Sedang Membaca
Menapaki Jejak Maritim Laksamana Muslim Cheng Ho
Christian Saputro
Penulis Kolom

Nama lengkapnya Christian Heru Cahyo Saputro. Mantan Kontributor indochinatown.com, Penggiat Heritage di Jung Foundation Lampung Heritage dan Pan Sumatera Network (Pansumnet)

Menapaki Jejak Maritim Laksamana Muslim Cheng Ho

Klenteng Agung Sam Poo Kong menaja gelaran Festival Cheng Ho ke-614. Festival yang ditaja dalam rangka merayakan pendaratan  Laksamana Cheng Ho di Semarang ini dipusatkan di Klenteng Agung Sam Poo Kong, 3 – 4 Agustus 2019 lalu, berlangsung dengan marak. Festival kirab budaya yang sudah menjadi agenda tahunan ini, tidak hanya dikunjungi turis domestik, tetapi juga disaksikan beberapa turis dari mancanegara.

Laksamana Cheng Ho adalah seorang kasim muslim yang menjadi kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (yang berkuasa  tahun 1403 -1424). Kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya Ma he, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao alias Sam Po Bo berasal dari Provinsi Yunnan.

Nama arabnya Haji Mahmud Shams merupakan seorang pelaut dan penjelajah Tiongkok terkenal.Di antara penjelajahannya atau ekspedisi ke Nusantara antara tahun 1405 hingga 1433.

Ribuan orang selama dua hari memadati kawasan Klenteng Sam Poo Kong di Simongan. Pengunjung antusias menyaksikan hiburan yang digelar pada hari pertama, antara lain, berupa gelaran Costum Figure atau Costplay, Barongsai Nacha Dharma, Naga Sakti, lighting show, tarian Seribu Tangan, drumblek, tampilan seni TK Kuncup Melati, Reog Show, Band Sam Poo Kong, liong Dance dari Naga Sakti, konser penyanyi dangdut asal Banyuwangi Fitri Carlina yang memakai busana nuansa emas dan putih. Sedangkan pamungkas acara diisi dengan permainan Kembang Api Show yang spektakuler.

Sedangkan pada hari kedua di Panggung Utama disajikan beberapa tarian dari Sanggar Tirang Community yang dipandegani Budiono Lee berupa tarian Tari Semarang Hebat, Barongsai, Tari Jateng Gayeng, Tari Bersuka Ria, Kulintang, Liong dance, dan Tarian Bambu Krincing dan Drumblek.

Adalah berkah Indonesia didatangi laksamana Cheng Ho (Foto: Penulis)

Arak-arakan Cheng Ho 

Puncak acara Festival Cheng Ho 2019 berupa arak-arakan Kimsin (patung) Kongco Sam Poo Tay Djien dari Klenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, Pecinan ke Klenteng Agung Sam Poo Kong berlangsung meriah.

Baca juga:  Mari Kita Bahas Kalimah Sayidina Ali bin Abi Thalib: Ana 'Abdu Man 'Allamani...

Ribuan orang tumpah ruah sepanjang jalan yang dilalui arak-arakan Kimsin Kongco Sam Poo Tay Djien yang didampingi kongco lainnya dari berbagai klenteng yang berasal dari daerah lainnya. Ritual arak-arakan ini dimulai pada pukul 05.00 WIB dari Klenteng Tay Kak Sie dengan rute melewati jalan Gang Warung, Kranggan, Depok, Pemuda, Siliwangi, Banjir Kanal dan berakhir di Klenteng Agung Sam Poo Kong, Simongan, Semarang, Minggu (4/8) pagi. 

Kirab atau arak-arakan merupakan  puncak perayaan saat umat Tri Dharma mengarak kim sien (patung) duplikat Cheng Ho dari Kelenteng Tay Kak Sie. Arak-arakan dengan berjalan kaki membawa tandu patung Cheng Ho. Peserta lain memanggul patung dua pengawal Cheng Ho. Tandu patung Cheng Ho cukup besar sehingga harus digotong delapan orang. 

Pawai atau kirab berlangsung selama hampir dua jam. Di barisan depan terdapat pembawa bendera Tay Kak Sie dan bendera kebesaran Cheng Ho. Ada pula barisan Bhekun, yaitu mereka terdiri dari orang-orang  yang bernazar. Mereka memakai kostum beraneka macam dengan wajah dirias mirip tokoh Tionghoa masa silam.

Totalitas peserta karnaval (Foto: Penulis)

Sedangkan kesenian barongsai, liong, kuda kepang  turut memeriahkan kirab budaya itu. Di sepanjang perjalanan, kehadiran arak-arakan Kongco Laksamana Cheng Hoo disambut antusias oleh masyarakat.

Kehadiran Kongco Sam Poo Tay Djien diKlenteng Agung Sam Poo Kong diterima Ketua Yayasan Mulyadi Setia Kusuma bersama para pejabat antara lain; perwakilan Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti, Walikota Hendrar Prihadi Sekprov Jateng Sri Puryono dan undangan lainnya.

