Berikut ini adalah foto lawas yang mengabadikan citra ruang khusus tempat bekerja Hadratus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, sekaligus salah satu sudut perpustakaan pribadi beliau di kediamannya yang diberkahi, yaitu Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Dalam keterangan, dijelaskan jika foto ini diambil tak lama setelah KH. M Hasyim Asy’ari meninggal dunia. Artinya, foto ini diambil tahun 1947, tahun di mana KH. M. Hasyim Asy’ari wafat (25 Juli 1947).
Ruang dan perpustakaan pribadi Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari ini jugalah yang pada tahun 1936 dikunjungi oleh sejarawan Arab Syaikh Muhammad Asad Shahab. Tokoh terakhir ini secara khusus menulis kitab biografi Hadratus Syaikh dalam bahasa Arab dan diterbitkan di Beirut, Lebanon pada tahun 1971 (1391 Hijri) oleh penerbit Dâr al-Shâdiq. Judul kitab tersebut adalah “al-‘Allâmah Muhammad Hâsyim Asy’ari: Wâdhi’ Labnah Istiqlâl Indûnîsiyâ”.
Terkait perpustakaan pribadi Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, Muhammad Asad Shahab mengatakannya sebagai salah satu perpustakaan terlengkap di Indonesia pada masanya, memiliki himpunan koleksi pelbagai macam bahasa, juga koleksi kitab-kitab langka, baik cetak atau pun manuskrip (naskah tulis tangan) kuno.
Muhammad Asad Shahab menuliskan:
تعد مكتبة الحاج محمد هاشم أشعري من أغنى المكتبات لاحتوائها على أنفس الكتب العلمية الإسلامية من مطبوعات ومخطوطات أثرية قديمة. وتضم هذه المكتبة جل الكتب المؤلفة باللغة العربية والإندونيسية والجاوية والماليزية وبعض اللغات الأجنبية الأخرى. وهي تضاهي مكتبة هيئة البحوث الإسلامية بجاكرتا
(Perpustakaan pribadi Haji Muhammad Hasyim As’ari terhitung sebagai salah satu perpustakaan terkaya dan terlengkap, karena menghimpun koleksi kitab-kitab ilmiyah Islam yang langka, baik itu kitab cetak atau manuskrip kuno. Perpustakaan tersebut menghimpun koleksi literatur ditulis dalam bahasa Arab, Indonesia, Jawa, dan Melayu, serta sebagian bahasa asing lainnya. Perpustakaan ini bisa dikatakan menandingi [kelengkapan dan kebesaran] koleksi perpustakaan Dewan Kajian Islam di Jakarta)
Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, menurut penuturan Muhammad Asad Shahab, bukan hanya sosok yang memiliki perhatian besar terhadap dunia perkembangan dakwah Islam dan juga pendidikannya, tetapi juga sosok “filolog” yang memiliki kecintaan tinggi dan kepedulian besar terhadap dunia literatur dan pustaka.
Dikatakan Shahab, bahwa KH. Hasyim Asy’ari tak pernah pelit untuk membeli kitab-kitab langka dan berharga. Hal ini agar beliau mampu menyediakan sumber bacaan ilmiah yang melimpah ruah bagi santri-santrinya. Bahkan, KH. Hasyim Asy’ari tak tanggung-tanggung untuk mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membeli koleksi kitab-kitab mansukrip yang langka.
Muhammad Asad Shahab menulis:
يهتم العلامة محمد هاشم أشعري بجمع الكتب العلمية وينفق الأموال الكثيرة لاقتناء وشراء الكتب، بل قد يضطر الى دفع مبالغ باهظة للحصول على كتاب واحد أثري قديم. ولذلك فإن لديه مجموعة كبيرة من هذه الكتب
(KH. Hasyim Asy’ari memiliki perhatian yang besar untuk mengoleksi kitab-kitab ilmiah dan mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membeli dan merawat kitab-kitab tersebut. Bahkan, beliau tak segan-segan untuk mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk bisa mendapatkan sebuah kitab kuno yang dipandang penting. Karena itulah, tidak mengherankan jika beliau memiliki koleksi [perpustakaan] kitab yang sangat besar)
Bagaimana nasib dan kisah perpustakaan pribadi Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari saat ini?
Sebagian dari koleksi kitab-kitab peninggalan Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari saat ini masih tersimpan dan terawat dengan baik di sebuah ruangan khusus di Perpustakaan Pesantren Tebu Ireng Jombang. Saat ini, perpustakaan tersebut dikepalai oleh Bapak H. Zaenal Arifin. Di sana, kita dapat melihat langsung kitab-kitab karya Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam rupa manuskrip asli (naskah tulis tangan), termasuk juga kitab-kitab cetakan tua nan langka koleksi pribadi beliau.
Sebagian lain dari jumlah manuskrip koleksi perpustakaan peninggalan KH. Hasyim Asy’ari yang disinggung di atas tampaknya ada juga yang disumbangkan oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), cucu dari Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). Hal ini dapat kita lihat pada sejumlah koleksi manuskrip PNRI dalam kode naskah AW (Abdurrahman Wahid). (aa)