Nilai-nilai keislaman sejak lama tidak hanya disebarkan melalui dakwah. Selain lagu dan seni rupa, maka media film ikut turut dipertimbangkan sebagai sarana syiar oleh para sineas muslim.
Pekan ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia meluncurkan “Arts Lumiere Indonesia Festival: Muslim World Movie Screening 2025” atau ALIF. Acara ini menampilkan 16 film karya sineas asal negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), yang diputar secara gratis untuk publik di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Gedung Kesenian Jakarta, pada 19-21 September 2025.
“ALIF adalah suatu permulaan dari ide besar Kementerian Luar Negeri untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat budaya dunia Islam di masa mendatang. Hal ini juga sejalan dengan upaya untuk mendekatkan budaya Indonesia dengan budaya negara-negara Islam lainnya sebagai bagian dari diplomasi budaya,” ungkap Wakil Menteri Luar Negeri RI, Anis Matta, sesaat sebelum meluncurkan program ALIF di Djakarta Theater XXI, Jumat (19/9).
Mengusung tema “Stories of Peace” -- yang bertepatan pula dengan Hari Perdamaian Sedunia pada 21 September, festival film ini menjadi panggung bagi para sineas dari negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menampilkan film-film yang mereka produksi, sehingga dapat merefleksikan kebudayaan negaranya.
Festival berlangsung di XXI Djakarta Theater, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Galeri Nasional, dan Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Ada 45 film cerita dan film pendek dari 16 negara yang diputar, diantaranya Mesir, Iran, Saudi Arabia, Turki, Uni Emirat Arab, termasuk Indonesia.
“Kami menerima 62 film dan setelah dikurasi hanya 45 film yang layak ditayangkan dari 16 negara OKI, terdiri dari 17 film feature dan 28 dokumenter,” kata Ani Nigeriawati, Direktur Diplomasi Publik Kemlu RI.
Sementara Duta Besar Bahrain untuk Indonesia, Ahmed Abdullah Ahmed Alharmasi Alhajeri, berharap festival ini dapat menampilkan peradaban Islam untuk dikenal secara luas dan dilestarikan.
“Saya melihat festival ini dapat memperkuat dialog kebudayan dan antarperadaban di masa depan. Saya sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah Indonesia, film-film yang diputar menyajikan kisah-kisah perdamaian berdasarkan nilai-nilai Islam,” papar Dubes Alhajeri.
Ani Nigeriawati menambahkan, program ALIF ke depan akan diperluas menjadi festival tahunan yang menyertakan produk budaya lainnya seperti kuliner, musik, seni budaya dan sastra.
“ALIF menjadi langkah awal untuk mewujudkan integrasi antara Indonesia dan Dunia Islam, dimana saat ini Peta Jalannya tengah dikembangkan oleh Kementerian Luar Negeri” ujar Ani.
Pembukaan ALIF dihadiri oleh tidak kurang dari 200 orang yang diantaranya termasuk Duta Besar Negara sahabat dan anggota OKI, serta para sineas Indonesia seperti Deddy Mizwar dan Christine Hakim.