dipisahkan. Bahwa, pejuang kemerdekaan itu hampir semuanya pemuda. Dan dari kelompok pemuda itu, sebagian besar merupakan santri,” demikian disampaikan M.Hasan Chabibie, Ahad (01 November 2020).
M. Hasan Chabibie, yang merupakan Plt. Ketua MATAN (Mahasiswa Ahlut Thariqah an-Nahdliyyah), menegaskan bahwa santri punya tanggungjawab untuk menjaga negara, mengawal perjuangan para kiai.
“Yakinlah bahwa santri itu memiliki saham terhadap berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Inilah yang harus jadi pengangan kita semua, para santri, agar tidak kepaten obor, agar tidak terputus sejarah,” jelasnya.
Ia menambahkan, bahwa santri harus memahami tanggungjawabnya. “Jadi, ingatlah bahwa ini bukan negara orang lain, ini bukan punya si A, si B. Para santri, keluarga besar pesantren, warga Nahdliyyin di manapun berada, kita sama-sama memiliki saham terhadap berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkap Hasan, yang juga Plt. Kepala Pusdatin, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin Kemendikbud).
“Sehingga jika kemudian adik-adik semua melihat, banyak alumni pesantren yang berkiprah dalam konteks negara, maka ini hal wajar karena besutan atau didikan dari para kiai-kiai pesantren. Nah, wabil khusus di Jombang, yang merupakan basis pengetahuan pesantren dan pergerakan Nahdliyyin,” terang Hasan.
Sementara, Ahmad Athoillah, Founder Santri Milennial dan pengasuh di sebuah pesantren di Denanyar Jombang, menegaskan bahwa santri sekarang ini harus fokus belajar, sekaligus memahami konteks sejarah perjuangan. “Bagi santri sekarang yang sedang belajar, fokuslah mengaji, belajar dan berusahalah memahami sejarah. Penting sekali untuk memahami prosesnya, apa tujuan penting dari khidmah para santri,” jelas Athoillah.
M. Athoillah, mengungkapkan bahwa pemahaman perjuangan para kiai sangat penting. “Jika kita memahami konteks perjuangan para kiai, sejak sebelum kemerdekaan, masa kemerdekaan hingga kini, maka kita bisa bergerak bersama. Karakter-karakter penting dari santri generasi awal hingga kini, bisa terkoneksi dan saling menyambung.”
Diskusi ini dimoderatori oleh M. Rasyid, Sekretaris Umum MATAN, serta dihadiri ratusan santri pesantren Denanyar, Jombang Jawa Timur (*).