Sedang Membaca
Sejarah Diturunkannya Syari’at (4): Antara Kengeyelan Bani Israil dan Keistimewaan Umat Muhammad
Alwi Jamalulel Ubab
Penulis Kolom

Santri Ma'had Aly Assidiqiyyah Kebon Jeruk Jakarta.

Sejarah Diturunkannya Syari’at (4): Antara Kengeyelan Bani Israil dan Keistimewaan Umat Muhammad

Whatsapp Image 2021 04 26 At 10.10.22 Pm

Berkaca pada sejarah, Bani Israil adalah umat yang diberi anugerah banyak oleh Allah. Rekam jejak Bani Israil sendiri banyak dijelaskan dalam Al-qur’an mengingat pada saat Nabi Muhammad berdakwah, Nabi juga menghadapi kaum Yahudi Madinah. Berbanding terbalik dengan itu, alih-alih Bani Israil mensyukurinya, mereka malah menyalahgunakannya dan menjadikannya sebagai bumerang bagi diri mereka sendiri sehingga mereka hancur. Tentu bukan hal yang tidak mungkin juga bagi umat Nabi Muhammad yang mau belajar (termasuk kita) untuk menggali hal tersebut dari Al-qur’an melalui penjelasan para ahli tafsir. Bagaimana penyebab kehancuran Bani Israil yang banyak disebutkan dalam Al-qur’an.

Israil sendiri merupakan laqab (julukan) bagi Nabi Ayyub yang memiliki arti hamba Allah (Isra; hamba dan il; Allah). Tentu yang dimaksud dengan Bani Israil di sini ialah anak keturunan  Nabi Ayyub yang selanjutnya menurunkan umat Yahudi (zaman Nabi Musa).

Syekh Ahmad bin Muhammad Al-Sawi dalam kitabnya Hasyiyah Al-Sawi ‘ala Tafsir Jalalain menjelaskan bahwa ada sekitar 10 kenikmatan yang diberikan kepada Bani Israil. Sedang dengan 10 kenikmatan tersebut dibalas oleh mereka dengan melakukan 10 keburukan. Dan akibatnya mereka mendapatkan 10 macam siksa dari Allah.

10 kenikmatan yang dianugerahkan pada Bani Israil tersebut ialah: diselamatkan dari cengkraman dan kekejaman Fir’aun, terbelahnya lautan, terlindungi dengan mendung, ampunan dari Allah, diberikannya Taurat kepada Nabi Musa, terpancarnya 12 mata air bersumber dari batu, dibangkitkan kembali setelah mati dan diberi makanan langit “manna wa salwa”.

Namun, dengan sebegitu banyaknya kenikmatan yang diberikan Allah, mereka justru menyimpang dari peraturan dan syariat yang diberikan kepada mereka. Sifat “cerewet” atau “ngeyel” seakan sudah menjadi salah satu ciri dari Bani Israil.

Baca juga:  Nasehat KH. M. Hasyim Asy'ari untuk Pengurus dan Jamaah NU

Kengeyelan Bani Israil tersebutlah yang menyebabkan kehancuran mereka. 10 kengeyelan Bani Israil tersebut diantaranya ialah:

Pertama, menjadikan patung anak sapi sebagai tuhan (2/51). Nabi Musa yang diperintahkan oleh Allah untuk bertapa di bukit Thurisayna’ selama 40 hari (untuk diberi Taurat setelahnya) meninggalkan umatnya di bawah bimbingan saudaranya Nabi Harun. Namun, sebagian mereka (Bani Israil) malah melakukan penyembahan anak patung sapi emas. Dengan terjebak atas kesesatan yang dilakukan oleh Samiri (Musa Samiri). Sehingga Allah menghukum mereka yang menyembah berhala  dengan hukuman mati (sebagai taubat) (2/54).

Kedua, ucapan lancang mereka ingin melihat Allah secara langsung (2/55). Kisah singkatnya setelah sebagian mereka diterima taubatnya, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk membawa 70 orang laki-laki yang tidak menyembah berhala dari mereka untuk pergi gunung Thur meminta ampunan dan taubat. Mereka mendengarkan kalam Allah.

