Sedang Membaca
Bedah Disertasi KH Abd A’la: Dari Neo Modernisme ke Islam Liberal
Boy Ardiansyah
Penulis Kolom

Guru Madrasah, Mahasiswa Pascasarjana Institut Pesantren KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto.

Bedah Disertasi KH Abd A’la: Dari Neo Modernisme ke Islam Liberal

Bedah Disertasi KH Abd A’la: Dari Neo Modernisme ke Islam Liberal

Buku ‘Dari Neo Modernisme ke Islam Liberal’ ini merupakan hasil disertasi program doktor Pascasarjana IAIN (kini UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta oleh KH Abd A’la. Seorang Kyai yang saat ini menjadi salah satu wakil ketua tanfidziah PWNU Jatim. Disertasi adalah karya penting setiap akademisi. Karena dalam penulisannya mempunyai proses panjang yang harus ditempuh termasuk mempertahankan hasil penelitian dihadapan penguji.

Azyumardi Azra sebagai promotor disertasi tentang pemikiran Fazlur Rahman ini memberi pengantar dengan menguraikan ‘Perkembangan Pembaharuan Islam di Indonesia’. Menurut Azra, garakan modernisme saat ini tidak terbatas pada kelompok yang dahulu dianggap perintis pembaharuan seperti Muhammadiyah saja, tetapi juga di pedesaan dan semacamnya. Abd A’la penulis buku ini berasal dari sebuah pesantren di Madura adalah salah satu contohnya. Buku seri disertasi ini terbagi menjadi enam bab. Bab pertama tentu saja dimulai dari latar belakang masalah, hipotesis, metode penelitian sampai sistematika pembahasan.

Bab kedua  Abd A’la memaparkan perkembangan intelaktual Fazlur Rahman meliputi latar belakang sosio kultural, Kehidupan awal, pengembaraan intelektual dan karya-karya. Tentu sebelum mengangkat kehidupan Fazlur Rahman lebih jauh, agaknya penting menilik perkembangan wacana keislaman di anak benua India Ini yang merupakan tempat kelahiran tokoh ini.  Karena tidak dapat dipungkiri kondisi kehidupan pada masa lahirnya Fazlur Rahman langsung ataupun tidak langsung sangat mempengaruhi terhadap karir Intelektualnya. Kebangkitan kembali Islam di Indo-Pakistan telah muncul ke permukaan sejak lama, dan berkembang dalam berbagai macam bentuknya.

Baca juga:  Sabilus Salikin (50): Sejarah Perkembangan Tarekat Junaidiyah

Gerakan pembaharuan mulai dari revivalisme pra-modernisme, modernisme klasik, sampai neo-revivalisme telah memiliki akar yang kuat di Kawasan itu. Masing-masing muncul dengan kompleksitas dan nuansanya sendiri-sendiri, Fazlur Rahman lahir pada 21 September 1919. Ia dibesarkan dalam suatu keluarga dengan tradisi keagamaan mazhab Hanafi yang cukup kuat. Ayah dan ibunya berpegaruh kuat dalam membentuk watak religius Fazlur Rahman. Ibunya mengajarkan nilai-nilai kebenaran, kasih saying, ketabahan, dan cinta. Sedang Ayahnya, meskipun terdirik dalam pola pemikiran Islam tradisional, tetapi ia berkeyakinan bahwa Islam melihat modernitas sebagai tantangan yang harus dihadapi.

Bab ketiga Abd A’la membahas akar-akar metodologis dalam liberalisme teologi Qur’ani Fazlur Rahman yang meliputi kritik sejarah pemikiran dan hermeneutika Al-Qur’an. Islam dalam pandangan Fazlur Rahman merupakan Gerakan aktual pertama yang dikenal dalam sejarah, yang memandang masyarakat secara serius dan menganggap sejarah itu penuh arti. Pandangannya ini didasarkan pada satu kenyataan bahwa Islam-lah yang memahami pembangunan atau pemakmuran dunia ini bukan sebagai suatu usaha yang sia-sia atau hanya sekedar keterpaksaan. Namun justru hal itu merupakan tugas yang melibatkan Tuhan dan manusia secara Bersama-sama.

Dalam membahasa hermeneutika, secara umum proses yang ditawarkan oleh Fazlur Rahman mempunyai dua Gerakan ganda. Perama dari situasi sekarang menuju ke masa turunya Al-Qur’an ; dan kedua, dari masa turunya Al-Qur’an Kembali kepada masa kini.

Baca juga:  Hikayat Buku dalam Peradaban Islam

Bab keempat Abd A’la mengupas tuntas konsep-konsep tauhid yang ditawarkan oleh Fazlur Rahman. Salah satu aspek penting wacana menganai Tuhan dalam pemikiran guru tiga pendekar Chicago ‘Cak Nur, Buya Syafi’I Ma’arif dan Amien Rais’ ini adalah pembahasan dari sisi eksistensi Tuhan itu. Ia mengantarkan manusia kepada suatu pemahaman yang membuatnya mampu menemukan kehadiran-Nya, lalu benar-benar meyakini-Nya sehingga diharapkan menjadi manusia yang beriman.

Pada bab selanjutnya, yakni bab lima. Abd A’la mengangkat pengembangan teologi yang Qur’an yang ditawarkan oleh Fazlur Rahman. Tokoh asal Pakistan ini berpendapat bahwa moral Al-Qur’an adalah taqwa. Taqwa dalam Al-Qur’an digunakan standar dalam pengertian moral, yaitu “berhati-hati terhadap bahaya moral” atau “melindungi diri seseorang dari hukuman tuhan” yang mengambil beragam bentuk mulai dari disintegrasi dan kemusnahan bangsa-bangsa, hingga berbentuk hukuman-hukuman individu di hari akhirat.

Pada kesimpulan bab enam Abd A’la yang juga pernah menjabat rector UIN Sunan Ampel Surabaya ini menuliskan bahwa penelaahan secara serius terhadap pemikiran Fazlur Rahman akan mengarahkan kepada kesimpulan bahwa gagasan teologinya menampakkan pembaharuan yang cukup signifikan dalam beberapa aspek. Pembaharuan itu bukan sekedar pembaharuan, tetapi serat dengan liberalisme yang trasformatif sekaligus otentik.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top