Sedang Membaca
Melacak Tafsir Alquran Abad Ke-4 H di Andalusia
Nur Hasan
Penulis Kolom

Mahasiswa Islamic Studies International University of Africa, Republic Sudan, 2017. Sekarang tinggal di Pati, Jawa Tengah.

Melacak Tafsir Alquran Abad Ke-4 H di Andalusia

Perkembangan dan kajian tafsir di barat dunia Islam khususnya Andalusia, tidak bisa dilepaskan dari kajian tafsir yng ada di timur dunia Islam, yang merupakan pusat dan awal perkembangan tafsir di dunia Islam.

Hal ini dikarenakan, banyaknya intelektual Muslim dari Andalusia yang menimba ilmu di wilayah timur dunia Islam, ketika Andalusia baru memasuki periode awal perkembangan Islam.

Penulisan tafsir di Andalusia, sejatinya sudah dimulai sejak abad ke-3 hijriyyah, dengan ditemukannya beberapa kitab tafsir yang di tulis pada waktu itu. Seperti tafsir Abdul Rahman al-Hiwari (w.228 H), tafsir Baqi Ibni Makhlad (w. 276 H).

Abad ke-3 H, merupakan periode pertama kajian tafsir dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di Andalusia, yang mana kemudian kajian-kajian tafsir di Andalusia berkembang pada abad-abad berikutnya. Berikut ini adalah beberapa kitab tafsir yang muncul pada abad ke-4 dan ke-5 H di Andalusia;

Tafsir Ibn Abi Zamanain, Tafsir Abad ke-4 H.

Sesuai dengan namanya, tafsir ini ditulis oleh Ibn Abi Zamanain. Yang memiliki nama lengkap Muhammad ibn Isa ibn Abi Zamanain, lahir di kota Granada pada 324 H. Dalam pemikiran fiqh, tafsir ini berafiliasi dengan madzhab fiqh Maliki, sebagaimana kebanyakan tafsir yang lahir di wilayah barat dunia Islam khususnya di Andalusia.

Dalam rihlah intelektualnya, Ibnu Abi Zamanain tercatat pernah berguru kepada para sarjana Muslim di Andalusia waktu itu. Seperti Wahb ibn Mabirah, Ahmad ibn Matraf, Iban ibn Isa, dan para sarjana Islam di Granada dalam berbagai bidang keilmuan seperti hadis, fikih, sastra, dan linguistik.

Tafsir Ibn Abi Zamanain merupakan ikhtisar dari tafsir Abu Abdul Qasim ibn Salam, yang sampai saat ini masih berwujud manuskrip di perpustakaan Al-Qarawiyin. Dalam kitabnya, Madrasah al-Qur’aniyyah, Muhammad Abdussalam al-Kanuni mengatakan bahwa tafsir ini ditulis oleh Ibn Abi Zamanain, untuk menyederhanakan berbagai pengulangan yang ada dalam tafsir Ibn Salam, dengan memberikan tambahan tentang kajian linguistik (nahwu dan sharf).

Baca juga:  Pemenang Lomba Menulis Ramadan Berkah (2): Belajar di Rumah Aja

Selain itu, tafsir ini juga di awali dengan pengantar yang di dalamnya berisi tentang kajian ilmu Al-qur’an, seperti kodifikasi Al-qur’an dan informasi tentang ayat-ayat makkiyah dan madaniyyah. Namun sangat disayangkan tidak terlalu banyak sumber, yang menjelaskan detail terhadap keberadaan dan isi tafsir ini.

Tafsir al-Mahdawi, Tafsir Abad ke-5 H.

Adapun kitab tafsir yang muncul pada abad ke-5 H di barat dunia Islam, adalah tafsir al-Mahdawi, yang ditulis oleh Ahmad ibn Ammar Abu Abbas al-Mahdawi. Al-mahdawi merupakan nisbat terhadap kota yang bernama Al-Mahdiyah, di Maghrib (Maroko). Sedikit sumber yang bisa ditemukan, yang membahas tentang kehidupan dan karir intelektualnya, namun beberapa sumber mengatakan bahwa Al-Mahdawi pernah belajar qira’at pada ulama-ulama ternama dibidang tersebut. Seperti Muhammad ibn Sufyan, Mahdi ibn Ibrahim, dan Ahmad ibn Muhammad al-Qantari.

