Sedang Membaca
‘Aqidah Ibnil Lasami: Nazam Tauhid Karangan KH. Hakim Masduqi Lasem (1961)

Dosen di UNU Jakarta. Selain itu, menulis buku dan menerjemah

‘Aqidah Ibnil Lasami: Nazam Tauhid Karangan KH. Hakim Masduqi Lasem (1961)

Ini adalah kitab ‘Aqidah Ibnil Lasami karangan seorang ulama Nusantara asal Lasem, Rembang, Jawa Tengah, KH. Hakim Masduqi (1944-2016). Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab dan berbentuk nazam (puisi) bermetrum (bahr) rajaz. Adapun kandungan isinya berupa kajian bidang dasar-dasar ilmu tauhid, utamanya sifat-sifat wajib bagi Allah dan Rasulullah.

Kitab ini pun melengkapi keberadaan beberapa kitab nazaman ilmu tauhid yang sudah ada sebelumnya yang dikarang oleh ulama dunia Islam. Kitab tersebut telah dikaji dan dihafalkan di beberapa pesantren Nusantara selama berabad-abad yang lalu hingga saat ini, seperti nazam ‘Aqidatil ‘Awwam karangan Sayyid al-Marzuqi, juga nazam Jauharatut Tauhid karangan Syaikh Ibrahim al-Laqqani.

Hakim Masduqi memulai kitabnya ini dengan tujuah baris bait, menerangkan tentang pentingnya mempelajari dan memahami hakikat ilmu tauhid bagi setiap Muslim, karena tauhid adalah intisari dari agama Islam. Pengarang menulis:

قال الفقير حاكم ابن اللاسمي # المرتجي لغفور رب منعم

الحمد لله الذي قد وحدا # ثم صلاته على من حمدا

رسوله ذي الصدق والأمانة # والآل والصحب هداة الأمة

وبعد فالعلم جسيم الشأن # لاسيما التوحيد رأس الدين

به ينال السعد في الدارين # فحكم هذا العلم فرض عيني

وهذه أرجوزة مفيدة # شاملة لزبدة العقيدة

والله يقبل لها وينفع # لكل قارئ لها ويرفع

Baca juga:  Gus Muwafiq: Yang Banyak dan Tak Banyak Diketahui

Berkata hamba yang fakir Hakim anak Lasem # yang mengharap atas ampunan Rabb Pemberi Nikmat

Segala puji bagi Allah yang selalu Diesakan # ShalawatNya semoga tercurah kepada orang yang selalu dipuji

RasulNya pemilik sifat jujur dan amanah # juga kepada keluarga dan para sahabatnya yang menjadi petunjuk umat

Ilmu itu adalah sesuatu yang sangat agung keberadaannya # terlebih lagi ilmu tauhid sebagai kepala agama

Dengannya dapat diraih kebahagiaan di dunia dan akhirat # hukum mempelajari ilmu tauhid ini adalah fardhu ain

Ini adalah sebuah arjuzah (puisi bermetrum rajaz) yang berfaidah # mencakup intisari ilmu akidah

Semoga Allah berkenan menerima karya ini dan menjadi bermanfaat # bagi setiap pembacanya dan menjadi terangkat ganjarannya)

Yang menarik, kitab ‘Aqidah Ibnil Lasami ini ditulis oleh pengarangnya ketika ia masih berusia sangat belia, yaitu 17 tahun. KH. Hakim adalah putra dari KH. Masduqi Lasem (w. 1975) yang terkenal dengan kedalaman ilmu agamanya. Ketika baru berusia dua belas tahun, pengarang kitab ini pun sudah dipercaya untuk mengajarkan kitab Jam’ul Jawami’  dalam bidang kajian ushul fikih yang terkenal rumit dan berat. KH. Hakim menulis:

قد انتهت عقيدة ابن اللاسمي # بحمد رب الخلق مولى النعم

Baca juga:  Kisah dari Masjid Syekh Hasan Sulaiman

وأصلح الفساد حيث يوجد # بعد تأمل صحيح يحمد

لأنه لا بد للإنسان # من الخطاء ومن النسيان

منظومة ابن سبع عشرة سنة # معذورة مقبولة محصنة

Telah selesai penulisan kitab ‘Aqidah Ibn al-Lasami ini # dengan memuji Tuhan Pencipta Makhluk, Pemilik segala kenikmatan

Semoga Ia berkenan memperbaiki segala kerusakan di mana pun berada # setelah masa kontemplasi yang lempang dan terpuji

Karena sudah seyogyanya bagi setiap manusia # tempat segala salah dan juga lupa

Karya berbentuk puisi yang diusahakan oleh anak berusia tujuh belas tahun # semoga berkenan untuk dimaklum, diterima, dan dijaga.

Dalam beberapa bait berikutnya, KH. Hakim Masduqi mengatakan jika karyanya ini diselesaikan pada 1381 Hijri (bertepatan dengan 1961 M), masa yang juga disebut oleh KH. Hakim Masduqi dalam kitabnya itu dengan masa menjamurnya fenomena “kemerosotan moral, kebodohan, fitnah, dan banyaknya bidah”.

Dua puluh tiga tahun setelah masa penulisan kitab ‘Aqidah Ibn al-Lasami ini, pengarangnya kemudian menuliskan syarah (penjelasan) untuknya, yang juga ditulis dalam bahasa Arab. Syarah tersebut berjudul al-Dzakha’irul Mufidah fi Syarhil ‘Aqidah.

Saat ini, kitab nazham ‘Aqidah Ibnil Lasami masih dihafalkan dan syarahnya al-Dzakhairul Mufidah masih dipelajari di beberapa pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur, khususnya yang memiliki jaringan intelektual dengan KH. Masduqi Lasem. Saya sendiri mendapatkan kitab ini sebagai hadiah dari al-Mukarram KH. Taufiqurrahman Subki (KH. Taufiq Pekalongan), pengasuh Pesantren al-Taufiqi, Kedungwuni, Pekalongan, yang terhitung sebagai menantu dari KH. Masduqi Lasem dan ipar dari pengarang kitab ini, yaitu KH. Hakim Masduqi.

Baca juga:  Al-Mawazinul Khamsah: Polemik Fatwa Terjemah Khutbah Jumat Himpunan Raden Natadilaga Cikampek (1940)

Jakarta, April 2018

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
1
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Scroll To Top