Mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Malaysia tengah merayakan Maulid Nabi Muhammad. Acara berlangsung dengan khidmat, mendoakan kebaikan untuk Indonesia.
Dok. Panitia.
Perak - Mahasiswa Penerima Beasiswa Pendidikan Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama RI yang tergabung dalam Moragister (Ministry of Religious Affairs Magister) mengadakan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang khidmat di Surau Al-Falah, Kolej Aminudin Baki, Tanjung Malim, Perak, Malaysia. Acara yang berlangsung pada Malam Jumat, 5 September 2025, ini dihadiri oleh 39 mahasantri dari jenjang Magister yang sedang menempuh pendidikan di Negeri Jiran.
Acara ini diselenggarakan dengan tujuan utama untuk mempererat tali silaturahmi, membangun kekompakan, dan memberdayakan para santri yang berada di perantauan. Sebagai organisasi payung yang menaungi penerima beasiswa PBSB Kemenag dalam program Magister dan Doktoral, Moragister secara konsisten menjalankan program perlindungan dan pemberdayaan bagi para santrinya. Dengan adanya acara ini, mereka membuktikan komitmen tersebut dengan menyatukan para mahasantri yang sedang menempuh Pendidikan magister di Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia.
Acara dibuka dengan pembacaan tawasul dan doa yang ditujukan secara khusus untuk para masyaikh, ustadz, dan guru-guru di Indonesia. Ritual ini memiliki makna yang dalam, yaitu sebagai pengingat dan peneguhan kembali akar keilmuan pesantren yang menjadi landasan pendidikan mereka. Selain itu, doa ini juga menjadi penyemangat bagi para mahasantri untuk kembali berjuang membangun Indonesia, khususnya dunia pesantren, setelah mereka menyelesaikan studinya di Malaysia.
Menurut Imam Nawawi, salah satu peserta, acara ini adalah cara mereka untuk menjaga ikatan kuat dengan tanah air dan akar keilmuan yang telah membentuk mereka. "Ini adalah cara kami menjaga ikatan dengan tanah air dan akar keilmuan kami," ujarnya.
Puncak dari acara ini adalah pembacaan Kitab Maulid Al-Barzanji yang menceritakan perjalanan hidup dan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Lantunan sholawat yang dibacakan bersama-sama menciptakan suasana religius yang mendalam dan penuh kehangatan untuk memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad saw. Mahalul qiyam membawa para peserta seakan Kembali kepada budaya pesantren mereka. Diaman pembacaan maulid barzanji merupakan kegiatan yang tidak luput dari penyelenggaraan.
Setelah pembacaan maulid, seluruh peserta berdoa bersama untuk keselamatan, kedamaian, dan keamanan bangsa dan tanah air Indonesia. Khususnya, untuk para korban jiwa selama demonstrasi yang berkobar di Indonesia.
Menurut Ustadz Azhar, yang merupakan panitia sekaligus Pimpinan Divisi Diaspora & Hubungan Internasional Moragister, acara ini adalah pertemuan perdana bagi para mahasantri PBSB di Malaysia. Tujuannya adalah untuk berkontribusi melalui doa dan silaturahmi, terutama melihat situasi politik di Indonesia yang sedang memanas. "Melihat perkembangan politik yang memanas di tanah air, perjuangan kami sebagai santri yang jauh dari Indonesia setidaknya dapat diimplementasikan melalui doa," jelasnya.
Azhar juga menegaskan bahwa Moragister memiliki komitmen yang jelas untuk menyampaikan aksi damai dan tuntutan terhadap segala bentuk kesewenangan yang terjadi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kepedulian mereka tidak hanya berhenti pada doa, tetapi juga pada aksi nyata yang sesuai dengan nilai-nilai damai yang mereka anut.
Acara yang diakhiri dengan sesi ramah tamah ini berhasil menciptakan suasana kehangatan dan memperkuat jalinan ukhuwah Islamiyah di tanah rantau. Kegiatan ini mendapatkan apresiasi tinggi dari pihak pengelola asrama Universiti Pendidikan Sultan Idris, Kolej Aminudin Baki. Pimpinan Asrama, Cik Zamrus, mengungkapkan kekagumannya. "Alhamdulillah, tahniah dan terbaik pelajar yang saya hormati," katanya. Menurutnya, acara ini memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan sosial dan kerohanian mahasiswa di asramanya.
Peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh Moragister ini lebih dari sekadar seremonial keagamaan. Ini adalah bukti nyata kepedulian para mahasantri Indonesia terhadap kondisi tanah air. Melalui acara seperti ini, Moragister berhasil menciptakan ruang bagi terjalinnya silaturahmi yang erat dan memperkuat rasa persaudaraan. Hal ini sangat penting agar para mahasantri dapat lebih semangat dan fokus dalam menempuh studi mereka di Malaysia, sambil tetap menjaga kontribusi positif bagi Indonesia, baik melalui doa maupun aksi damai. Kegiatan ini menunjukkan bahwa meskipun jauh dari kampung halaman, semangat untuk berbakti kepada bangsa tidak pernah luntur.