Sedang Membaca
Diaspora Santri (13): Nahdlatul Ulama di Yordania: Renaisans Gerakan Kajian Keilmuan dan Kemasyarakatan

Ketua Tanfidziyah PCINU Yordania 2019-2020, Sekretaris Umum PPI Dunia 2019-2020, Master of Islamic Studies in the Contemporary World, University of Jordan 2018-2020.

Diaspora Santri (13): Nahdlatul Ulama di Yordania: Renaisans Gerakan Kajian Keilmuan dan Kemasyarakatan

Bagi masyarakat Indonesia, nama Yordania mungkin tidak banyak didengar dan dikenal dibandingkan dengan negara-negara Arab lainnya. Namun Yordania adalah gem, permata tanah Arab yang perlu dikenal lebih jauh oleh dunia dan terkhusus masyarakat Indonesia. Karena Yordania memiliki begitu banyak jejak historis sejak zaman Romawi, para nabi dan sahabat terdahulu, juga tempat-tempat wisata yang indah dan tentu yang tidak kalah pentingnya, Yordania sebagai perbatasan dan gerbang utama menuju al-Quds, Palestina.

Melalui tulisan ini, kami ingin berbagi sedikit banyak cerita dalam mengaktualisasikan semangat: “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya” dengan berkhidmah dalam organisasi yang kami ikuti selama menempuh studi di bumi Syam ini, terkhusus di PCINU Yordania, untuk membangkitkan kembali semangat An-Nahdlah (Kebangkitan) Nahdlatul Ulama sebagai jam’iyyah yang memiliki eksistensi dengan gerakan ke-Islaman dan kemasyarakatan di Yordania. Karena, meskipun terlahir dari lingkungan masyarakat Nahdlatul Ulama dan mengamalkan tradisinya, pertemuan sesungguhnya kami dengan Nahdlatul Ulama sebagai sebuah organisasi justru baru terjalin ketika merantau ke Yordania.

PCINU Yordania dikenal sebagai organisasi yang aktif mengembangkan kultur kajian keislaman dan keilmuan masyarakat Indonesia di Yordania. Dalam perjalanannya, PCINU Yordania telah melakukan kontribusi nyata lewat kegiatan kajiannya di komunitas mahasiswa dan masyarakat diaspora Indonesia yang berada di Yordania. Eksistensi sebagai sebuah organisasi keilmuan dan keislaman inilah yang ingin dijaga untuk memberikan kemanfaatan yang lebih luas dan efek positif lewat bidang pendidikan dan kajian keislaman.

Namun pada awal kedatangan kami di tahun 2018, PCINU Yordania seperti mati suri dan kehilangan nahkoda karena tidak adanya regenerasi organisasi dari kepengurusan sebelumnya. Hingga akhirnya di bulan April 2019, kami diminta secara verbal oleh Dewan Syuriyah PCINU Yordania untuk mengemban amanah dan melanjutkan pergerakan roda organisasi sebagai Ketua Tanfidziyah PCINU Yordania. Sebuah amanah yang tidak diduga dan menjadi tantangan besar karena harus kembali ‘membangkitkan’ sebuah organisasi besar yang menjadi tumpuan kebangkitan (an-nahdlah) ulama dan umat Islam Indonesia di bumi Yordania.

Baca juga:  Membedah "Manuskrip Sunan Kudus" di Leiden

Tentu tidak mudah memulai perjalanan, karena kami harus memulai organisasi ini hanya lewat cerita dan kisah para senior tentang bagaimana PCINU Yordania bergerak, tanpa ada pengalaman langsung dan transformasi nilai dari pengurus sebelumnya. Tapi dengan niat untuk khidmah dan kembali menghidupkan organisasi ini, kami menyusun program untuk membangun ‘gerakan kebangkitan’ PCINU Yordania bersama para senior dan teman-teman yang bersedia ikut mendukung dengan menjadi pengurus.

Kami mulai dengan melahirkan slogan: “Meneguhkan tradisi, mengkaji nilai Islami” yang menjadi ruh pergerakan yang dilakukan oleh PCINU Yordania. Program yang menjadi fokus utama yang dibangun adalah kajian dwimingguan, diisi oleh para mahasiswa di Yordania sebagai bentuk praktek dan sharing pengetahuan, diselingi dengan kegiatan tahlil dan pembacaan surat al-Kahfi, yang rutin dilaksanakan dengan berkeliling di rumah-rumah mahasiswa hingga rumah para homestaff KBRI Amman yang menyambut baik kegiatan ini, bahkan bapak Duta Besar RI untuk Yordania merangkap Palestina, H.E. Bapak Andy Rachmianto selalu hadir dalam majelis kajian PCINU Yordania bila tidak ada kesibukan di waktu yang sama, sebagai bentuk dukungan yang membesarkan hati kami untuk terus meneguhkan eksistensi pergerakan PCINU Yordania yang baru kami bangun kembali.

