Demi waktu fajar,
Demi fajar, yaitu awal mula terangnya bumi setelah kegelapan malam sirna. Pada waktu ini manusia memulai aktivitasnya. Di balik kemunculan fajar itu pasti ada Zat Yang Mahaperkasa.
Allah bersumpah dengan fajar. Fajar yang dimaksud adalah fajar yaumun-nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tanggal 10 Zulhijah, karena ayat berikutnya membicarakan "malam yang sepuluh", yaitu sepuluh hari pertama bulan itu. Akan tetapi, ada yang berpendapat bahwa fajar yang dimaksud adalah fajar setiap hari yang mulai menyingsing yang menandakan malam sudah berakhir dan siang sudah dimulai. Ada pula yang berpendapat bahwa fajar itu adalah fajar 1 Muharram sebagai awal tahun, atau fajar 1 Zulhijah sebagai bulan pelaksanaan ibadah haji.
demi malam yang sepuluh,
Demi malam yang sepuluh, yaitu sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Mereka yang beramal saleh pada hari-hari tersebut akan mendapat pahala yang sangat agung.
Berikutnya Allah bersumpah dengan "malam yang sepuluh". Yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, yang merupakan hari-hari yang sangat dimuliakan beramal pada hari-hari tersebut, sebagaimana diinformasikan hadis berikut: Tidak ada hari apa pun berbuat baik lebih dicintai Allah padanya daripada hari-hari ini. (Riwayat al-Bukhari dari Ibnu 'Abbas) Akan tetapi, ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulan Muharram, atau sepuluh hari pertama bulan Ramadan, atau sepuluh hari pertama setiap bulan.
demi yang genap dan yang ganjil,
Demi yang genap dan yang ganjil dari semua hal. Bisa juga dipahami bahwa yang genap itu adalah makhluk Allah, sedangkan yang ganjil adalah Allah. Dia Maha Esa dan tanpa bandingan. Allah tidak membutuhkan apa dan siapa pun, sedang makhluk sangat bergantung pada yang lain.
Berikutnya lagi Allah bersumpah dengan "yang genap dan yang ganjil". "Yang genap adalah yaumun-nahr di atas, yaitu tanggal 10 Zulhijah, dan "yang ganjil" adalah hari 'Arafah, yaitu tanggal 9 Zulhijah. Itu adalah hari-hari yang dimuliakan juga. Tanggal 9 Zulhijah adalah hari wukuf di 'Arafah, yaitu hari dimulainya ibadah haji, dan tanggal 10 Zulhijah adalah hari mulai penyembelihan hewan kurban.
dan demi malam apabila berlalu.
Demi malam apabila berlalu dan digantikan siang.
Selanjutnya Allah bersumpah dengan "malam ketika berlalu". Malam yang dimaksud adalah malam ketika jamaah haji sudah berlalu dari 'Arafah dan singgah di Muzdalifah dalam perjalanan menuju Mina dalam pelaksanaan ibadah haji. Demikianlah Allah bersumpah dengan hari-hari dalam pelaksanaan ibadah haji untuk menunjukkan bahwa ibadah haji itu besar maknanya dalam pandangan Allah. Hal itu karena ibadah haji itu mengingatkan manusia tentang adanya kematian. Dengan ingat kematian, manusia diharapkan beriman dan berbuat baik. Ayat ini juga bisa ditafsirkan bahwa Allah bersumpah dengan hari-hari yang terus silih berganti untuk menunjukkan bahwa Allah Mahakuasa memelihara dan mengelola alam. Bila sudah tiba waktunya, yaitu hari Kiamat, Ia Mahakuasa pula menghancurkannya dan menghidupkannya kembali
Apakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh (orang) yang berakal?
Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah yang dapat diterima bagi orang-orang yang berakal? Bagi mereka sumpah-sumpah tersebut sangat menggugah. Mereka tergugah untuk memikirkannya secara mendalam karena sumpah itu menunjukkan kekuasaan Allah dan anugerah-Nya yang besar bagi manusia.
Pesan yang ingin disampaikan Allah dengan bersumpah di atas adalah bahwa orang yang mau menggunakan akalnya harusnya mengerti bahwa Allah Mahakuasa mengadakan, memelihara, menghancurkan, dan menghidupkan kembali alam ini. Oleh karena itu, mereka seharusnya beriman dan berbuat baik. Ayat ini merupakan peringatan bagi kaum kafir Mekah pada saat ayat ini turun, agar beriman kepada Allah dan hari kemudian, berbuat baik, dan meninggalkan perbuatan jahat mereka. Juga menjadi peringatan bagi seluruh umat manusia
Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad,
Tidakkah engkau, wahai Rasul dan kaum musyrik, memperhatikan dan merenungkan dengan pikiran jernih bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Ad? Allah mengazab mereka karena telah berbuat durhaka, meski mereka memiliki kekuatan yang luar biasa.
