Beberapi hari kemarin viral video Ustaz Abdul Somad tentang salib. Saya tak hendak panjang-lebar mengupas ucapan ustaz yang yang melanjutkan kuliah di Sudan itu. Namun saat melihat video ini saya teringat kisah di Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari berikut.
Di sana (Fathul Bari: vol vii, hlm 21) dikisahkan bahwa Sulaiman b. Musa bertanya kepada Atha’ b. Abi Rabah:
“Apakah kau menemui (Jawa: nututi) di Kakbah ada lukisan?”
Atha’ menjawab: “Ya, aku menemui zaman di mana lukisan Bunda Maria memangku Yesus terukir di Kakbah.”
Lukisan Yesus? Lukisan Bunda Maria? Di Kakbah? Bagaimana bisa?
Ya, benar. Lukisan ini tidak dihapus Nabi saat berhala-berhala Arab dihancurkan. Hal ini bisa dibuktikan salah satunya dalam Akhbar Makkah (vol i, hlm 249; Dar Andalus) karya Abul Walid Al-Azraqi. “Saat Pembebasan Kota Mekkah,” Azraqi menulis, “Nabi menyuruh Fadhal bin Abbas membawa kain yang dibasahi air Zamzam.”
Lalu Nabi meletakkan tangannya di atas lukisan Yesus dan Maria dan beliau bersabda: “Hapus semua lukisan ini kecuali yang ada di bawah tanganku.” Maka semua lukisan itu dihapus kecuali lukisan Yesus dan Maria.
Meskipun hadis ini daif secara transmisi, tapi hadis ini tsabit li ghairihi (sahih karena hal lain). Hal lain itu adalah pengakuan Atha’ bin Abi Rabah bahwa ia sempat melihat lukisan itu. Lukisan Yesus dan Bunda Maria ini baru hilang saat Kakbah tertimpa kerusakan pada masa Ibnu Zubair.
Fakta-fakta sejarah ini harusnya membuat kita menjadi pribadi yang “tidak kagetan” dan tidak dogmatik; agar tak kaku dan tak selalu merasa diintai; agar tak selalu menganggap semua orang musuh dan tak menganggap dirinya mangsa. Wallahu a’lam.