Buletin PCINU Yordania dalam bentuk elektronik pun kami terbitkan sesuai dengan momen hari-hari besar Islam setiap bulannya untuk memperluas spektrum kemanfaatan kepada masyarakat Indonesia di Yordania yang menyentuh angka hampir 2000 orang, dengan berbagai tema yang berkenaan dengan hari besar Islam, hukum Islam dan opini tentang Islam di masa kini, sebagai bentuk aktualisasi pengembangan kajian keilmuan yang menjadi fokus gerakan PCINU Yordania.

Baca juga:  Ateisme: Dari Tren, Jadi Brand

Berbicara tentang Yordania, maka kurang lengkap jika tidak melakukan ziarah ke situs-situs bersejarah. Kamipun menginisiasi kembali program Rihlah Ruhiyyah (Perjalanan Rohani) yang pernah dilaksanakan ke makam-makam para nabi (Nabi Syu’aib AS, Nabi Yusya’ bin Nun, murid Nabi Musa AS dan Nabi Ayyub AS) juga ke makam-makam para Sahabat (Dirar bin Azwar RA., Abu Ubaidah bin Jarrah RA., Syurahbil bin Hasanah RA., Amir bin Abi Waqqash RA., Mu’adz bin Jabal RA., dan anaknya Abdurrahman bin Mu’adz RA.) yang berada sepanjang jalan di Utara Yordania, untuk kembali belajar tentang perjuangan para nabi dan sahabat dan ber-muhasabah sebagai seorang muslim.

Bulan Ramadhan tiba, di tengah masa total lockdown yang mengunci dan membatasi aktifitas fisik di luar, PCINU Yordania berusaha untuk tetap mengisi bulan suci Ramadhan dengan kegiatan “Kuliah Ramadhan” secara daring yang didukung penuh oleh KBRI Amman. Menghadirkan para tokoh NU seperti Buya Dr. (HC) KH. Husein Muhammad, Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, Gus Taj Yasin Maimoen untuk menjadi narasumber dan menyapa warga Indonesia di Yordania. Bulan Ramadhan ini juga menjadi momen penting bagaimana PCINU Yordania melebarkan sayapnya dengan melakukan kegiatan kolaborasi dengan PCINU Lebanon pada hari Peringatan Nuzulul Qur’an dengan menghadirkan Habib Prof. Dr. KH. Said Agil Husin Al-Munawwar (Menteri Agama RI 2001-2004) dan dengan PCI Muhammadiyah Yordania dengan menghadirkan pakar ekonomi Islam, Dr. Syafi’i Antonio.

Baca juga:  Personalitas, Identitas, dan Komunitas

Dan pada akhirnya, tepat di bulan Oktober 2020, kami bertekad untuk menyelenggarakan Konferensi Cabang (Konfercab) Istimewa PCINU Yordania untuk pertama kalinya, sejak berdiri pada tahun 2006. Ini didasari oleh pengalaman kami yang mendapatkan amanah tanpa sistem pergantian kepengurusan yang resmi, sehingga menguatkan niat kami untuk membangun ekosistem organisasi yang sehat dengan evaluasi organisasi dan regenerasi kepengurusan yang baik dan berkelanjutan dengan adanya Konfercab ini.

Momen Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2020 menjadi puncak kegiatan Konfercab dengan dilaksanakannya laporan dan suksesi kepengurusan baru. Sebelumnya, dilaksanakan rentetan acara pra-Konfercab yang terdiri dari opening oleh Mustasyar PBNU, KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Sekretaris Jenderal PBNU, Dr. (HC) Ir. KH. Ahmad Helmy Faishal Zaini, yang berkenan hadir dan lagi-lagi membesarkan hati kami sebagai warga Nahdliyyin di Yordania. Juga lomba karya tulis, rangkaian webinar, launching buku “Al-‘Ulum An-Nabawiyyah: Kenali Nabi Dengan Ilmu-Ilmu ini” karya mahasiswa Indonesia di Yarmouk University, Mufti Pakerti Walytama, yang menjadi kesyukuran dan prestasi luarbiasa bagi keluarga besar PCINU Yordania di tahun ini.

Demikianlah sedikit kisah perjalanan selama berkhidmah, untuk meneguhkan kebangkitan PCINU Yordania dengan gerakan kajian keilmuan dan kemasyarakatan. Ke depan, besar harapan bahwa PCINU Yordania akan terus bertransformasi menjadi organisasi yang lebih dewasa, lebih berkembang, berperan aktif dalam mengkaji isu-isu penting terkait Islam dan Nahdlatul Ulama baik di level lokal, nasional bahkan internasional, dan turut menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘ālamin. Insha Allah. [].

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top