Khatim Al-Asham dikenal sebagai ulama sufi yang ramah, sopan, dan juga dermawan. Bahkan sering dimintai nasihat dan masukan, dan terkadang dijadikan lawan diskusi oleh para pununtut ilmu. Di bawah ini adalah kisah diskusi interaktif Khatim Al-Asham dengan seorang lelaki. Mereka mengulas tentang rezeki yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya.
Seorang lelaki bertanya kepada Khatim Al-Asham, dari mana kamu mendapatkan makanan? Khatim Al-Asham menjawab: “Aku mendapatkan makanan dari simpanannya Allah yang tidak akan pernah habis” Lalu lelaki itu memberikan pernyataan yang menyudutkan Khatim Al-Asham. “Kamu pasti makan dari harta orang-orang islam” Khatim Al-Asham menimpalinya dengan pertanyaan yang menyudutkan juga. Khatim Al-Asham berkata: “Apakah kamu makan dari harta penguasa?” Lelaki itu menjawab: “tidak”.
Kemudian lelaki itu merasa risih terhadap pertanyaan Khatim Al-Asham, Ia berkata: “Kamu kalau berucap harus pakai hujjah? Khatim Al-Asham menjawab: “Allah kelak di hari kiamat akan menuntut hujjah kepada hambanya.” Lelaki itu memuji Khatim Al-Asham, nah? ini baru jawaban! Khatim Al-Asham berkata: “Allah menurunkan ucapan dari langit begitu juga ibumu dihalalkan atas bapakmu sebab ucapan.”
Lekaki itu berkata: ” Apakah rezekimu diturunkan dari langit?” Khatim Al-Asham menjawab: “Iya, semua rezeki itu di turunkan dari langit.” Allah SWT berfirman: Dan di langit ada rezekimu (QS. Al-Dhariyat: 22).
Lelaki itu berkata: “Apakah rezekimu turun kepadamu dari taman rumahmu?” Khatim Al-Asham menjawab: “Ya”. Lelaki itu berkata: “Berbaringlah telentang, sehingga rezeki turun ke mulutmu.” Khatim Al-Asham menjawab: “Bukankah kamu telah berbulan-bulan berbaring terlentang dibuaian, dan rezekimu turun ke mulutku.” Lelaki itu berkata: “Pernahkah kamu melihat seseorang yang menuai tanpa biji?” Khatim Al-Asham menjawab: “Ya, dia menuai rambut kepalamu tanpa biji.”
Lelaki itu berkata: “Terbanglah di udara semoga Allah memberi rezeki kepadamu.” Khatim Al-Asham menjawab: “Jika Allah menjadikan aku seekor burung, maka aku akan terbang di udara.” Lelaki itu berkata: “Masuklah ke dalam air dan carilah rezeki dari Allah.” Khatim Al-Asham menjawab: “Allah memberi rezeki kepada ikan itu di dalam air, apabila Allah memberi rezeki di dalam air maka rezeki itu berada di dalam air.”
Kemudian Lelaki itu diam, dan menyesal. Untuk terahir kalinya, lekaki itu berkata: “Wahai Khatim Al-Asham berwasiatlah kepadaku.” Akhirnya Khatim Al-Asham berwasiat kepada lelaki itu. Wasiat Khatim Al-Asham ini, dicatat oleh Syekh Fariduddin Attar dalam karyanya Tadzqiratul Auliya’ (Juz, 1 Hlm. 319). Wasiatnya sebagai berikut:
اقطع الطمع عن الخلق ، وأحسن إلى نفسك وإلى الناس مخفيا ليحسن الله تعالى إليك ظاهرا جليا ،
Putuskanlah kerakusan dari makhluk! dan berbuat baiklah kepada dirimu sendiri dan kepada orang lain secara tersembunyi, supaya Allah SWT berbuat baik padamu secara dhohir dan terang!.
كن خادما لله تعالى أينما تكون ، ليجعلك الله تعالى مخدوما للناس
Jadilah dirimu pelayanan untuk Allah SWT di mana pun engkau berada, supaya Allah SWT menjadikanmu seorang yang dilayani oleh manusia.
Pesan moral Khatim Al-Asham patut dijadikan bahan renungan, bahwa kita tidak boleh rakus dan tamak terhadap dunia, perbaiki diri, dan berbuatlah baik kepada orang lain. Wallahu a’lam bissawab.