Sedang Membaca
Mengenal Wisata Edupreneur Al Mumtaz di Gunungkidul
Avatar
Penulis Kolom

Mahasiswa semester 1 UNU Yogyakarta

Mengenal Wisata Edupreneur Al Mumtaz di Gunungkidul

Mengenal Wisata Edupreneur Al Mumtaz di Gunungkidul

Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki banyak kunjungan wisatawan. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul tahun 2020, jumlah wisatawan di Gunungkidul pada tahun 2016 mencapai 2.642.759 orang dan pada tahun 2019 bahkan lebih bayak lagi, yakni sejumlah 3.680.803 orang. Menurut warga Gunungkidul, bahwa dalam kurun waktu 5 tahun belakangan ini terjadi peningkatan jumlah wisatawan di Gunungkidul. Tingginya jumah wisatawan membuka peluang bagi warga di Gunungkidul untuk membuka usaha objek wisata baru yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung.

Para wisatawan yang datang ke Gunungkidul sangat suka mengunjungi wisata yang berupa objek wisata alam. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul tahun 2020, ada sekitar 49 objek wisata dan merupakan wisata alam seperti pegunungan, pantai, goa, sungai, dan embung yang berada di kabupaten Gunungkidul. Akan tetapi, objek wisata yang ada disana hanya menawarkan alam dan wisata kuliner. Padahal selian alam dan kuliner, Gunungkidul menyimpan potensi dan nilai edukasi atau pendidikan yang bisa menjadi daya tarik wisatawan yang datang, khususnya seperti nilai kewirausahaan bagi wisatawan yang berkunjung.

Kegiatan wisata studi yang dilakukan oleh instansi/ lembaga/ organisasi/ masyarakat pada umumnya hanya menjadikan objek wisata sebagai tempat rekreasi. Sehingga para wisatawan tersebut hanya mendapat dokumentasi berupa foto atau video dan ditambah menikmati kuliner yang ada di sekitar objek wisata. Sebenarnya masih ada kegiatan lainnya, seperti kunjungan industri. Akan tetapi kunjungan industri tersebut hanya sebatas melihat usaha yang ada. Para wisatawan tidak cukup waktu guna mempraktekkannya langsung. Mulai dari produksi hingga pemasaran produk. Akibatnya pengunjung tidak tumbuh motivasi dan inspirasi untuk membuat usaha yang akan dijalankannya dan tidak ada hubungan lebih lanjut antara pengunjung dengan produk industri yang ada di sana.

Baca juga:  Reposisi Gerakan Tasawuf di Era Milenial

Dengan melihat potensi dan prospek objek wisata dan tingginya jumlah wisatawan yang datang ke Gunungkidul, Pondok Pesantren Terpadu Al Mumtaz membuat objek wisata bernama WEpA (Wisata Edupreneur Al Mumtaz). WePA terbentuk pada tanggal 21 Desember 2019 dan bertempat di lingkungan Pondok Pesantren Terpadu Al Mumtaz. Objek wisata WePA memiliki konsep terpadu yang memadukan rekreasi, edukasi, dan pelatihan kewirausahaan. Berbeda dengan objek wisata lainnya yang umumnya hanya rekreasi dan tidak ada nilai edukasi maupun pelatihan kewirausahaan. WEpA berusaha hadir dengan memadukan hal-hal tersebut.

Meskipun terbilang baru, nampun perkembangan WEPA cukup pesat. Sampai dengan bulan November 2020, sudah banyak instansi yang berkunjung ke WEPA.

“Pengunjung mayoritas berasal dari lembaga pendidikan seperti pesantren dan madrasah”, kata Bapak Nandang selaku pengurus Pondok Pesantren Terpadu Al Mumtaz.

Pengunjung yang datang dari dalam kabupaten Gunungkidul sangat beragam mulai dari seperti Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul maupun sekolah-sekolah yang ada di Gunungkidul. Sedangkan pengunjung yang datang dari luar Kabupaten Gunungkidul seperti MAN 2 Kediri, Kemenag Magelang, dan masih banyak lainnya. Hal tersebut menunjukan bahwa kehadiran WEPA direspon positif oleh masyarakat luas.

Pengunjung yang datang akan mendapat pengetahuan umum tentang konsep dan implementasi kewirausahaan di Pondok Pesantren Al Mumtaz.

Baca juga:  Nguwongke, Menggali Rasa yang Sehat lewat Seni

“Nanti dilanjutkan konsep WEPA juga sehingga ada kesinambungan antara kewirausahaan dengan WEPA”, kata Didit selaku pengurus Pondok Pesantren Al Mumtaz.

Setelah pemaparan teori, kemudian pengunjung mengunjungi berbagai unit usaha yang ada di Pondok Pesantren Al Mumtaz. Pengunjung juga diajak untuk melihat dan mengikuti proses produksi yang sedang berlangsung.

Sebelum praktek produksi, pengunjung akan diberi panduan singkat mengenai tahapan-tahapan produksi. Setelah itu, pengunjung akan diajak untuk berlatih melakukan produksi secara langsung. Pengunjung akan dibimbing dan didampingi oleh pendamping yang sudah terampil.  Misal produksi roti isi selai, maka pengunjung akan diberitahu tahapan-tahapan membuat roti, mulai dari penyiapan bahan hingga pengemasan dan didampingi oleh orang yang sudah terampil. Selama prakek produksi, pengunjung tetap mendapat pengawasan dari pengelola unit usaha.

Diakhir produksi, pengunjung akan membawa pulang hasil produksinya sendiri seperti batik, detergent, dan jahit. Adapun yang dapat dimakan langsung ditempat atau dibawa pulang seperti roti, bakpia, dan air minum dalam kemasan. Pengunjung yang datang ke WEpA juga bisa meminta sertifikat bukti mengikuti pelatihan jika menginginkan. Sertifikat akan disediakan langsung oleh panitia.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top