Wali Kota Semarang yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Iswar Aminuddin, dalam sambutannya mengatakan, Festival Cheng Hoo ini merupakan kegiatan rutin tiap tahun. Arak-arakan Sam Poo Kong alias Jaran Sampo merupakan bukti bahwa Kota Semarang memiliki budaya yang menarik.

Baca juga:  Kota Islam yang Terlupakan (14): Merv-Turkmenistan, Kota yang Tak Pernah Bangkit Lagi

Pemkot Semarang sangat bersyukur kegiatan tersebut sudah masuk dalam kalender event nasional. Iswar menambahkan, kegiatan kirab budaya seperti ini menjadikan motivasi bagi masyarakat membangun kota agar menjadi lebih baik, menjaga kerukunan dan menciptakan suasana harmonis.

“Antusiasme masyarakat setiap tahun gelaran ini terus bertambah. Dalam kegiatan hari ini saja, sekitar 10.000 pengunjung memadati kawasan Sam Poo Kong ini, jadi tentu ini kegiatan bagus untuk menarik wisatawan,” kata dia.

Apalagi, lanjutnya, dalam kegiatan ini tidak hanya mengedepankan faktor budaya saja. Namun, faktor kerukunan antar umat beragama sangat kental terlihat. Di mana tidak hanya umat Tri Dharma saja yang memeriahkan kegiatan ini, tapi ada juga umat agama lainnya seperti Muslim, Kristen, Katolik dan agama lainnya yang ikut meramaikan.

Patut  disyukuri bersama bahwa sejak ratusan tahun lalu antar etnis yang ada di Kota Semarang, mulai Jawa, Melayu, Arab, Chinese dan Eropa hidup bersama. Sampai sekarang masih terjaga.

“Ini bukti Kota Semarang aman, damai dan warganya hidup rukun saling menghormati, toleran dan bisa hidup berdampingan,” pungkas Iswar mewakili Hendi. 

Sementara itu, Asisten Administrasi Provinsi Jawa Tengah Heru Setiadi, mewakili Gubernur Jawa Tengah, merasa bangga karena Kota Semarang bisa menyelenggarakan gelaran yang mampu memikat dunia. Kirab budaya Festival Cheng Ho ini dirasa menarik lantaran bisa menampilkan sejarah dalam sebuah event wisata.

“Festival Cheng Ho juga sudah masuk dalam calendar of event nasional. Perlu adanya kreativitas dan konsistensi agar festival ini menjadi semakin meriah di tahun-tahun berikutnya. Sehingga mudah-mudahan Festival ini bisa membawa dampak secara ekonomi warga sekitar,” tandasnya.

Arak-arakan Kimsin (patung) Kongco Sam Poo Tay Djien dari Klenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, Pecinan ke Klenteng Agung Sam Poo Kong . Sedangkan pada siang harinya arak-arakan Kimsin dari Klenteng Agung Sam Poo Kong kembali ke Klenteng Tay Kak Sie.

Baca juga:  Arafah dan Perjuangan Para Nabi

Ketua Tim Pelaksana Calender of Event Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti mengatakan, kegiatan Festival Cheng Ho merupakan kegiatan pariwisata yang sudah masuk kalender event nasional.

“Pemerintah sangat mendukung kegiatan ini, mulai promosi sampai support kegiatannya. Kami bangga, karena event ini mampu menghadirkan ribuan wisatawan,” ujar Esthy Reko Astuti

Sementara itu Mentri Pariwisata Arief Yahya sangat tahu betul dengan potensi kota semarang dalam  dunia Pariwisata. Saya percaya komitmen Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi.

“Festival Cheng Ho menjadi salah satu tonggak sejarah penting bagi perkembangan pariwisata nasional. “Kita ajar wisatawan ntuk napak tilas jejak sejarah maritim dunia yang ditorehkan laksama Cheng Ho,” Arief Yahya.

Lebih Hebat dari Coloumbus

Menurut catatan perlu diingat juga, ketika dunia barat dan orientalis sibuk membicarakan Christopher Columbus menemukan benua Amerika pada tahun 1492 dengan hanya 3 buah kapal dan 88 orang anak kapal atau awak awak,

Laksamana Cheng Ho justru telah melakukan petualangan antara benua selama 7 kali berturut-turut dalam jarak masa hanya 28 tahun sahaja (1405-1433) dengan menggunakan armada yang terdiri dari 27,000  awak-awak dan 307 kapal laut. Artinya armada Laksamana Chengho 5 kali lebih besar dari armada Christopher Columbus). 

Kapal terbesar mempunyai panjang sekitar 400 kaki atau 120 meter dan lebar 160 kaki atau 50 meter dan bertiang layar 3layar serta 9 layar.  Tidak kurang dari 30 negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika pernah disinggahinya. Vasco da Gama yang berlayar dari Portugis ke India tahun 1497 pun tidak dapat menandingi kehebatan Laksamana Cheng Ho bahkan Ferdinand Magellan yang merintis pelayaran mengelilingi bumi pun tertinggal 114 tahun di belakang ekspedisi Cheng Ho.

warna-warni yang memesona
Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top