Sore itu kami berkumpul di sebuah ruangan dalam Gedung Gereja Protestan di kota Bandung, memang perkumpululan ini sudah di rencanakan untuk melakukan sebuah acara Dialog Lintas Iman.
Namun ada yang berbeda dalam acara dialog antar iman kali ini, tidak seperti kebanyakan dialog lintas iman yang diikuti oleh para pemuka agamanya saja yang cenderung tegang karena mereka semua berpakaian rapi dengan gaya khas agamanya masing-masing, tapi itu hal yang wajar karena para pemuka agama dari masing-masing agama datang mewakili agamanya masing-masing, kira-kira begitu lah gaya dialog antar agama yang kebanyakan orang tahu dan yang dipertontonkan di media.
Namun ada yang berbeda pada aialog antar iman yang ingin saya ceritakan di sini. Dalam salah satu rangkaian Festifal Bandung Lautan Damai tahun lalu ada satu acara yang menurutku menarik, judul acaranya Jokes Interfaith (Humor Lintas Iman). Acara mulai menarik ketika salah seorang rekan saya membacakan jokes. Dia bertanya, “temen-teman, ada yang tahu rukun islam itu ada berapa?” pertanyaan yang seharusnya mudah dijawab untuk seorang muslim, bahkan terlalu mudah karena ini adalah pelajaran dasar yang diajarkan saat pelajaran agama di SD.
Kemudian seorang rekanku seorang muslim lulusan dari pesantren menjawab, “ada lima!,” jawabnya dengan lantang dan tegas dengan mimik muka yang meyakinkan. Maklum penampilannya sangat meyakinkan untuk menjawab pertanyaan ini karena ia seorang santri dan menggunakan peci hitam di kepalanya. Rekan-rekanku yang non muslim diam dan menyimak, mungkin tidak terlalu mengerti karena yang ditanyakan adalah pertanyaan teologi agama islam.
Akhirnya rekanku yang mengajukan pertanyaan tadi bicara lagi, katanya, “jawabanmu salah, islam tidak pernah rukun!”. Dengan spontan semua orang tertawa dengan kencang dan tak lama terdiam. Rekanku yang tadi bilang bahwa jokes ini ia dapat karena melihat banyaknya kasus pelanggaran Kebebasan Beragama/Berkeyakinan di Indonesia yang pelakunya penganut Islam yang eksklusif.
Di akhir acara ditutup dengan refleksi dari jokes-jokes yang di bacakan tadi, sebenarnya ada banyak jokes yang dibacakan saat acara dan tema nya beragam dan mengangkat cerita-cerita lintas agama.
Namun pada bagian yang betema rukun islam ini mendapat ragam pendapat, ada yang menyebutkan bahwa jokes ini sangat menyindir dan menjenutkan jantung lebih cepat walaupan jika pertama kali mendengarnya akan tertawa lebih dahulu baru setelah itu terasa sentilannya tapi masalah dalam koridor positif, ada juga yang berpendapat kalo jokes rukun islam bagus sebagai autokritik untuk para penganut paham yang eksklusif.