Allah bertanya kepada Nabi Muhammad, yang maksudnya untuk memberitahukan kepada beliau atau siapa saja untuk direnungkan, tentang kaum 'Ad. Kaum ini adalah umat Nabi Hud yang mendiami daerah yang disebut Ahqaf di daerah Hadramaut, Yaman. 'Ad adalah nama nenek moyang mereka, 'Ad bin Iram bin Sam bin Nuh. Mereka diberi nama dengan nama nenek moyang mereka itu. Mereka terkenal sebagai bangsa yang kuat dan memiliki tubuh yang tinggi, besar, dan perkasa. Bukti keperkasaan mereka adalah bahwa mereka telah mampu membangun kota yang disebut Iram dengan gedung-gedung yang kokoh, tinggi, dan megah untuk ukuran pada masa itu. Mereka juga menguasai bangsa-bangsa sekitarnya. Walaupun demikian perkasa dan memiliki peradaban yang tinggi, Allah tetap mampu menghancurkan mereka sehingga hanya tinggal nama. Semua itu akibat pembangkangan mereka kepada Allah dan kesewenang-wenangan mereka kepada manusia.
(yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi
Allah hancurkan kaum ‘Ad, yaitu penduduk kota Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi dan bentuk fisik yang kuat.
Allah bertanya kepada Nabi Muhammad, yang maksudnya untuk memberitahukan kepada beliau atau siapa saja untuk direnungkan, tentang kaum 'Ad. Kaum ini adalah umat Nabi Hud yang mendiami daerah yang disebut Ahqaf di daerah Hadramaut, Yaman. 'Ad adalah nama nenek moyang mereka, 'Ad bin Iram bin Sam bin Nuh. Mereka diberi nama dengan nama nenek moyang mereka itu. Mereka terkenal sebagai bangsa yang kuat dan memiliki tubuh yang tinggi, besar, dan perkasa. Bukti keperkasaan mereka adalah bahwa mereka telah mampu membangun kota yang disebut Iram dengan gedung-gedung yang kokoh, tinggi, dan megah untuk ukuran pada masa itu. Mereka juga menguasai bangsa-bangsa sekitarnya. Walaupun demikian perkasa dan memiliki peradaban yang tinggi, Allah tetap mampu menghancurkan mereka sehingga hanya tinggal nama. Semua itu akibat pembangkangan mereka kepada Allah dan kesewenang-wenangan mereka kepada manusia.
yang sebelumnya tidak pernah dibangun (suatu kota pun) seperti itu di negeri-negeri (lain)?
Itulah kota dengan bangunan-bangunan megah yang pada masanya belum pernah dibangun seperti itu megahnya di negeri-negeri lain.
Allah bertanya kepada Nabi Muhammad, yang maksudnya untuk memberitahukan kepada beliau atau siapa saja untuk direnungkan, tentang kaum 'Ad. Kaum ini adalah umat Nabi Hud yang mendiami daerah yang disebut Ahqaf di daerah Hadramaut, Yaman. 'Ad adalah nama nenek moyang mereka, 'Ad bin Iram bin Sam bin Nuh. Mereka diberi nama dengan nama nenek moyang mereka itu. Mereka terkenal sebagai bangsa yang kuat dan memiliki tubuh yang tinggi, besar, dan perkasa. Bukti keperkasaan mereka adalah bahwa mereka telah mampu membangun kota yang disebut Iram dengan gedung-gedung yang kokoh, tinggi, dan megah untuk ukuran pada masa itu. Mereka juga menguasai bangsa-bangsa sekitarnya. Walaupun demikian perkasa dan memiliki peradaban yang tinggi, Allah tetap mampu menghancurkan mereka sehingga hanya tinggal nama. Semua itu akibat pembangkangan mereka kepada Allah dan kesewenang-wenangan mereka kepada manusia.
(Tidakkah engkau perhatikan pula kaum) Samud yang memotong batu-batu besar di lembah
Dan tidakkah kamu perhatikan pula azab yang telah Allah timpakan atas kaum Šamud yang memotong dan memahat batu-batu besar di lembah untuk dijadikan kediaman mereka?
Begitu juga Allah telah menghancurleburkan kaum Samud, umat Nabi Saleh. Bangsa ini juga telah memiliki peradaban yang tinggi, yang ditunjukkan oleh kemampuan mereka membangun gedung-gedung megah di tempat-tempat datar dan memotong, memahat batu-batu di pegunungan untuk dibuat tempat-tempat peristirahatan, serta membuat relief-relief dan perhiasan-perhiasan dari batu atau marmer. Keahlian mereka itu diceritakan dalam ayat lain: Dan kamu pahat dengan terampil sebagian gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah. (asy-Syu'ara'/26: 149) Walaupun mereka sudah begitu maju, kuat, dan memiliki peradaban yang tinggi, Allah tetap kuasa menghancurkan mereka karena pembangkangan mereka.
dan Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar)
dan tidakkah kamu juga memperhatikan azab Allah kepada Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak? Allah mengazabnya meski ia mampu membangun piramida-piramida yang besar dan mempunyai bala tentara yang banyak.
Allah juga telah menghancurkan Fir'aun. Ia terkenal sebagai raja yang zalim bahkan memandang dirinya tuhan bangsa Mesir. Bangsa ini di bawah Fir'aun juga telah mencapai peradaban yang tinggi, di antara buktinya adalah kemampuan mereka membangun piramid-piramid yang merupakan salah satu keajaiban dunia sampai sekarang. Mereka juga telah memiliki angkatan bersenjata yang besar. Akan tetapi, semuanya itu juga sudah dihancurleburkan Allah sehingga sekarang mereka hanya tinggal nama untuk dikenang.