Sedang Membaca
Sumur Bidhaah (4): Airnya Menjadi Obat Segala Penyakit
M. Ishom el-Saha
Penulis Kolom

Dosen di Unusia, Jakarta. Menyelesaikan Alquran di Pesantren Krapyak Jogjakarta dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Sumur Bidhaah (4): Airnya Menjadi Obat Segala Penyakit

Sumur Bidhaah (4): Airnya Menjadi Obat Segala Penyakit

Sumur ini terletak di Barat laut Masjid Nabawi, tepatnya di parkiran Hotel al-Haritsiyah Madinah. Dahulunya berada persis di samping balai (tsqifah) tempat berkumpulnya orang-orang di tengah perkampungan Bani Saidah. Rasulullah Saw sering mampir beristirahat dibalai ini serta disuguhi air minum yang diambil dari sumur Bidhaah.

Dalam keterangan hadits yang diriwayatkan oleh kakaknya Sahal b. Saad disebutkan bahwa Rasulullah duduk dibalai Bani Saqifah yang letaknya tidak jauh dari Masjid Nabawi, kemudian dilayani dengan suguhan air minum yang diambil dari sumur Bidhaah.

Rasulullah pun meminumnya dan merasakan setiap tegukan, seraya berkata: “tambahkan lagi untukku. Sesungguhnya air yang pertama lebih ada manis-manisnya dibandingkan air sesudahnya.” Penduduk Bani Saidah lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, ada apa sehingga rasanya berbeda-beda, padahal airnya dari satu sumber saja?” Rasulullah Saw tidak menjawab pertanyaan itu.

Diriwayatkan pula bahwa setiap Rasulullah mengambil air dari sumur ini untuk bersuci, beliau terlebih dulu menyicipinya dan menyisihkan sedikit air untuk dilepehkan ke dalam sumur sehingga airnya bertambah berkah. Di masa sahabat banyak orang sakit yang minta diambilkan air sumur Bidhaah untuk pengobatan.

Putri Abu Bakar as-Shiddiq yang bernama Asma’ bertutur bahwa: “di antara kami yang sakit biasa mandi menggunakan air sumur Bidhaah selama tiga hari berturut-turut dan setelah itu sembuh penyakitnya.” Karena berkhasiat sebagaimana riwayat Abu Dawud bahwa di dalam sumur ini bercampur antara keringat anjing, kotoran darah haidh, dan dekil tubuh manusia lainnya. Hal itu karena semua ingin mengambil air dari sumur Bidhaah.

Baca juga:  Kata-Kata Kotor di Masa Nabi Muhammad Saw dan Sahabat

Kondisi air sumur Bidhaah yang seperti itu sempat dipertanyakan kepada Rasulullah Saw: Apakah najis? Hal ini seperti keterangan hadits dalam Sunan Nasai, tatkala Abu SSaid bertanya kepada Rasulullah Saw saat berwudhu dengan air sumur Bidhaah yang kejatuhan nanah dari orang yang sakit. Beliau menjelaskan: “Sesungguhnya air (yang banyak) tetap suci dan tidak ada satupun yang merubahnya menjadi najis”.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
2
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top