Menurut keterangan dalam kitab Ahla al-Musamarah fi Hikayat al-Auliya’ al-‘Asyrah (1420 H), Sunan Ampel adalah putra dari Sayid Ibrahim al-Asmar, atau yang lebih mashur dengan sebutan Ibrahim al-Samarqandi.
Sedangkan ibunda Raden Rahmat adalah seorang putri bangsawan dari kekaisaran Campa yang bernama Candrawulan. Ayahanda Putri Candrawulan (berarti kakek Sayid Rahmad dari jalur ibu) adalah seorang Kaisar Campa yang telah memeluk Islam (Abu al-Fadhal, Ahla al-Musamarah, 2000: 3).
Sunan Ampel memiliki nama kecil Rahmat, atau Sayid Rahmat. Masyarakat Jawa memanggilnya Raden Rahmat. Ia lahir di tengah keluarga bangsawan kerajaan Campa sebagai tiga bersaudara. Kakak laki-laki Sayid Rahmat bernama Ali al-Murtadha, atau Raden Santri, dan kelak bergelar Sayid Raden Rajapandita. Sedangkan adik perempuannya bernama Sayidah Zainab. Sebagai keturunan dari negeri seberang, Raden Rahmat juga dikabarkan memiliki nama khas China, yaitu Bong Swi Hoo (Slamet Muljana, 2007:97).
Menurut keterangan dalam kitab Babad Demak Pesisiran, penguasa Campa yang menerima kedatangan Ibrahim al-Asmar itu bernama Raja Kunthara (Babad Demak Pesisiran, pupuh 01/50). Keterangan ini juga dibenarkan oleh Bisyri Musthofa dalam kitab Tarikh al-Auliya (1372 H). Kiai Bisri menambahkan, Raja Kunthara berkuasa pada tahun 1300-an M (Bisyri Musthofa, Tarikh al-Auliya, 1372 H:3).
Syahdan, Kaisar Campa menerima kedatangan Ibrahim al-Asmar yang nenek-moyangnya berasal dari Arab. Karena kebaikan budi Ibrahim muda, sang Kaisar kagum sehingga sangat menyayangi pemuda muslim itu. Waktu berjalan, musim berganti, hari, bulan, dan tahun pun berlalu.
Pada satu hari, raja Kunthara memutuskan untuk memeluk agama Islam, dengan kemauannya sendiri. Tentu setelah al-Asmar mengenalkan ajaran Islam kepadanya. Sebuah masjid kemudian dibangun di lingkungan istana Campa, atas titah sang raja.
Seiring dengan keputusan Kaisar Campa untuk menjadi seorang Muslim, Ibrahim memperoleh dukungan dalam menyiarkan ajaran Islam di negeri itu. Rakyat pun mengikuti langkah junjungannya (raja Campa), menjadi seorang Muslim. Puncaknya, pemuda tampan berbudi itu diambil menantu oleh raja.
Kaisar Campa memiliki tiga anak: Ratu Dwarawati Martaningrum, Sayidah Candrawulan, dan Raden Cingkara (Jingkara). Ratu Martaningrum dijodohkan dengan Prabu Brawijaya, raja Majapahit. Adiknya, Sayidah Candrawulan inilah yang dinikahkan dengan Ibrahim al-Asmar. Sedangkan yang bungsu, Raden Cingkara, kelak mewarisi tahta sang ayah.
Cerita mengenai pernikahan raja Majapahit dengan seorang putri dari negeri seberang di atas sesuai dengan berita yang tertulis dalam kitab Babad Tanah Djawi. Di sana dijelaskan:
“…Sang Prabu Kertawijaya ing Majapait iku wis tau krama karo putri saka ing Cempa. Putri mau kapernah ibu alit karo Raden Rahmat utawa Sunan Ngampel” (Babad Tanah Djawi).
Nasab Sunan Ampel
Ibrahim al-Samarqandi memiliki garis keturunan langsung (nasab) dari Nabi Muhammad. Memiliki dua saudara kandung, kakak laki-lakinya bernama Sayid Maulana Ishaq, dan adik perempuannya bernama Sayidah Ashfa. Adik perempuan satu-satunya, Ashfa ini menjadi istri seorang kaisar di negeri Ngerum (Rum; Turki) yang bernama Abdul Majid.
Ibrahim al-Asmar adalah putra dari Jumadi al-Kubra, putra dari Mahmud al-Kubra, putra dari Zain al-Husain, putra dari Zain al-Kubra, putra dari Zain al-Azhim, putra dari Zain al-‘Abidin, putra Sayid al-Husain, putra Sayidah Fatimah al-Zahra, yang tidak lain adalah putri terkasih Rasulullah Muhammad, dan istri tercinta dari Sayidina Ali Karramallahu wajhahu.
NASAB SUNAN AMPEL | |
1 | Nabi Muhammad |
2 | Sayidah Fatimah al-Zahra istri Sayidina Ali |
3 | Sayid al-Husain |
4 | Sayid Zain al-‘Abidin |
5 | Sayid Zain al-Azhim |
6 | Sayid Zain al-Kubra |
7 | Sayid Zain al-Husain |
8 | Sayid Mahmud al-Kubra |
9 | Sayid Jumadi al-Kubra |
10 | Sayid Ibrahim al-Asmar suami Sayidah Candrawulan putri Kaisar Campa |
11 | Sayid Rahmat (Sunan Ampel) |
12 | Sayidah Murtasimah istri Raden Fatah |
Sumber: Abu al-Fadhal dalam kitab Ahla al-Musamarah (1420 H)
Dari paragraf-paragraf di atas bisa diambil kesimpulan, perbedaan keterangan mengenai nasab Raden Rahmat ada pada urutan nama. Tetapi yang jelas, dalam diri Sayid Rahmat (Sunan Ampeldenta) mengalir harum darah Nabi Muhammad. Tidak hanya itu, pada Sunan Ampel juga mengalir darah seorang bangsawan dari utara, Kaisar Campa. Iya, keluarga besar Sayid Rahmat Ampeldenta dengan demikian telah menyatukan tiga dinasti besar di dunia: Nusantara, Campa, dan Rum. Wallahu a’lam.