Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI) berkolaborasi dengan Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyelenggarakan Apresiasi Seni Nusantara bertajuk “Kesenian Randai” pada Sabtu (10/10), pukul 19.00 WIB.
Pagelaran seni dapat disaksikan secara daring melalui zoom dan kanal youtube MAC UI https://www.youtube.com/channel/UCL3RgrAsnWi0KkgpI1HVTxw dan atau kanal youtube Budaya Maju Kemendikbud.
Hadir sebagai apresiator seni Randai adalah Dr. Lilik Tjahjandari (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI); Damhuri Muhammad, S.Ag., M.Si (Sastrawan Minang dan dosen Filsafat), Zulkifly, S.Kar., M.Hum (pengamat seni Randai), dan dipandu oleh Sofian Siagian (Direktorat Pendidikan UI).
Seni randai yang dipagelarkan merupakan penampilan dari Nagari Sungai Naniang Sumatera Barat. Para apresiator akan membahas sejarah dan perkembangan seni Randai; bagaimana seni ini bertahan di tengah kepungan arus budaya dan seni modern; bagaimana Randai bisa memiliki daya tarik di kalangan generasi millenial; bagaimana mengembangkan seni Randai di era kontestasi budaya saat ini; serta bagaimana seni Randai tetap bisa menjadi sarana menjalankan dakwah Islam di tengah fenomena maraknya gerakan puritanisasi agama yang anti tradisi.
Kepala MAC UI Ngatawi Al-Zastrouw menuturkan, “Kegiatan ini merupakan rangkaian pagelaran seni kedua. Yang pertama telah berlangsung minggu lalu dengan tema Kesenian Dalupa – Nanggroe Aceh Darussalam. Melalui event ini diharapkan masyarakat tidak saja bisa menikmati hiburan pagelaran seni, tetapi juga bisa mengenal khazanah seni budaya bangsa beserta nilai-nilai dan kearifan lokal yang ada di dalamnya. Dengan demikian, pagelaran ini bukan semata-mata hiburan tetapi juga sebagai media edukasi.”
Randai merupakan kesenian tradisional rakyat yang memiliki dimensi spiritual dan berfungsi sebagai sarana dakwah, menyampaikan pesan dan ajaran Islam kepada masyarakat. Randai menggabungkan berbagai unsur seni, seperti drama, tari, musik, sastra dan silat. Melalui pertunjukan seni ini, MAC UI dan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud RI ingin menggali nilai-nilai kearifan lokal dan ajaran-ajaran luhur sekaligus memperkenalkan seni tradisional Randai kepada generasi milenial dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Terdapat dua unsur utama dalam seni Randai ini; pertama, unsur penceritaan (kaba) yang dipaparkan melalui gurindam, dendang dan lagu dengan diiringi oleh alat musik tradisional Minang seperti saluang, rebab, bansi, rebana dan lain-lain; Kedua, unsur laku dan gerak atau tari yang dibawakan melalui gelombang yang bersumber dari gerakan silat tradisi Minang dengan berbagai variasi sesuai dengan gaya silat di masing-masing daerah. Beberapa sumber menyebut kesenian Randai terkait dengan media dakwah yang dilakukan oleh para penganut tarekat Naqsabandiyah. Pendapat ini merujuk pada galombang atau gerakan-gerakan tari dalam Randai mirip dengan gerakan ritual kaum Naqsabandiyah.