Al-Mahdawi juga dikenal sebagai ulama yang pakar dalam bidang qira’at, salah satu karyanya yang membahas tentang qira’at adalah al-Muwaddi fi Ta’lil Wujuh al-Qira’at.

Adapun kitab tafsir yang ditulis al-Mahdawi yang kemudian dikenal dengan tafsir al-Mahdawi, dalam beberapa sumber menyatakan hingga saat ini masih berwujud dalam bentuk manuskrip di perpustakaan Nasional al-Maghribiyyah, di Rabat. Dan hanya ditemukan sebagian yaitu dari surah al-Kahfi sampai an-Nas.

Baca juga:  Belajar Banyak Hal, Bisa dari Rumah

Dalam kitab Madrasah Qur’aniyah fil Maghrib karya Muhammad Abdussalam al-Kanuni, disebutkan bahwa al-Mahdawi menulis kitab tafsirnya dengan dilengkapi adanya informasi tentang ilmu qira’at, kemudian ayat-ayat yang dinasikh dan mansukh. Selain itu, tafsir ini juga dilengkapi dengan riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang keutamaan setiap surah dalam Alquran.

Yang menarik dari tafsir karya Al-Mahdawi adalah perhatian khusus terhadap ilmu qira’at, dengan menjadikannya sebagai salah satu judul bahasan dalam tafsirnya. Selain itu, beliau juga menampilkan qira’ah yang tidak masyhur.

Tafsir Makki Ibn Abi Thalib, Tafsir Abad ke-5 H.

Sebagaimana dua tafsir sebelumnya, tafsir ini masih berbentuk manuskrip di perpustakaan nasional Rabat. Al-Kanuni dalam kitabnya Madrasah al-Qur’aniyyah, menyebutkan bahwa dia hanya menemukan dua manuskrip. Bagian pertama berisi tafsir dari surah al-Fatihah sampai al-A’raf, dan bagian kedua berisi surah Maryam sampai surah az-Zumar.

Sesuai namanya, tafsir ini ditulis oleh Makki Ibn Abi Thalib. Yang mempunyai nama lengkap Abu Muhammad Hamus ibn Muhammad ibn Mukhtar al-Qaisi al-Maghribi, beliau lahir Qarawain (Kairouan) pada 355 H. Beliau pernah belajar kepada para ulama ditempat kelahirannya, seperti Abu Muhammad Zaid al-Qarawain, Abu Hasan al-Hasabi. Juga belajar kepada beberapa ulama Mesir pada 376 H, seperti Abdul Mun’im ibn Galabun dan Abu Abdi Abdul Aziz. Para pakar qira’ah seperti Ahmad ibn Farras.

Baca juga:  Naskah Lengkap Pidato M. Quraish Shihab di Depan Pemimpin Agama-Agama

Pada 939 H, beliau pindah ke Cordoba dan mengajar di masjid Cordoba. Makki ibn Abi Thalib, dalam mukaddimah tafsirnya mengatakan bahwa tafsir yang ditulisnya, adalah bagian dari upaya untuk menghimpun seluruh pengetahuan yang dimilikinya tentang Al-qur’an.

Dalam tafsirnya ini, beliau banyak menyebutkan riwayat-riwayat yang bersumber dari Rosulullah Saw, para sahabat dan tabi’in, secara lengkap dengan menyebut rangkaian periwayat yang mentransmisikan sanad. Selain itu, juga menjelaskan tentang hukum yang terkandung dalam sebuah ayat, sebab-sebab turunnya ayat, informasi tentang nasikh-mansukh serta persoalan linguistik.

Yang mana itu semua, beliau ambil dari pendapat para ulama yang berkembang pada masanya dan diupayakan dinukil oleh al-Makki, secara utuh untuk menghindari reduksi dan distorsi. Dalam penulisan tafsirnya, al-Makki menyatakan mengambil sumber lebih dari seribu literatur. Seperti Tafsir at-Tabari, I’rabul Qur’an, dan juga literatur-literatur kajian ilmu Alquran dan ilmu lainnya.

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
1
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (2)

Komentari

Scroll To Top