Humor Pesantren: Kang Jalal Bertawasul dengan Penulis Barat

Pada tahun 1990-an, nama Jalaluddin Rahmat atau Kang Jalal, sangat populer di kalangan mahasiswa di Bandung. Ceramahnya memikat dan selalu diselingi humor. Intonasinya dalam ceramah ditiru banyak aktivis mahasiswa, seperti para mubalig muda menirukan KH. Zainuddin MZ.

Rekaman kaset ceramah Kang Jalal beredar dari satu mahasiswa ke mahasiswa lain. Waktu itu belum dikenal benda bernama flashdisk dan istilah mp3. 

Salah satu ceramahnya yang masih saya ingat baik adalah selingan ceritanya diundang sebagai narasumber seminar sebuah BUMN.

“Saya pernah diundang oleh sebuah BUMN untuk bicara tentang manajemen. Awalnya mau saya tolak karena ini di luar bidang saya. Tetapi berhubung honornya besar, akhirnya saya terima,” ujar Kang Jalal membuka ceritanya.

Pakar komunikasi itu kemudian membeli sejumlah buku manajemen yang semuanya berbahasa Inggris.

“Hingga sehari menjelang acara, saya tidak tahu harus ngomong apa. Buku-buku ini sangat susah saya pahami. Makalah yang akan saya sampaikan juga belum siap.”

Kang Jalal merasa agak gamang. Kalau yang ia baca adalah kitab-kitab agama, sejak awal ia akan bertawasul kepada penulisnya. Tetapi kali ini ia menghadapi buku yang ditulis oleh orang-orang Barat yang non-muslim.

“Apa boleh buat, akhirnya malam itu saya bacakan surat al-Fatihan untuk para penulis buku manajemen ini. Ila hadloroti John …. Al-Fatihah. Ila hadloroti Michael … Al-Fatihah. Dan tiba-tiba saja saya menjadi paham apa isi buku mereka dan makalah pun segera saya rampungkan. Besoknya, saya menjadi narasumber yang memukau para peserta, seoah-olah saya adalah pakar manajemen beneran.” (Au kama qola Kang Jalal)