“Kenikmatan dunia,” tulis Al-Suyuthi dalam Nawadhir al-Iyk fi Ma’rifat al-Nik (Pohon Subur nan Berkilau tentang Hubungan Seksual), “terletak pada wanita dan tunggangan yang mewah.”
Suyuthi adalah sarjana produktif yang hidup pada abad 15 Masehi. Ia lahir, berkarir, dan meninggal di Mesir. Di seanjang hidupnya, ia menulis banyak sekali tema. Di antara karyanya yang unik adalah Nawadhir al-Iyk. Di kitab ini ia berbicara tentang urusan seksual tanpa malu-malu.
Misalnya dia menulis tentang tata cara bersetubuh. “Tata cara bersetubuh yang paling umum adalah seorang gadis tidur telentang dan mengangkat kedua kakinya hingga sampai di dada. Cara seperti ini sangat mudah untuk menggerakkan birahi.”
Dalam Nawadhir al-Iyk, Suyuthi juga menyebutkan sekitar sepuluh macam posisi bercinta; mulai dari tidur miring hingga berdiri. Di setiap posisi, Suyuthi selalu memberikan tutorial bagaimana cara melakukannya. Tidak lupa pula Suyuthi selalu menyebutkan manfaat dan bahayanya.
Suyuthi juga selalu memberikan tips agar hubungan seksual yang berkualitas tetap terjaga. Di antaranya: Jika seseorang terlalu cepat ejakulasi, maka, ujar Suyuthi, ketika berhubungan ia harus membayangkan beban-beban hidup duniawinya. Dijamin ia akan tahan lama.
Sedangkan bagi orang yang kesulitan ejakulasi, maka ia harus membayangkan bahwa gadis yang sedang bersetubuh dengannya adalah gadis tercantik yang pernah ada. Ia harus membayangkan gadis itu sesuai dengan fantasinya.
Suyuthi juga seringkali menukil tradisi keilmuan kuno. Dokter kuno dari Yunani, Persia, atau pun India, tak jarang ia kutip. Maka kitab ringkas ini menjadi semacam pengantar tentang tradisi keilmuwan yang berkembang di masa itu. Kitab ini sekaligus juga menjadi bukti bahwa pendidikan seksual yang benar itu bukanlah hal yang tabu dalam tradisi keilmuan Islam.