Pada suatu hari, ada seorang Arab Badui (Arab dari pelosok), kencing di pojokan masjid. Seketika, tanpa perintah, para sahabat yang ada di sana, meneriakianya. Nabi Muhammad, yang juga ada di sana, justru memerintahkan sesuatu yang lain,”Biarkan saja.” Apa kejadian selanjutnya?
Rasulullah meminta salah seorang sahabat mengambil air dengan timba dan menyiram sudut masjid yang, mungkin sudah bau pesing.
Sesaat setelah kejadian “menegangkan” itu, Rasulullah bertanya kepada Arab Badui itu,
“Apakah Sampean bukan seorang muslim?”
“Tentu, aku muslim,” jawab Badui percaya diri.
“Mengapa kau kencing di dalam masjid kita?” tanya Rasulullah lagi
“Demi Dzat yang megutusmu dengan kebenaran, aku pikir masjid seperti tempat lainnya sehingga aku bisa kencing di dalamnya,” Badui menjawab, kali ini dengan rasa penyesalan.
Apa yang bisa kita ambil dari peristiwa di atas, dari sejarah yang terekam dalam kitab-kitab hadis? (Baca tulisan menarik: Cinta Rasulullah dan Penista Azan)
Emm.. Pertanyaan di atas rasanya terlalu klise dan normatif. Saya punya pertanyaan yang susah dijawab,
“Siapa yang hari ini punya akhlak seperti dicontohkan Nabi di atas?”
Yang tiap Kamis dan Senin puasa terus, mampu meniru akhlak Nabi di atas? Yang pakaiannya meniru Nabi, apakah punya kesabaran layaknya Nabi? Yang poligami, yang di mana-mana dan tiap hari promosi sunah Rasul, sanggup mendidik orang-orang dekatnya seperti Nabi mendidik para sahabatnya?