Sedang Membaca
5 Fakta Keseharian Kyai Dawam Anwar

Mahasiswa Semester 1 UNU Yogyakarta.

5 Fakta Keseharian Kyai Dawam Anwar

5 Fakta Keseharian Kyai Dawam Anwar

Sosok yang tegas, cerdas, disiplin dan istiqomah adalah karakter dari Kyai pendiri Yayasan Perguruan Islam el-Nur el-Kasysyaf (YAPINK), Alm.Almaghfurlah KH. Moh. Dawam Anwar. Selain mengasuh pondok pesantren, semasa hidupnya Kyai Dawam Anwar juga berkarier di dunia politik melalui Partai Kebangkitan Bangsa  Namun sebetulnya, bagaimana almarhum di mata keluarga?

Ada lima fakta tentang keseharian Kyai Dawam, sebagaimana diceritakan oleh Ustadzah Minyatul Ummah, MA. Putri ketiga Almarhum ketika diwawancara.

Fakta Pertama

Meski serius, beliau ternyata punya selera humor tinggi. “Almarhum Bapak orangnya memang tegas dan terkesan serius, tapi sebetulnya beliau kadang juga suka bergurau lho.” tutur Ustadzah Ummah. “Misalnya beliau itu sering sekali duduk di ruang belakang untuk mengamati kondisi santri sambil membaca kitab atau pegang tasbih. Kadang-kadang, ada kucing lewat di depannya, tiba-tiba Bapak mengambil kucing dan memakaikan serbet atau kantong plastik ke leher atau badannya. Tentu saja si kucing jadi bingung dan berjalan mundur ke belakang, atau merasa kerepotan dengan kantong plastik itu. Bapak ketawa-tawa deh sambil ngajak bicara si kucing. Pastinya yang menyaksikan apa yang dilakukan Bapak ketika itu jadi ikut ketawa.” sambung Ustadzah Ummah.

“Kadang-kadang juga saat duduk-duduk di belakang ada santri yang lewat. Lalu beliau panggil santri itu, ditanya panjang lebar, mau kemana? rumahnya dimana? kelas berapa? dan seterusnya. Si santri biasanya menjawab sambil ketakutan, khawatir ada kesalahan. Ternyata bapak tiba-tiba bilang “Ya sudah sana. Tolong belikan gorengan ya,”  cerita Ustadzah Ummah sembari tertawa.

Baca juga:  Jacques Chirac, Diplomasi Gus Dur, dan Gerakan Internasional Memaknai Holocaust

Fakta Kedua

Memiliki gaya hidup sederhana dan tidak materialistis. “Semua orang tahu, beliau tidak suka bermewah-mewahan dalam gaya hidup,” jelas Ustadzah Ummah. “Meski beliau pernah menjabat sebagai anggota DPR-RI, tapi beliau tetap saja punya gaya hidup sederhana. Satu

contoh, beliau tidak pernah membeli mobil baru selama hidupnya. Jikapun membeli mobil, itu pasti mobil bekas. Beliau juga tidak pernah ikut-ikutan orang bergaya dengan apa yang beliau punya. Kalau membeli mobil, lebih senang membeli mobil yang berukuran besar, tujuannya agar bisa terisi banyak orang. Sampai pernah beliau membeli mobil elf sebagai kendaraan pribadi. Saat kami pakai mobil elf, sering kali dijalan diberhentikan orang lain, sebab dikira angkutan umum,” ingatnya.

Fakta Ketiga

Sangat murah hati alias dermawan. Meski gaya hidupnya sederhana, namun Kyai Dawam sangat dermawan. Siapa pun yang datang kepada beliau untuk meminta bantuan, pasti beliau bantu. Bahkan tanpa diminta pun, beliau tidak segan-segan berderma kepada siapa pun yang bertemu dengannya. “Di kantong baju Bapak selalu tersedia uang pecahan Rp. 50,000,00.-., misalnya, dalam jumlah yang banyak,” ungkap Ustadzah Ummah.

Fakta Keempat

Sangat gemar membaca. Kyai Dawam semasa hidupnya sangat sering menghabiskan waktu senggangnya untuk membaca. Kitab dan buku apa saja dari berbagai disiplin ilmu banyak beliau miliki. “Kadang beliau duduk di ruang belakang sambil membaca kitab, atau di ruang tengah atau teras depan juga sambil membaca. Kadang saat tengah malam, jika beliau tidak mengontrol pondok, beliau menghabiskan waktu di meja kerjanya di ruang depan untuk membaca keras-keras percakapan atau kalimat-kalimat bahasa Inggris atau Prancis untuk sekedar melancarkan pengucapan (pronunciaotion),” cerita Ustadzah Ummah sambil tersenyum.

Baca juga:  Mochtar Boechari dan Syiar Islam

Fakta Kelima

Sangat mencintai Bahasa Arab dan seni kaligrafi. Kyai Dawam memang sangat mencintai Bahasa Arab sejak kecil. Itulah sebabnya beliau membentuk YAPINK, dan itu pula sebab semua putra-putrinya mengambil kekhususan di bidang bahasa dan sastra Arab karena diarahkan oleh beliau.

Beliau sering menegaskan para santrinya bahwa kita wajib mempelajari Bahasa Arab dengan tujuan untuk mendalami Al-Qur’an dan ilmu agama langsung dari sumbernya. Kepada Ustadzah Ummah sendiri beliau berpesan agar mendalami Bahasa Arab minimal sampai jenjang Strata 2 (S2). “Jika ada kesempatan melanjutkan ke jenjang S3, silahkan mengambil jurusan lain,” pesannya.

Itulah pandangan keluarga terhadap Kyai Dawam. Semoga keberkahan Kyai Dawam selalu mengalir seterusnya kepada santri.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top