Sedang Membaca
KH Afifuddin Dimyati: Fakta dan Tantangan Aswaja di Masa Pandemi
Boy Ardiansyah
Penulis Kolom

Guru Madrasah, Mahasiswa Pascasarjana Institut Pesantren KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto.

KH Afifuddin Dimyati: Fakta dan Tantangan Aswaja di Masa Pandemi

KH Afifuddin Dimyati : Aswaja di Masa Pandemi

Sabtu, 06 Maret 2021, Aswaja NU Center PWNU Jatim mengadakan webinar virtual dengan tema  “Aswaja di Masa Pandemi”. Pada  acara ini hadir sebagai pemateri Dr KH Muhammad Afifudin Dimyati, Lc dan KH. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I. Kyai Mu’ruf Khozin selaku ketua Aswaja NU Center PWNU Jatim menyampaikan dalam pembuka awal webinar bahwa ”Al-Islamu/al-Quranu shalihun li kulli zaman wa al-makan”, agama Islam selalu layak pada setiap zaman, lalu bagaimana Aswaja di masa Pandemi ini?,”tutup Kyai Makruf.

Setelah Kyai Makruf Khozin memberi sambutan pembuka, acara dimulai oleh Ust. Muhaimin sebagai moderator. Kesempatan pertama presentasi adalah KH Afifuddin Dimyati. Kyai Afif mengawali dengan judul materi ‘Fakta dan Tantangan Aswaja Dalam Pandemi’. Pertama Kyai Afif mengulas respon masyarakat terkait Pandemi Covid-19 ini bermacam-macam, ada yang percaya dan bersikap secara profesional, percaya dan ketakutan berlebihan, percaya dan menganggapnya sebagai adzab, tidak percaya dengan adanya pandemi tetapi menghormati ulama pemerintah dan orang lain, ada yang mengingkari, ada yang menganggap sebagai konspirasi pemerintah, dokter, dan lain-lain.

Selanjutnya Kyai Afif menjabarkan permasalahan-permasalahan yang timbul pada masa pandemi. Terkait masalah psikologi, satgas IPK Indonesia (Ikatan Psikologi Klinis) dengan anggota 734 psikologi klinis dari seluruh Indonesia mencatat, yang dibentuk periode Maret–Agustus 2020, dari data yang didapatkan yakni 14.619 individu, 927 keluarga, 191 komunitas, terdapat 6 masalah klinis, di antaranya masalah belajar, keluhan stress, keluhan kecemasan, keluhan mood swing suasana hati yang berubah-ubah, gangguan kecemasan, berupa kekhawatiran yang menganggu aktivitas sehari-hari, keluhan somatic atau merasa sakit namun tidak diketahui penyebabnya secara medis.

Baca juga:  Menghakimi NU (Refleksi Harlah NU ke-93)

Kyai Afif yang juga merupakan Katib Syuriah PBNU menyampaikan kajian-kajian NU mengenai pandemi yang harus dilakukan, tidak hanya dari sudut pandang kesehatan, tetapi juga sudut pandang tauhid, tasyri’, dan hikmah. Pandemi ini tidak mungkin selesai dengan adanya vaksin seperti obat yang tidak menjamin hilangnya penyakit. Kecemasan dan ketakutan yang diakibatkan citra bahwa pandemi ini lekat dengan kematian dan isolasi sebagai satu-satunya jalan perlu disikapi agar menjadi kesadaran dan kesiapan menuju pola hidup baru dan disiplin yang baru.

Dalam bidang sosial, kesehatan dan pendidikan, Kyai Afif berharap, NU dapat mendorong lembaga dan banom-banom NU untuk aktif berkoordinasi dan berartisipasi secara nyata dalam menhadapi pandemi ini. Baik bantuan secara langsung berupa: masker, APD, dan lain-lain. Pelatihan dan sosialisasi protokol kesehatan. Termasuk dalam bidang hukum seperti yang dilakukan GP Ansor melalui LBH  membuka layanan pendampingan terhadap aduan masyarakat yang terkena PHK dan aduan relaksasi pinjaman antara nasabah dan pinjaman online.

Namun demikian sejauh ini NU melalui satgas Covid-19 dengan kerja sama semua banom dan lembaga telah berupaya hadir di tengah masyarakat seperti menyiapkan 150 unit Car Of Covid-19 Care (mobil edukasi keliling), membuat SOP dan protokol kesehatan di kegiatan-kegiatan amaliah NU, kantor-kantor dan masjid-masjid NU sampai ke tingkat ranting.

Baca juga:  Hasyim Asy'ari: Tebar Harmoni, Tradisikan Literasi, Rangkul Petani

Untuk memberi sebuah penghargaan atas kerja sosial selama pandemi ini, PBNU memberikan berbagai bentuk kategori. Seperti kategori pembuatan video edukasi Covid-19 yang terbaik, pertama diberikan kepada Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang, terbaik kedua Satgas Al-Uzlah Cianjur, dan terbaik ketiga diberikan kepada satgas kota Tanggerang Selatan. Selain itu, terdapat pula katagori kyai dan bu nyai inspiratif dalam penanganan Covid-19 yang diberikan kepada KH. Ahmad Mustofa Bisri dan Alissa Wahid.

Kyai Faris Khoirul Anam dalam acara ini menyampaikan seputar sejarah wabah dalam Islam dan konsep takdir menurut aswaja. Acara webinar ini berlangsung dari pukul 15.00 – 16.30 WIB dengan dihadiri 70 lebih peserta melalui zoom.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top