Hamzah Sahal
Penulis Kolom

Founder Alif.ID. Menulis dua buku humor; Humor Ngaji Kaum Santri (2004) dan Ulama Bercanda Santri Tertawa (2020), dan buku lainnya

Gus Dur Dikafirkan Habib Idrus Jamalullail Gegara Membuka Malam Puisi Yesus Kristus

Img 20201221 125809

Nama Habib Idrus Jamalullail mencuat lagi lagi lantaran bulan lalu dalam sebuah acara di Tebet Jakarta Selatan mendokan Presiden Joko Widodo dan Megawati cepat mati. Mubalig senior yang kesohor karena keras di zaman Orde Baru ini juga pernah mengkafirkan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Apa alasan Gus Dur dikafirkan?

Adalah kedatangan Gus Dur di “Malam Puisi Yesus Kristus” sebabnya. Bukan cuma datang, Gus Dur tokoh utama di acara tersebut, yang bertugas membuka dan memberi kata sambutan di sebuah gereja di Jakarta, tahun 1980an.

Sebetulnya yang membuat kaget bukan saja Habib Idrus Jamalullail, tapi juga ulama kharismatik dari Situbondo yang tahun 1984 mendukung Gus Dur menjadi Ketuma Umum PBNU, yaitu Kiai As’ad Syamsul Arifin. Namun Kiai As’ad tidak mengkafirkan Gus Dur sebagaimana Habib Idrus.

“Saya sampaikan jawaban ketika saya menghadiri pengajian di masjid Raden Saleh, yang tidak jauh dari tempat tinggal beliau (Habib Idrus, red.). Saya katakan: pertama, malam puisi itu bukanlah acara agama. Sedangkan yang diharamkan adalah hadir pada acara ibadah pemeluk agama lain….” jawab Gus Dur dalam sebuah acara di Pesantren Arjawingun, Cirebon.

Poin kedua yang disampaikan Gus Dur tentang bahasa. “Nama Yesus Kristus hanya sekedar nama yang tak harus berisi akidah tertentu. Yesus adalah nama dalam salah satu bahasa Eropa yang mempunyai akar dalam bahasa Siryani. ‘Esu’ dalam bahasa Arab adalah ‘Isa’. Nama Kristus yang berasal bahasa Yunani Kuno, ‘Kristos’ yang berarti ‘juru selamat’, yang dalam bahasa Arabnya adalah ‘Al-Masih’, istilah yang juga dipakai oleh Al-Qur’an sendiri. Soal i’tiqad yang dikandung oleh dua kata itu, tersesrah yang mengucapkannya. Tentu saja, ketika saya mengucapkan Yesus Kristus, akidah yang ada di dalam hati saya adalah Ahlussunnah.”

Baca juga:  Karamah Kiai Abdul Hamid Mu’in Bettet Pamekasan

Jawaban Gus Dur di atas terekam dalam sebuah buku berjudul Gus Dur Diadili Kiai-Kiai yang diterbitkan Jawa Pos (Surabaya, 1989). Di akhir jawaban menyampaikan nada agak gusar. Gus Dur mengaku menyampaikan perkara ini sampai tujuh kali dalam berbagai pengajian. “Akhirnya Habib Jamalullail berkirim surat agar polemik diakhiri,” kata Gus Dur merasa menang.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
3
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top