Allah dan Alam Semesta: Membaca Buku Baru Karya Kiai Said Aqil

Tentu saja saya merasa senang dan menyambut gembira mendapat hadiah buku berjudul “Allah dan Alam Semesta: Perspektif Tasawuf Falsafi” langsung dari penyusunnya, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA., Ketua Umum PBNU. Buku tersebut ditandatangani dan kemudian dihadiahkan kepada saya pada sore Selasa, 26/01/2020 di kantor PBNU, Jl. Kramat Raya 164 Jakarta, sehari menjelang saya akan ke Istana Merdeka untuk mengikuti kegiatan suntik vaksin Covid-19 tahap kedua, bersama Presiden RI, Bapak Ir. H. Joko Widodo.

Buku tersebut diterjemahkan dari disertasi penyusunnya yang berbahasa Arab, berjudul asli “Shilatul-Lah bil-Kawn fit-Tashawwuf al-Falsafi”. Terus terang saya merasa lebih nikmat membaca teks disertasi tersebut dalam Bahasa Arabnya dari pada terjemahnya. Cita rasa dan keindahan Bahasa Arab dari disertasi tersebut sungguh luar biasa, amat mencerminkan penguasaan Bahasa Arab dari penyusunnya yang sungguh di atas rata-rata. Selain itu, membaca disertasi yang sangat rumit dan filosofis terkait ajaran tasawuf itu memerlukan kesabaran dan perenungan yang mendalam untuk mendapatkan pemahaman yang benar. Orang kebanyakan pastilah mengalami kebingungan untuk bisa memahaminya dengan baik dan benar. Hal yang saya sebut terakhir ini mencerminkan betapa jenius penulisnya. Itulah sebabnya, banyak orang salah memahami pikiran-pikiran brilian dari penulisnya. Sayangnya saya hanya membaca disertasi aslinya itu dalam format PDF.

Buku tersebut adalah terjemah dari disertasi penulisnya saat menyelesaikan kuliah S-3 pada Jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin di Universitas Ummul Qura, di Makkah al-Mukarramah yang telah diujikan pada 28/04/1994 dengan predikat Summa Cumlaude. Telah diuji oleh Prof. Dr. Mahmud Ahmad Khafaji, Prof. Dr. Barakat Abdul Fattah Duwaidar,vdan Prof. Dr. Ali Nafi’ ‘Ulayyan.

Berbagai aspek teoretik dalam ilmu tasawuf dibahas dengan sangat baik, detil, dan mendalam dalam disertasi ini, mulai dari sejarah tasawuf sejak awal mulanya, tentang ma’rifatullah (dalam pandangan Dzunnun al-Mishri, Abu Yazid al-Busthami, dan al-Hallaj), tauhid (menurut al-Imam al-Junaid al-Baghdadi, al-Ghazali, dan al-Suhrawardi), fana’ (dalam pandangan al-Kalabadzi, al-Qusyairi, dan al-Sarraj ath-Thusi), tentang hulul oleh al-Hallaj , ittihad, juga tentang teori wahdatul wujud-nya Ibnu ‘Arabi (bukan Ibnul-‘Arabi). Selanjutnya dengan rinci dan sangat baik dibahas tentang Relasi Allah dan Alam, Allah dan Manusia, Hakikat Muhammad, al-Insan al-Kamil, Allah dan Sifat-sifat-Nya, Tanzih (Transendensi) dan Tasybih (Imanensi), al-A’yan al-Tsabitah. Disertasi ini juga dengan sangat berkualitas membahas tentang Kemajemukan dan Kesatuan Agama-agama, dan sebagainya.

Pendek kata, disertasi yang ditulis oleh Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA. tersebut demikian menarik, mendalam, amat filosofis, namun banyak memberikan informasi “baru” karena amat jarang yang sanggup membahasnya dengan sempurna. Saya berpendapat bahwa buku tersebut bukanlah konsumsi kalangan awam dari umat Islam, tetapi amat bermanfaat memberikan ilmu dan perspektif baru bagi khususnya para ulama yang ingin lebih dalam menyelami samudera ilmu tasawuf dari perspektif tasawuf falsafi, lebih-lebih para kyai di Indonesia yang lebih banyak menekuni tasawuf ‘amali. Saya yakin, buku tersebut penuh gizi yang mungkin bisa menyehatkan cara pandang kita dalam beragama dalam perspektif yang berbeda. Para kyai akan rugi jika tidak memiliki dan membaca buku langka ini.

Saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih banyak kepada Kyai Said yang telah menghadiahi saya karya ilmiah yang telah disusunnya berdasarkan referensi berupa kitab-kitab tasawuf dalam jumlah yang sangat banyak itu, jazakumullah khairan katsira, semoga bermanfaat.