Sedang Membaca
Tafsir Surah al-Fatihah (13): Apakah Basmalah Termasuk Bagian dari Surah al-Fatihah?
M. Tholhah Alfayad
Penulis Kolom

Lahir 15 Agustus 1996. Pendidikan: alumni Madrasah Hidayatul Mubtadiin, Lirboyo, Kediri. Sedang menempuh S1 Jurusan Ushuluddin Univ. Al Azhar al Syarif, Kairo, Mesir. Asal Pesantren An Nur I, Bululawang, Malang, Jawa Timur.

Tafsir Surah al-Fatihah (13): Apakah Basmalah Termasuk Bagian dari Surah al-Fatihah?

Thalhah Alfayyad

Terkadang kita mendengar seorang imam dalam sholat melirihkan bacaan basmalah ketika membaca surah al-Fatihah. Terkadang kita mendengar seorang imam dalam sholat sama sekali tidak membaca basmalah ketika membaca surah al-Fatihah. Dan terkadang kita melihat imam dalam sholat membaca basmalah surah al-Fatihah dengan bacaan yang jelas dan keras.

Lantas, dari manakah perbedaan pendapat ini berasal? Menurut para ulama fiqh, perbedaan pendapat ini lahir dari sebuah pertanyaan besar “Apakah basmalah adalah bagian dari surah al-Fatihah?”

Dari sinilah semua perbedaan berasal. Para ulama yang tidak menghitung basmalah sebagai bagian dari surah al-Fatihah tidak mewajibkan membaca basmalah dalam sholat. Sebaliknya, para ulama yang menghitung basmalah sebagai bagian dari surah al-Fatihah mewajibkan membaca basmalah dalam sholat.

Mari kita teliti setiap pendapat empat madzhab dengan seksama beserta argumentasi mereka.

Menurut imam Abu Hanifah, basmalah bukanlah ayat pertama dari surah manapun. Akan tetapi, basmalah adalah ayat al-Qur’an yang diturunkan sebagai pemisah antara satu surah dengan surah yang lain dalam al-Qur’an. Seorang pembaca al-Qur’an harus membaca basmalah ketika ia selesai membaca sebuah surah al-Qur’an dan akan beranjak pada surah selanjutnya. Oleh karena itu, imam Abu Hanifah menganjurkan membaca basmalah ketika hendak membaca surah atau ayat al-Qur’an setelah selesai membaca surah al-Fatihah dalam sholat. Meskipun begitu, imam Abu Hanifah juga mengajarkan agar membaca basmalah dengan lirih dalam surat al-Fatihah ketika berada dalam sholat.

Baca juga:  Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat 107: Iklim Pluralitas dan Misi Nabi Muhammad Saw

Hal ini berdasarkan pengakuan para shahabat bahwa mereka mengenal basmalah hanya sebagai pembatas di antara surah-surah dalam al-Qur’an.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَعْرِفُ فَصْلَ السُّورَةِ حَتَّى تُنَزَّلَ عَلَيْهِ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ )

Diriwayatkan dari shahabat Ibnu Abbas bahwa Rasulullah tidak mengenal pemisah antar surah (dalam al-Qur’an) hingga turun ayat “Bismillahir Rahmaanir Rahiim” (HR.Abu Dawud)

Menurut imam Malik, basmalah bukanlah bagian dari ayat al-Qur’an. Sedangkan penempatannya dalam setiap awal surah al-Qur’an (kecuali surah at-Taubah) sebatas bertujuan untuk mengambil berkah (at-Tabarruk). Oleh karena itu, tidak dianjurkan membaca basmalah dalam sholat fardhu. Dan diperbolehkan membaca basmalah surah al-Fatihah hanya dalam sholat sunnah saja. Pendapat imam Malik ini berdasarkan pengajaran turun-temurun penduduk kota Madinah yang bersumber dari Rasulullah yang tidak membaca basmalah surah al-Fatihah dalam sholat fardhu.

Selain itu, imam Malik juga mengambil dalil dari kesaksian para shahabat bahwa Rasulullah tidak membaca basmalah dalam sholat berjamaah.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقْرَأُ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ)

Diriwayatkan dari shahabat Anas “Aku pernah sholat (bermakmum) kepada Rasulullah, shahabat Abu Bakar, dan shahabat Umar bin Khattab. Dan aku tidak pernah mendengar mereka membaca ayat “Bismillahir Rahmaanir Rahiim”. (HR.Muslim)  

Menurut imam asy-Syafi’i, basmalah adalah bagian tak terpisahkan dari surah al-Fatihah. Oleh karena itu, wajib membaca basmalah surah al-Fatihah dalam sholat dan dihukumi batal sholatnya bagi orang yang tidak mau membaca basmalah. Dianjurkan membaca basmalah dengan jahr (suara keras) ketika berada dalam sholat yang sunnah membaca jahr seperti sholat maghrib, isya’ dan shubuh. Dan dianjurkan membaca basmalah dengan lirih (sirri) ketika berada dalam sholat yang sunnah membaca sirri seperti sholat dzuhur dan ashar.

Baca juga:  Di Balik Ayat Poligami: Sebentuk Larangan yang Sehalus-Halusnya

Hal ini berdasarkan kesaksian sebagian dari para shahabat bahwa Rasulullah selalu memulai sholat dengan membaca basmalah

عن ابن عباس أن رسول الله كان يفتتح الصلاة ببسم الله الرحمن الرحيم

Diriwayatkan dari shahabat Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah selalu memulai sholat dengan membaca ayat “Bismillahir Rahmaanir Rahiim” (HR.At-Turmudzi)

Menurut imam Ahmad bin Hanbal, basmalah adalah bagian tak terpisahkan dari surah al-Fatihah. Oleh karena itu, wajib membaca basmalah dalam sholat sebagaimana pendapat imam asy-Syafi’i. Akan tetapi, imam Ahmad bin Hanbal mengajarkan untuk membaca basmalah dengan suara lirih (sirri) dalam sholat sebagaimana pengajaran yang bersumber dari para shahabat nabi.

Walhasil, perbedaan pendapat diantara para ulama empat madzhab bersumber dari pengambilan dalil yang berbeda-beda. Kita sebagai seorang muslim haruslah bijaksana dalam menyikapi perbedaan pendapat para ulama. Karena seluruh pendapat ulama empat madzhab memiliki dalil yang bisa dipertanggung jawabkan kesahihannya. (refrensi kitab Rawa’I al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam karya Dr. Muhammad Ali ash-Shabuni hal. 47-53 cetakan Maktabah al-Ghazali Damaskus tahun 1980 M).

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
1
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top