Sedang Membaca
Pemuda Ahli Ibadah Menasehati Syekh Mansur bin Ammar
Hosiyanto Ilyas
Penulis Kolom

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan. Pernah menimba ilmu di Ponpes Attaroqqi Karongan Sampang. Pegiat Bahtsul Masail LBM NU.

Pemuda Ahli Ibadah Menasehati Syekh Mansur bin Ammar

Kisah Hikmah Ulama

Syekh Mansur bin Ammar nama lengkapnya adalah Abu Sari Mansur bin Ammar As-Sulami Al-Khurasani. Gelar Kehormatannya adalah Al-Wa’id (orang yang memberi peringatan) Beliau terkenal sebagai pemberi peringatan atau nasehat di tiga kota, Irak, Syam, dan Mesir. Meninggal di kota Baghdad pada tahun 225 Hijriyah.

Syeikh Afifuddin Abdullah bin As’ad Al-Yafi’i dalam karyanya Raudl Al-Rayahin Fi Hikayah Al-Shalikhin (Juz,1 Hlm. 182) mengisahkan Syekh Mansur bin Ammar ketika meminta nasehat kepada seorang pemuda yang shalih dan ahli ibadah. Pada suatu hari Syekh Mansur bin Ammar melihat seorang pemuda yang sedang melaksanan sholat. Dalam melaksanakan sholat pemuda itu sangat khusu’ sekali. Sampai-sampai terbesit dalam hati Syekh Mansur bin Ammar, “Mungkin pemuda ini adalah salah satu kekasih Allah”.

Syekh Mansur bin Ammar menunggu sampai pemuda itu selesai melaksanakan sholat. Setelah selesai melaksanakan sholat, Syekh Mansur bin Ammar menyapanya dengan mengucapkan salam, pemuda itu menjawab salam Syekh Mansur bin Ammar.

Setelah menjawab salam si pemuda berkata kepada Syekh Mansur bin Ammar, “Apakah kamu tahu bahwa di dalam neraka jahannam ada jurangnya,” kemudian pemuda itu melantunkan ayat yang berbunyi: “Sekali-kali tidak demikian. Sesungguhnya siksa itu adalah neraka Ladza (api yang bergejolak), yang mengelupaskan kulit kepala. Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling dari agama. Serta mengumpulkan harta benda lalu menyimpannya.” (Q.S. Al-Ma’arij : 15-18)

Baca juga:  Kisah Hikmah Klasik (2): Instruksi Umar bin Khatab ke Munkar Nakir

Kemudian si pemuda itu menjerit dengan jeritan yang kencang, dan ia jatuh pingsan, setelah siuman dari pingsannya, Syekh Mansur bin Ammar berkata, “Tambahkan lagi nasehatmu,” Pemuda itu melantunkan ayat  yang berbunyi: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)

Setelah selesai melantunkan ayat, pemuda itu tidak bergerak lagi, Syekh Mansur bin Ammar memeriksanya, ternyata pemuda itu telah meninggal dunia. Syekh Mansur bin Ammar membuka bajunya, ia sangat terkejut karena di dada pemuda itu tertulis ayat:

فَهُوَ فِىۡ عِيۡشَةٍ رَّاضِيَةٍۙ‏ فِىۡ جَنَّةٍ عَالِيَةٍۙ‏ قُطُوۡفُهَا دَانِيَةٌ

Artinya:  Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (QS. Al-Haqqah:21,23)

Tiga hari dari kejadian itu, Syeh Mansur bin Ammar bermimpi, dalam mimpinya Syekh Mansur bin Ammar melihat pemuda itu duduk di atas ranjang, dan ia memakai mahkota, Syekh Mansur bin Ammar bertanya, “Bagaimana Allah memperlakukanmu,” pemuda itu menjawab, “Allah telah mengampuni dosaku, dan Allah memberiku pahala orang yang ikut perang badar bahkan lebih dari itu.”

Baca juga:  Kiai Syafawi, Hizib Nashar, dan Metode Membubarkan Warung Remang-remang

Syekh Mansur bin Ammar bertanya, “Kenapa bisa lebih dari pahala perang bedar?” Pemuda itu menjawab, “Kematian perang badar itu dengan pedang, sedangkan aku mati dengan firman dzat yang maha perkasa.” Wallahu A’lam Bissawab.

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top