ورد أن الله قال لهم : انى أنا الله لا اله الا انا أخرجتكم من أرض مصر بيد شديدة فاعبدون ولا تعبدوا غيري

“Dikatakan bahwa Allah mengatakan kepada mereka: sungguh aku adalah Allah. Tidak ada Tuhan selainku. Aku keluarkan kalian dari tanah Mesir dengan kekuasaan mutlak, maka sembahlah aku jangan kalian menyembah selainku”

Namun, alih-alih mereka tunduk akan perintah tersebut, justru mereka menentang Nabi Musa dengan memintanya untuk menampakkan wujud Allah.

Baca juga:  Sajabijah, Orang Nusantara yang Tinggal di Arab Era Umar bin Khattab

“Wahai Musa kami tidak akan beriman kepadamu sehingga kami dapat melihat Allah secara langsung.”

Dan selanjutnya sesuai dengan ayat (2/55) mereka meninggal terkena Al-Sayhah (penjerit dari malaikat atau api yang turun menyambar).

Keistimewaan Syariat Umat Muhammad

Selain merupakan syariat yang sempurna dan menyempurnakan, banyak keistimewaan yang dimiliki syariat umat Nabi Muhammad daripada umat-umat sebelumnya. Jika ada yang mengatakan agama Islam itu ruwet dan kebanyakan peraturan justru umat sebelum Islam lebih ruwet lagi.

Syekh Muhammad bin Alawi Al-Maliki (1944-2004 M) dalam kitabnya Khasais Al-Ummat Al-Muhammadiyah menyebutkan beberapa keistimewaan tersebut. Diantaranya:

Ketika salah seorang dari Bani Israil melakukan suatu dosa atau kemaksiatan maka ketika pagi hari ia akan menemukan kelakuannya itu tertulis di depan pintu rumahnya dan langsung ada dendanya: “si fulan melakukan anu dan anu, kafaratnya anu dan anu”.

Hal itu tidak terjadi pada umat Nabi Muhammad. Allah memberikan anugerah dengan menutupi aib tiap umat Nabi Muhammad.  Coba bayangkan jika syariat Bani Israil berlaku di zaman ini. Bisa penuh rumah kita dengan coretan-coretan dosa kita.

Nabi Musa Nabi yang Cerewet

Bukan hanya kaumnya yang dikatakan ngeyelan. Nabi Musapun disebut merupakan Nabi yang cerewet. Akan tetapi secerewet- cerewetnya Nabi Musa musti terkandung banyak hikmah di dalamnya.

Baca juga:  Pelajaran dari KeruntuhanAl-Muwahidun

Ada sebuah kisah yang mungkin akan sedikit menjelaskan hal ini. Syekh Ibnu Katsir (w 774 H) dalam kitabnya Qasas Al-Anbiya menyebutkan pernah terjadi beberapa adu argumentasi antara Nabi Musa dengan Nabi Adam.

قال الامام أحمد: حدثنا أبو كامل, حدثنا ابراهيم, حدثنا ابن شهاب, عن حميد بن عبد الرحمن, عن أبي هريرة قال: قال رسول الله ص: احتج أدم موسى, فقال له موسى: أنت أدم الذي أخرجتك خطيئتك من الجنة؟ فقال له أدم: وانت موسى الذي اصطفاك الله برسالاته وبكلامه, تلومنى على أمر قدر علي قبل أن أخلق؟” قال رسول الله ص: فحج أدم موسى فحج أدم موسى” مرتين

Imam Ahmad berkata: menceritakan kepadaku Abu Kamil, menceritakan kepadaku Ibrahim, menceritakan kepadaku Ibnu Syihab dari Humaid bin Abdirrahman dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: Nabi Adam pernah beradu argumentasi dengan Nabi Musa. Nabi Musa mengatakan: Apakah engkau Adam yang mana kesalahanmu mengeluarkanmu (dan keturunanmu) dari surga?. Nabi Adam menjawabnya: Dan apakah engkau Musa yang terpilih oleh Allah mendapatkan risalah dan kalam dariNya, apakah engkau akan menyindirku terkait persoalan yang telah diputuskan bahkan sejak sebelum aku diciptakan?. Rasulullah bersabda: “Adam mengalahkan Musa, Adam mengalahkan Musa, dua kali.

Selain riwayat tersebut masih banyak riwayat lain terkait adu argumentasi antara Nabi Musa dan Nabi Adam. Wallahu a’lam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top