Syekh Shafwak Sa’dallah al-Mukhtar, dalam karyanya Anisul Mu’minin (Juz, 1, hlm. 14-15) Mengisahkan tentang mimpi Imam Malik, disaat Imam Malik bermimpi bertemu dengan malaikat maut. Ada lima rahasia dalam mimpi Imam Malik yang membuat Imam Malik penuh dengan tanda tanya.
Adapun kisahnya sebagai berikut; Imam Malik bermimpi bertemu dengan malaikat maut, tampa basa-basi Imam Malik bertanya kepada malaikat maut, “Umurku tersisa berapa”. Malaikat maut memberi isyarat dengan lima jari.
Imam Malik kembali bertanya, “Apa yang dimaksud dengan lima jari, apakah lima hari, lima minggu, atau lima bulan”. Sebelum malaikat maut menjawab pertanyaan Imam Malik tiba-tiba Imam Malik terjaga dari tidurnya.
Imam Malik gundah gulana dan penuh dengan tanda tanya, batinnya tergoncang dipenuhi dengan rasa penasaran. Akhirnya Imam Malik mendatangi seorang ulama yang alim atau mengerti tentang tafsir mimpi. Beliau adalah Imam Ibnu Sirrin, seorang ulama yang ahli dalam tafsir mimpi. Kedatangan Imam Malik kepada Imam Ibnu Sirrin bertujuan untuk konsultasi dan menanyakan arti mimpinya tersebut.
Imam Ibnu Sirrin menyambut kedatangan Imam Malik dengan sambutan yang hangat dan penuh penghormatan. Tanpa basa-basi Imam Malik langsung mengajukan pertanyaan terkait misteri mimpi yang ia alami. Imam Malik berkata, “Aku bermimpi bertemu dengan malaikat maut, pada waktu itu aku menanyakan umurku tersisa berapa? Malaikat maut memberi isyarat dengan lima jari, apa yang dimaksud dengan lima jari, apakah lima hari, lima minggu, atau lima bulan”.
Imam Ibnu Sirrin terdiam sejenak, lalu menjawab pertanyaan Imam Malik. Imam Ibnu Sirrin berkata, “Hijrah kepada Allah itu bukan hanya sehari, seminggu, atau sebulan, Malaikat maut memberi isyarat dengan lima jari kepadamu, itu berarti kamu bertanya tentang lima perkara yang ghaib atau samar yang tidak dapat diketahui kecuali Allah yang maha tahu.”
Selanjutnya Imam Ibnu Sirrin menjelaskan kepada Imam Malik terkait lima perkara yang tidak dapat diketahui, Imam Ibnu Sirrin mengutip firman Allah yang berbunyi:
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)
Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui lima rahasia tersebut, kecuali setelah ia diberi tahu oleh Allah SWT. Pertama, tibanya hari kiamat, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya, kapan hari itu akan tiba, kita hanya diberi tahu tanda-tandanya saja. Kedua, turunnya hujan. Berapa lama dan seberapa derasnya. Kita hanya bisa memperkirakan tapi tidak mampu memastikan. Apalagi mengendalikannya.
Ketiga, memprediksi jenis kelamin bayi yang akan lahir, kita dapat memprediksi menggunakan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Tapi tidak mencakup segala informasi tentang bayi yang akan lahir tersebut. Beratnya, panjangnya, keadaannya sehat atau tidak.
Keempat, kita tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi besok hari. Panaskah, dinginkah, amankah, ada gejolak atau keributankah, berapa yang sakit atau mati? Dan lain sebagainya. Kelima, kita tidak pernah tahu dimana kita akan meninggal dunia. Bisa jadi dikampung halaman atau di kota atau negeri lain. Wallahu A’lam Bissawab.